16

158 22 5
                                    

Aru dan Ren telah membuat rencana untuk penyerangan pada malam hari. Mereka berdua mengumpulkan informasi pada warga desa mengenai Orc tersebut, dan salah satu warga pernah menyaksikan Orc tersebut yang tertidur saat malam. Itu menjadi kesempatan bagus untuk serangan dadakan.

Lalu, Aru dan Ren bersembunyi di belukar semak - semak yang sudut pandangnya terarah pada gubuk gudang makanan. Hari itu sudah malam, namun Orc masih terlihat mondar-mandir dengan memakan beberapa apel dalam satu suapan yang jorok.

Selain Aru dan Ren, Olzek juga menemani mereka dalam perburuan ini sebagai pemandu yang menjelaskan kelemahan Orc yang umumnya diketahui oleh para Petualang."mereka lambat.", itulah salah satu kelemahan Orc. Mereka berjalan dengan lambat, berlari dengan lambat, dan menyerang dengan lambat. Orc kehilangan kecepatan karena bobotnya yang mencapai puluhan sampai ratusan kilo karena kerakusan yang tidak ada habisnya. Namun, Orc sangat kuat dengan kulit nya yang tebal dan tenaganya yang kuat. Maka karena itulah mahkluk tersebut dimasukan ke dalam kategori Kasta 7 yang perlu diwaspadai. Dan selain itu, hal lain yang paling menjijikan yang dimiliki oleh Orc adalah, mereka memiliki nafsu kuat untuk menghamili ras lain dengan tiada batas, sama seperti Goblin, mereka lebih cenderung memilih ras lain untuk dikawini.

Kembali pada Aru dan Ren, mereka sedang mendiskusikan tindakan apa saja yang akan mereka lakukan.

"Jika Orc itu terbangun saat akan kita bunuh, maka kita akan beralih ke plan B.", ucap Ren.

"Aru, pastikan untuk merapal sihir gravitasi lagi.", ucap Ren.

Aru mengangguk mengerti.

"Sementara saat kau merapalkan sihir itu, aku akan memancingnya dengan mengajak Orc itu bertarung, pastikan untuk menjaga jarak dari Orc nya Oke?"

"Aku paham Ren."

"Rencana ini berlaku jika Orc itu terbangun.", tegas Ren.

"Siap tuan Protagonis.", sahut Aru dengan sedikit meledeknya.

"Hahaha okelah Heroine.", balas Ren.

Seketika itu membuat Aru menggembungkan pipinya. "Apalah kau ini.", kesal Aru.

Ekspresi itu membuat Ren menelan ludahnya sendiri, dan terdiam beku dalam beberapa saat, membuat wajahnya memerah seketika , sehingga dia pun memaksakan diri untuk tersadar dengan menggeleng-geleng kepalanya, agar perasaan aneh yang muncul itu segera buyar.

Melihat tingkah Ren yang tidak terduga itu, Aru tersenyum tipis.

"Sudah-sudah kita harus fokus!", tegas Aru.

****

Pada malam hari , mereka memulai pergerakan disaat Orc yang memasuki gudang, tidak pernah keluar lagi. Itu sudah lebih dari satu jam saat Orc tersebut memasuki Gudang. Aru dan Ren yakin bahwa Orc itu telah tertidur.

Mereka berdua melangkah menyelinap ke sisi Gudang dan menengok isi gudang tersebut.

Tempat itu sangat gelap karena tidak ada penerangan apapun. Sulit untuk tahu situasi di dalamnya, dan Olzek datang menghampiri Aru dan Ren yang sedang bersembunyi di balik Gudang. Olzek membawa Obor yang mencolok di tengah malam itu.
"Terima kasih.", ucap Ren. Berkat kedatangan Olzek dan obornya, rencana pertama mungkin akan terealisasi.

Dengan begitu, mereka berdua dituntun oleh Olzek untuk memasuki gudang. Ren berada di garis depan, dan memastikan keadaan, Olzek ditengah-tengah, membawa obor sebagai penerangan, dan Aru berada di belakang, mempersiapkan rapalan nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi ke Isekai hardcoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang