6

197 20 0
                                    

[3rd POV ]

Esok hari setelah matahari menampakan diri. Ren terbangun dengan mata yang suntuk, nyaman, posisinya masih berada di pangkuan Aru, namun lebih mendekap.

Wajahnya menjadi memerah seketika, penuh rasa malu. Dia melihat pada Aru yang menutup mata nya. Tatapannya berubah seketika ketika melihat sosok wanita yang tengah menutup mata itu.

"Aru?"

Ren melepaskan diri, mencoba untuk membangunkan Aru.

"Aru bangun."

"Oi."

Tidak ada respon dari Aru. Ren pun mencoba untuk mendengarkan detak jantungnya.

(Masih berdetak, namun sangat panas)

Aru terkena demam tinggi. Ia harus cepat-cepat diberi penawar. Saat ini, Aru sedang dalam kondisi pingsan.

"Demamnya semakin parah... Aku harus segera menemukan sesuatu yang dapat membantu Aru."

"Haruskah ku gendong dia atau kutunggu dia disini?"

(Pertanyaan yang bodoh)

Ren pun memutuskan untuk membawa Aru, menggendongnya dengan lembut di punggungnya. Lagi-lagi Ren merasakan dekapan lembut dari dua buah dada nya Aru. Dan Ren merasakan panas di bagian pinggang bawahnya, yang mana itu tepat pada alat kemaluan Aru yang saat ini bergesekan dengan pinggangnya itu.

(Dia Aru , Seorang pria berusia 25 tahun yang suka nge-game )

Ren berusaha untuk mengingat sosok Aru.

(Percuma saja sial!)

Ingatan itu tiba-tiba berubah menjadi bayangan tentang dia yang melakukan perkawinan dengan Aru. Wajahnya seketika memerah.

"..."

"Ayo segera pergi dari tempat ini." Cetus Ren, yang disisi lain mencoba untuk menghilangkan hayalan kotor itu.

(Kembali menjadi remaja itu sangat merepotkan...)

(Hasratku meningkat berlipat lipat dari biasanya... Ukh...)

Ren melanjutkan perjalanan dengan harapan menemukan sesuatu yang dapat membantu Aru.

(Setidaknya aku ingin keluar dari hutan ini terlebih dahulu)

Maka dari itu, dia mencari jalan keluar dari hutan yang sangat luas tersebut. Ren melanjutkan perjalanan dengan menggendong Aru.

Dia sama sekali tidak terlalu keberatan, meskipun harus menggendong Aru selama nya. Malah, ia merasakan suatu kenikmatan dari itu.

Beberapa menit berjalan dan yang dilewatinya hanyalah pohon dan pohon, Ren menemukan sesuatu di depan sana.

"Itu ..."

Di depan sana, Ren melihat sesuatu yang tampak berkelip, dan ketika Ren berjalan mendekat, itu nampak jelas.

"Itu air!"

Ren berhasil menemukan aliran sungai di tengah hutan.

Ren kemudian menurunkan Aru dan membuatnya berbaring dengan nyaman di rumput sebelah sungai. Setelah itu, Ren kemudian mendekati hulu sungai.

Ren mengatup tangannya dan mencoba air di sungai tersebut.

Air itu terlihat jernih, karena itu Ren berani untuk mencoba meminumnya.

"Ini sempurna."

"Aru harus meminum ini... Dia tidak minum terlalu lama."

Ren menghampiri Aru yang tengah dalam keadaan terbaring.

"..."

Ren berusaha untuk tidak memandangi tubuh Aru karena akan sangat berbahaya untuk jiwa mudanya yang kini bergejolak bagai api yang menyala nyala.

(Apa dalam keadaan pingsan, Aru dapat menelan air??)

Ren membuka buah bibir Aru yang berwarna merah muda.

"Astaga ini sangat lembut..." Cetus nya ketika menyentuh bibir dan pipi Aru.

(Aku sangat ingin memasukan sesuatu yang lain pada Mulut seksi itu)

Imajinasi kotor Ren kembali.

Ren geleng-geleng kepala, berusaha dengan paksa membuyarkan semua pikiran bejad nya, dan fokus untuk kelangsungan Aru.

Ren mengambil Air dari sungai, lalu memasukannya ke dalam mulut Aru.

"Tidak tertelan?"

Tetapi Airnya tidak masuk ke dalam tenggorokan Aru. Itu hanya berdiam di dalam mulut Aru saja. Ren harus melakukan sesuatu untuk itu.

(Ini kesempatan ku....!)

(apanya yang kesempatan!?)

Ren melihat terus mulut Aru yang terbuka, terpana dan terpikat oleh titik itu.

Ren tampaknya telah menemukan alasan untuk melakukan aksi.

"..."

Ren mulai mendekati wajah Aru. Mulut mereka akan bertemu.

Wajah Ren penuh merona. Hal ini akan segera terjadi, yaitu ciuman pertamanya ia berikan untuk Aru, begitupun bagi Aru sendiri.

Mereka berdua sama-sama belum pernah berhubungan intim dengan wanita. Karena itu, hal ini cukup canggung.

Ren menyentuh bibir pink mirik Aru.

"..."

Bibir mereka hendak saling bersentuhan...

Tetapi sebelum itu terjadi, air dalam mulutnya sudah menghilang ke dalam tenggorokan.

Tatapan tajam ditujukan pada Ren.

"Apa yang sedang kau lakukan?"

Aru telah sadarkan diri kembali.

Matanya menatap Ren dengan serius.

Transmigrasi ke Isekai hardcoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang