BD 17: ANJING BERKEPALA KUCING

77 18 20
                                    

POV: RUMAH ADELARD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

POV: RUMAH ADELARD

Adelard menodongkan pisaunya ke arah Juan dan Leon. Namun kedua teman Ansell itu sama sekali tidak gentar meski Adelard mengancamnya.

BUGH!

Dengan langkah cepat, Juan menendang lengan Adelard hingga membuat pisaunya terjatuh.

"FUCK!" umpat Adelard, sangat geram.

"LO NGGAK BISA NGAPA-NGAPAIN LAGI SEKARANG, BAJINGAN!" teriak Juan.

"DIEM LO!" balas Adelard masih dengan emosinya.

"LO YANG DIEM BANGSAT! MENDINGAN SERAHIN DIRI LO KE POLISI SEKARANG!" sahut Leon.

Adelard kini melihat kedatangan polisi yang sudah semakin dekat menuju ke rumahnya.

Adelard pun nekat melarikan diri, namun ...

DOR!

"AKH! SIAL! KAKI GUE!" pekik Adelard kesakitan kala langkahnya didahului oleh kedatangan polisi. Kini, Adelard tidak bisa kabur lagi, kakinya tertembak.

"Bawa dia sekarang, Pak!" pinta Juan.

Kemudian, polisi itu berhasil menangkap Adelard.

"Sukurin lo!" ujar Leon merasa puas saat Adelard sudah terborgol dan berjalan terpincang melewatinya.

Adelard hanya memberi Juan dan Leon tatapan tajam, tak mengatakan apapun.

Setelahnya, Juan menghubungi Ansell, mengabarkan bahwa Adelard kini sudah berhasil tertangkap.

Skip

POV: RUMAH SAKIT

"Kak Ansell, kak Juan bilang apa kak?" tanya Daisy penasaran saat melihat raut wajah Ansell yang serius menjadi sedikit sumringah saat itu.

"Nggak kok, nggak bilang apa-apa, cuma dia bilang ketemu anjing berkepala kucing tadi di jalan saat mau kesini." bual Ansell membuat Daisy kembali tertawa.

Ansell mengamati wajah cantik Daisy setiap kali cewek itu tertawa. Ansell juga sangat bahagia ketika ia bisa membuat Daisy tersenyum lagi bahkan tertawa lepas saat bersamanya.

"Kak Ansell ..." panggil Daisy.

"Heum?" jawab Ansell.

"Kak, bisa minta tolong ambilkan minum di meja itu nggak? Aku haus," kata Daisy.

Tanpa dimintain tolong pun, Ansell juga dengan senang hati mengambilkan segelas air putih tersebut untuk Daisy.

Kemudian, Ansell membantu Daisy untuk bangun dan meminum air itu. Saat Daisy hendak terbangun, perutnya masih terasa sangat kram begitu juga alat kelaminnya yang sakit.

"Pelan-pelan ..." tutur Ansell lembut, tak tega dengan melihat raut Daisy yang menahan sakit.

Setelah minum, "Makasih ya kak Ansell ..." kata Daisy membuat Ansell tersenyum.

BAD DECISION - NEW SEASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang