8

216 18 11
                                    

Aru dan Ren terus berjalan sepanjang sisi tebing.

Tidak ada tempat lain selain hutan di sekitar mereka.

Aru dan Ren memerlukan sebuah solusi. Tetapi saat ini, pikiran mereka telah buntu.

Ren lalu menurunkan Aru dengan pelan di sandaran pohon. Ren sudah terlihat kelelahan.

"Aru, sekarang kita harus apa?"

Aru mencoba berpikir untuk menemukan solusi.

"..."

Aru teringat dengan buku sihir yang dapat dia baca.

(Mungkin ada petunjuk disana)

Aru merogoh tas selempang nya dan mengambil Buku sihir.

Semua halamannya berisi rapalan sihir yang hanya Aru yang dapat membacanya.

Aru terus membalik halaman satu persatu berharap menemukan sesuatu yang dapat memberinya petunjuk.

"Ah, ini..."

Aru melihat sebuah pesan yang kelihatannya di tulis oleh pemilik asli buku sihir tersebut.

Pesan itu tertulis, "cobalah untuk merapal ini jika kamu memerlukan petunjuk."

Pesan itu seolah ditujukan untuk Aru yang benar-benar memerlukan petunjuk.

Lalu di bawah itu, terdapat bahasa rapalan.

Lalu Aru pun mencoba merapalkannya.

"Alam peri , benang sutra yang memanjang, kunang-kunang malam sebagai petunjuk, perlihatkanlah cangkrawala di balik gulita yang buta... Holljuzt."

Tangan Aru tiba - tiba bersinar terang berwarna biru. Lalu kemudian, mendadak tercipta sebuah kertas lusuh dengan gambar pola sihir berbentuk bintang.

Lalu di kertas itu tertulis,

"Teleportasi..."

"Ini... Ini sihir teleportasi Ren!" Sahut Aru dengan senang.

"Be-benarkah??"

"Iya!"

Wajah Ren terlihat menunjukan keraguan.

"Apakah berfungsi? Kita sebaiknya jangan senang dulu.", Tutur Ren, meskipun dia benar-benar berharap bahwa sihir itu bekerja.

"Mendekatkan kemari, Ren, kita akan mencoba nya."

Aru memegang tangan Ren. Sontak itu pun membuat Ren terkejut.

"Apa kau tau cara menggunakan kertas ini?" Tanya Ren, merasa aneh.

"Aku mengetahuinya. Entah kenapa, semuanya masuk ke dalam kepalaku begitu saja.", balas Aru.

Aru pun merobek kertas itu, lalu setelah itu kembali menggenggam erat tangan Ren.

Tiba-tiba, cahaya berwarna biru keluar dari tubuh mereka. Perlahan, tubuh mereka menjadi partikel yang mulai berterbangan.

"I-ini berhasil..." Ujar Ren yang seolah tidak percaya.

"Aku menyesal baru menyadari hal ini sekarang..." , keluh Aru.

Lalu mereka pun lenyap dari tempat itu. Mereka pergi berpindah ke suatu tempat yang jauh, yang merupakan tujuan dari sihir teleportasi tersebut.

Di tempat lain...

Di sebuah desa yang bernama Dogramae. Tempat bersinggah nya para petualang yang menjalankan misi. Disana, terdapat sebuah bangunan yang merupakan penginapan umum.

Resepsionis disana bernama Loris. Dia sedang berkemas untuk pergi ke suatu tempat.

Loris membawa koper, menuju sebuah tempat yang berada di bangunan lain yang terlihat kosong terbengkalai. Bangunan itu merupakan rumah kecil yang memiliki perabotan lengkap, rumah peninggalan seseorang yang di titipkan pada Loris.

Lalu, Loris memasuki rumah itu, dan berjalan ke dalam kamarnya. Membuka lemari buku yang ada di dalam kamar. Lalu kemudian menarik salah satu buku yang ternyata merupakan sebuah tuas untuk membuka ruangan lain. Lemari buku itu bergeser, memperlihat sebuah pintu yang terhubung dengan ruangan bawah tanah rahasia.

Loris merapalkan sihir api, dan berjalan di lorong yang gelap, menuruni tangga ke bawah, sembari membawa koper di tangan kanan nya.

Dia pun tiba di sebuah pintu kayu tua. Kemudian membuka pintu itu.

Cahaya biru memenuhi ruangan itu, cahaya itu bersumber dari lingkaran sihir besar dengan pola yang rumit, lalu di atas lingkaran sihir itu, terdapat dua orang yang tengah duduk.

Satu laki-laki dan satu perempuan yang pahanya tertancap oleh Belati.

Transmigrasi ke Isekai hardcoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang