POV: RUMAH ADELARD
"AAAAAAAAKKKHHH JARIKUUUU ...!!!"
Teriak perempuan malang yang kini sudah kehilangan jari kelingking tangan kirinya. Adelard memang keji, ia tiada ampun dengan memotong salah satu jari tangan milik Daisy, membuatnya menjerit.
Darahnya mengucur sampai ke lantai. Daisy menangis sejadi-jadinya sembari menekan kuat lengan kirinya. Ia tak sanggup menahan sakit itu.
"ADELARD ... SAKIIIITTT LARD ... SAAAKIIIITTTT ...!!!" jeritnya ditengah isakan.
Daisy pun mencoba mengambil seutas kain dengan merobek ujung bajunya sendiri guna menghentikan darah yang terus mengalir itu.
Daisy membungkus jarinya tersebut menggunakan kain baju itu, ia sungguh tidak tahan betapa perih, sakit, dan ngilunya.
Tubuhnya kini bergetar hebat, ia masih sesenggukan dan terisak merasakan nasibnya yang pedih, tak kunjung datang bala bantuan yang bisa membebaskannya.
"Apakah memang ini takdirku? Aku harus mati perlahan dengan cara seperti ini," batin Daisy sangat pilu.
Sementara Adelard kini mematung setelah berhasil membuat satu jari tangan Daisy hilang.
Adelard menjatuhkan pisaunya di lantai lalu pergi kemudian disusul oleh Viola.
Sesampainya di bawah, mereka kini berada di minibar milik Adelard. Cowok itu terlihat tengah melamun setelah nekat memotong salah satu jari tangan Daisy.
Adelard masih terngiang jeritan penuh luka dari Daisy akibat ulahnya. Ia seperti 'tak tega' dan 'merasa bersalah' karenanya.
Viola menepuk pundak kanan Adelard dan berkata, "Kamu mikirin Daisy? Udahlah sayang, tindakanmu tadi itu nggak salah sama sekali. Malah justru bagus biar perempuan itu jera dan nggak berani lawan kamu lagi,"
Adelard menatap Viola, "Apa gue terlalu berlebihan ya nyiksa Daisy kali ini? Gue masih kebayang wajahnya yang sangat kesakitan," ujarnya.
"Sayang, kan udah aku bilang kalo tindakanmu itu nggak ada yang salah, biar tau rasa dia dan nggak macem-macem lagi sama kamu," hasut Viola.
"Hmm, iya. Harusnya gue nggak perlu mikirin ini salah atau benar, yang jelas, Daisy harus berhenti mikirin dan nyebut nama Ansell di depan gue!" celos Adelard masih emosi.
Viola pun nampak bingung, "Kamu cemburu?" tanyanya.
"Apa?! Gue cemburu? Sama siapa? Ansell? Lo gila? Ngapain gue cemburu," jawab Adelard berupaya mengelak.
"Kan aku cuma nanya aja sayang, yaudah mulai sekarang lupakan soal itu dan fokus sama aku, heum?" ujar Viola seraya mengelus lembut wajah Adelard.
"Oke, mulai sekarang, lo juga akan tinggal disini sama gue dan Daisy. Tapi jangan pernah sekalipun lo ngasih tau sodara gue terutama kak Raksa soal tempat ini. Mengerti?!" gertak Adelard.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD DECISION - NEW SEASON
Romance[ ADELARD - DAISY - ANSELL ] = RE-MAKE BAD DECISION SEBELUMNYA Langsung baca aja biar nggak penasaran. Karya ini merupakan KARYA ORISINIL yang dibuat berdasarkan karangan murni, tidak bermaksud menyinggung pihak manapun. DILARANG PLAGIAT! REFERENSI...