SEPULUH

3 0 0
                                    

Carlo yang sadar akan kehadiran donna menoleh ke arah wanita itu

"Donna maafkan aku...maafkan aku...aku tidak bermaksud untuk melakukannya...tolong maafkan aku..." menangis sambil memeluk donna

Wanita itu yang sedikit kaget karena tiba-tiba dipeluk oleh carlo yang sekarang menangis berada di dekapannya. Donna hanya bisa merangkul dan mengelus pelan pundak dari pria itu, dirinya masih bingung tapi mencoba untuk tenang.

"iyaaa...aku memaafkanmu...sudah sekarang kau tenanglah dulu yaa" jawab donna dengan lembut

tiba-tiba carlo pingsan, dia sangat panik kemudian segera memanggil dokter untuk memeriksanya di rumah itu.

1 minggu kemudian

Kondisi carlo yang sudah jauh lebih membaik, tetapi mentalnya masih belum siap untuk menerima sebuah kenyataan pahit bahwa wanita yang ia cintai itu telah tiada untuk selama-lamanya karena kecerobohan dan kebodohan dirinya. Dia tidak bisa

berhenti menyalahkan sikapnya yang sudah kasar pada bianca saat itu, carlo terus menyalahkan dirinya sendiri sambil memegang telepon itu, sesekali mencoba menghubungi nomor dari wanita yang sudah tidak bisa ia dengar suaranya lagi. Dia sangat merindukannya

Donna mengetuk pintu kamar

"masuklah" jawab carlo sambil tersenyum

"sudah...jangan terlalu banyak melamun nanti kau tidak sembuh-sembuh" menghampiri pria yang sedang terduduk di kasur, sambil membawa nampan berisi secangkir teh dan roti bakar

"kau ini juga jangan terus seperti ini, aku tidak ingin merepotkanmu...sudah seminggu kau merawatku, lagipula aku sudah sembuh"

"hmm benarkah?...aku tidak yakin" bantah donna

"serius, aku sangat berterima kasih padamu"

"carlo aku bosan mendengarkannya...kata ibuku selesaikan yang sudah kau mulai, artinya aku yang menemukanmu tergeletak aku juga yang harus bertanggung jawab merawatmu sampai sembuh."

"kata ibumu?"

"iyaa...sudah sekarang kau makan dan kemudian minum obatnya"

"tapi aku tidak nafsu sekali"

"andai kau juga anak ibuku, pasti sudah kena omel. Karena dia benci sekali kalau aku dan kakak tidak sarapan" ucap donna sambil menatap carlo

ternyata perkataannya berhasil membuat pria itu mengambil roti bakar dan memakannya, "aku juga pernah kena marah dan sering"

"kena marah ibumu juga yaa? Aku pikir ibu-ibu di dunia ini sama semua"

"bukan tapi..."

"heh malah melamun, ayo habiskan"

Setelah carlo minum obat kemudian donna pamit untuk pulang dan biasanya wanita itu akan mengunjungi Carlo lagi pada sore hari untuk sekedar membelikan makan dan mengingatkan pria itu untuk minum obat.

"istirahatlah sekarang jangan banyak aktivitas, jangan berani-beraninya keluar rumah tanpa memberitahuku...aku akan kesini lagi nanti" ucap donna ketus

"kau ini lebih cerewet dari dokter yaa?"

"demi kesehatanmu aku harus cerewet karena kau ini orangnya tidak bisa diatur"

pria itu tersenyum "...iyaa terima kasih"

"kalau begitu aku pulang dulu"

"donna...tunggu sebentar" dia mendekat menghampiri wanita tersebut

"apalagi.."

"apakah kau punya foto ibumu?"

"ada banyak di rumah, kenapa?" tanya donna penasaran sambil mengangkat salah satu alisnya

"benarkah? Bolehkah aku melihatnya...tolong" tersenyum dan matanya berbinar

Donna kemudian menyetujui permintaan carlo namun dengan satu syarat setelah dia mengabulkan permintaannya dia harus berjanji untuk menceritakan yang sebenarnya tentang hubungan apa yang terjadi antara carlo dengan ibunya. 

ANGEL INSIDE OLD PHONE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang