| Chapter 12

63 10 13
                                    

Entah berapa lama Yuna membiarkan Heeseung memeluk dirinya pasalnya gadis itu masih merasa pusing setelah bangun tidurnya, karna kesal lelaki itu tak kunjung melepas dirinya Yuna menyikut perutnya sampai membuat Heeseung sedikit meringis.

"Shh, kenapa dilepas..?"

"Sesek napas gue! Terus kenapa tiba-tiba meluk gue sih?" Tanya Yuna yang melipatkan kedua tangannya didada

"Emang salah-"

"Ya salah Lee Heeseung! Gimana ntar tetangga gua ngeliat lagi pelukan sama laki-laki yang ga dikenal!? Bisa rusak image gue."

Jlebb.

Menusuk hati terdalamnya Heeseung.

"G-Ga dikenal..?"

"Kenapa si Lo?"

Heeseung menggelengkan kepalanya pelan dan membuat Yuna mengerutkan keningnya kebingungan. Apa ucapannya tadi berlebihan? Sepertinya iya, terlihat dari reaksi spontan Heeseung yang langsung terlihat murung.

"Udah sarapan belum?" Tanya Yuna

Heeseung tak menjawab ia hanya menggelengkan kepalanya untuk jawaban.

"Yaudah masuk dulu, nanti gua angetin pizza buat lu." Ucap Yuna

Yuna hendak pergi kedalam kembali ke dapurnya untuk menghangatkan 1-3 pizza untuk tamunya. Namun Yuna menyadari Heeseung tak mengikutinya masuk kedalam membuat gadis itu mengerutkan keningnya kembali.

"Kenapa ga masuk?"

"Bukan orang dikenal." Ketus Heeseung

Kenapa perubahan mood lelaki itu cepat sekali? Tadinya wajahnya murung tampak tak bersemangat namun kini ekspresi  wajahnya terkesan dingin dan marah.

"Apasi? Ayo masuk"

Heeseung mengalihkan pandangannya pada Yuna lalu kembali mengganti pandangannya kearah lain. Baiklah gadis itu mulai kesal sekarang.

"Heeseung, mau masuk ga?" Tekan Yuna

Lagi-lagi lelaki itu tak menjawab pertanyaannya.

Lantas gadis itu mengabaikan Heeseung yang masih diambang pintu, ia lebih memilih kembali ke dapur karna pizza yang ia hangatkan untuk dirinya pasti sudah matang.

Heeseung yang melihat kepergian Yuna begitu saja merasa sedikit kecewa, reaksi Yuna tak seusai dengan ekspektasinya lelaki itu berpikir bahwa Yuna akan membujuknya sampai ia luluh tapi nyatanya ia diabaikan begitu saja.

"Terserah lu mau masuk atau ga! Gua ga peduli!" Teriak Yuna dari dalam

Heeseung tersenyum setelah mendengarnya, kini lelaki itu merubah rencananya. Bagaimana jika ia yang membuat Yuna marah padanya? Ini menakutkan tapi itu sangat menantang adrenalin Heeseung selain melaju cepat di sirkuit.

Heeseung melangkahkan kakinya masuk kedalam dan menutup pintunya lalu ia pergi lebih kedalam lagi untuk mencari keberadaan Yuna. Lelaki itu langsung tersenyum tipis saat melihat punggung Yuna yang sedang sibuk didapur.

Perlahan Heeseung mendekatkan dirinya pada Yuna.

Semakin dekat










Sedikit lagi









Dan sampailah-



PLAKK!





"AAAAAA!!!" Yuna refleks menampar wajah Heeseung yang berdekatan dengannya

"EH SORRY! LAGIAN NGAPAIN SI LU!?" Panik Yuna

Boy or Man? |Heesung |JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang