DUA BELAS

10 0 0
                                    

Pria itu menangis sesenggukan hingga suaranya tidak bisa lagi keluar, dadanya terasa sakit sekali. Kenyataannya sudah 10 tahun kekasihnya meninggal tapi baginya seperti beberapa hari yang lalu. Selama hampir 3 tahun setiap hari tidak bisa carlo lewatkan tanpa mendengarkan suara seorang bianca, seorang wanita yang jauh sekali yang tidak akan pernah bisa dia temui sekarang. Dulu dia berfikir pasti ada kesempatan dan cara agar mereka bisa bertemu, saling berpelukan erat dan mencium satu sama lain. Lalu membangun sebuah keluarga kecil yang selama ini pria itu impikan bersama wanita yang bahkan tidak pernah ia lihat, tapi dia yakin sekali bahwa bianca adalah wanita yang tepat. 

Sangat tidak waras memang kedengarannya untuk orang yang tidak paham tapi hanya carlo seorang pria yang bisa merasakan untuk pertama kalinya diberikan segala perhatian, kasih sayang dan dicintai dengan hati yang tulus. Hanya carlo yang dicintai oleh bianca dan sebaliknya, mereka sama-sama menjadikan satu sama lain satu-satunya.

Sekarang benar-benar sudah usai, bahkan dimensi waktupun bukan lagi masalah bagi mereka tapi jiwa yang hidup tidak akan pernah bisa kembali kepada raga yang sudah mati. Semua orang paham tentang hal ini tapi tidak dengan carlo, dia hanya ingin bianca untuk ada di sampingnya menemani hingga jiwa mereka sama-sama mempunyai raga yang mati. Bukan berakhir seperti ini.

"...carlo...jadi...kau dan ibu" terduduk kaget di kasur milik kakaknya

Carlo berhenti menangis dan menoleh ke arah donna

"tapi aku masih tidak bisa mengerti semua ini, bagaimana bisa?"

"iyaa...dia adalah wanita yang aku tunggu di taman bunga waktu itu"

"kalian...kalian bahkan hidup di era yang berbeda tapi kenapa kalian bisa saling kenal?"

"nanti akan kuceritakan semuanya tapi bisakah aku meminta satu permintaan lagi? Setelah itu aku berjanji memberitahumu"

"bisakah kau berhenti menghindar? maumu apa?" bantah donna terdengar kesal

"aku ingin ke makamnya donna...aku mohon ini yang terakhir kalinya"

Mereka berdua kemudian pergi ke makam bianca, menaburi mawar merah di seluruh gundukan tanah yang ditumbuhi rumput hijau kecil dan membersihkan papan nisan berlambang salib dengan foto wanita yang mereka berdua sama-sama cintai sebagai ibu dan seorang pasangan.

Carlo meletakkan telepon itu di atas makam bianca, hatinya masih tidak bisa menerima semua ini masa dimana setiap manusia yang memiliki hati pasti bisa merasakan sakitnya ditinggal oleh orang yang sangat kita cintai.

Pria itu kemudian menceritakan dari awal pertemuan mereka yang tidak sengaja melalui telpon yang dia temukan di dalam gudang sampai mereka bertengkar hebat malam itu hingga membuat mereka sama-sama menggigil kedinginan di taman bunga. Donna awalnya tidak mengerti dan merasa hal tersebut mustahil tapi ini semua nyata

"jadi kau adalah orang yang waktu itu ibu ceritakan akan dikenalkan kepada aku dan kakak? Carlo aku benar-benar tidak tau, waktu itu dia terlihat sangat bahagia sekali"

"benarkah?" carlo menoleh ke arah donna

"iyaa kita ke taman bunga untuk yang terakhir kalinya sebelum aku dan kakak kembali ke asrama dan juga sebelum ibu meninggal"

"apakah ayahmu masih hidup?"

"dia masih hidup tapi kami sudah tidak pernah berhubungan lagi dengannya, ibu menceraikannya saat aku berusia 4 tahun...aku dan kakak dulu sangat dendam dengannya"

"kenapa?" carlo mengernyitkan dahi

"ibu menikah dengannya karena perjodohan saat usianya 16 tahun dan dia tidak bisa membantah karena ayah mengancam tidak akan melunasi hutang dari kakek kami yaitu ayah dari ibu dan hal itu akan membuat kakek dipenjara. Dia bukan suami dan ayah yang baik, aku sangat ingat sekali dia sering memukuli ibu dan kakak tapi aku tidak bisa berbuat apapun karena aku tidak punya kekuatan...aku sangat kecil waktu itu, tapi aku bersumpah aku melihat semuanya dan tidak akan pernah melupakan perbuatannya sampai aku mati"

wajah carlo terlihat marah tetapi matanya tetap berkaca-kaca, dia berharap bisa melakukan sesuatu tapi sayangnya hanya kenyataan pahit yang harus ia terima

"dan dia seorang dirilah yang membesarkan aku dan kakak. Perempuan terhebat yang pernah hadir di hidupku, satu-satunya"

"carlo..." ucap donna sambil mengusap pundak pria yang sedang terdunduk di sampingnya

"kau bukan seorang selingkuhan, kau adalah pria satu-satunya yang dicintai oleh ibu sampai akhir hidupnya"

"aku minta maaf donna aku benar-benar menyesal, kenapa waktu itu aku harus terbawa emosi sampai tidak mendengarkan dulu penjelasannya...semua ini terjadi karena salahku kau boleh laporkan aku ke polisi aku siap menanggung semuanya"

"tidak, semua ini bukan salah siapapun jangan terus menyalahkan dirimu seperti itu. Semua ini sudah tmenjadi takdir kehidupan kalian lagipula kalau aku ingin melaporkanmu apa yang akan kukatakan kepada mereka? kau mau aku disuruh ke rumah sakit jiwa? terkekeh

"kenapa? aku akan bersaksi kepada mereka? aku tidak akan bisa hidup tenang donna, aku seorang pemb..." 

belum menyelesaikan kalimatnya tapi donna dengan cepat membantah pria itu, "memenjarakanmu tidak akan pernah membawa ibu kembali carlo, tidak akan pernah."

...

setelah 5 menit mereka hanya diam carlo kemudian mendekat ke nisan bianca

"jadi waktu itu di taman bunga kita sudah sama-sama saling menunggu..." tersenyum

"...tapi tidak bisa saling bertemu" mengusap air matanya yang tidak berhenti turun*

"aku mungkin masih tidak bisa mengerti perjalanan hubungan kalian berdua yang berbeda dimensi apapun itu tapi aku percaya rasa sakitmu ini adalah hal yang juga dulu aku pernah rasakan, yang tegar yaa carlo sekarang kau tidak perlu khawatir jika dia mencintai pria lain karena hanya dirimu yang ibu cintai" ucap donna sambil tersenyum ke arah carlo

"terimakasih donna atas semua ini, aku tidak bisa bayangkan jika tidak ada yang menyelamatkanku waktu itu...terima kasih, aku sangat berhutang nyawa padamu"

"aku merasa...malam itu hatiku resah dan merindukannya, seperti ada dorongan darimana datangnya akupun tidak mengerti untuk ke taman bunga dan ada kau juga yang sudah tergeletak disana. Ternyata Tuhan mengirimkan dirimu setelah aku menunggu 10 tahun lamanya untuk menemukan jawaban atas kepergian ibu untuk selama-lamanya"

"aku beruntung bisa dicintai seorang wanita hebat seperti ibumu"

"kalian sama-sama beruntung, setelah hubungan bersama ayah selesai. ibu seperti trauma untuk mengenal pria lagi dia hanya memikirkan kebahagiaanku dan kakak...tapi kemudian kau datang seolah memberikan warna dan cahaya yang indah dalam hidupnya, dia sangat bahagia setiap hari senyuman itu tidak pernah pudar...untuk pertama kalinya dia merasa terpilih dan diratukan. Mungkin dia sekarang sedang melihatmu, dia pasti tersenyum bahagia..." 

"bagaimana kau bisa setegar ini donna, rasanya aku malu harusnya kau sebagai anaknya yang lebih merasakan sakit daripada aku yang hanya pria biasa bahkan tidak pernah ia temui"

"...berdamai carlo, aku dan kakak sudah berdamai dengan keadaan...dan berhenti menyalahkan siapapun itu, setelah semuanya pulih lukanya tidak membekas lagi dan kau sudah bisa menerima semuanya tanpa merasakan sakit...tentunya butuh waktu yang lama untukku tapi suatu saat nanti kau juga pasti akan mendapatkan jawaban atas semua ini sama sepertiku sekarang"

Carlo tersenyum mengusap foto bianca pada nisan,"...aku pamit yaa sayang, istirahatlah dengan tenang tolong maafkan aku...aku belum bisa menjadi pria yang terbaik untukmu di saat-saat terakhir kita bersama, tapi aku bersumpah kau adalah satu-satunya wanita paling indah yang pernah Tuhan berikan kepadaku, aku bersyukur dan beruntung bisa mengenalmu bianca aku berharap kau juga merasakan hal yang sama...i love you, my angel."

"ibu, ternyata pacarmu romantis sekali" ucap donna menggoda carlo

pria itu hanya bisa tersenyum masam

...

Mereka berdua kemudian pergi dari pemakaman tersebut meninggalkan seorang wanita yang sedang beristirahat bersama dengan raga-raga lain yang juga telah mati, tapi Bianca Scordia selalu hidup di hati seorang pria bernama George Carlo.

Piedmont, Italia (Juni, 2004) = (Juni, 1994)

ANGEL INSIDE OLD PHONE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang