Eps 9

204 30 2
                                    

"Rio?! Gila kamu ya ini apartement Sean!" pekik Sooya saat membuka pintu apart Sean dan menemukan Rio didepan pintunya

"Aku kangen kamu sayang~" Rio

"Tapi kan kita bisa ketemu diluar, ini apart Sean" Sooya

"Aku udah pantau, Sean udah keluar tadi jadi kita aman" Rio masuk lalu memeluk pinggang mungil Sooya "Aku cuma kangen kamu" bisik Rio pada telinga Sooya dan mereka masuk apart Sean lalu menutup pintu

.

"Ini tuan cincin berlian pesanan tuan sudah jadi, dibuat dengan batu berlian terbaik" 

"Wah cantik sekali, terima kasih" Sean menerima cincin berlian pesanannya. Ia berniat memberikan cincin itu pada Sooya karena Sean memang berniat menikahi Sooya

Ia tersenyum didalam mobil memandangi cincin tersebut. "Cincin ini pasti cantik banget dijari kamu sayang, aku cinta kamu" Sean senyum mandangin cincin lalu sesekali dia cium cincinnya

Sean mulai memajukan mobilnya engga lupa dia pasang juga seatbelt

.

tingtong~ suara pintu terbuka toko kue Jane menandakan ada yang masuk toko tersebut. "Selamat si--" sambutan Jane terputus kala melihat siapa yang datang "S-sean?"

Ya itu Sean, dia ke toko kue Jane karena akan memberitahu Sean akan segera menikah sama Sooya. Gimanapun Sean mau sahabatnya yang pertama tau

"J-jane apa kabar?" Sean

"Baik, sini duduk gue buatin kopi" Jane

Sean duduk dikursi didalam toko Jane. Jane datang kembali dengan kopi ditangannya "Masih espresso double soft kan?"

"Masih, makasih ya" Sean terima kopi itu dari Jane lalu meminumnya "Hmm kopi lo masih terbaik"

Sebenarnya ada sedikit rasa canggung antara keduanya setelah peristiwa dikantor Sean waktu itu tapi keduanya mencoba membaik

"Tumben Sean lo kesini" Jane

"A-ah gue mau kasih tau lo bulan depan gue sama Sooya mau nikah" Sean

"S-selamat Sean t-tapi boleh gue tanya sama lo?" Jane

"Iya Jane kenapa?" Sean

"Lo yakin sama Sooya?" Jane

Sean terdiam lalu menghela nafas. "S-sorry gue engga bermaksud pengaruhin lo t-tapi apa lo..."

"Cukup Jane!" Sean "Gue kesini mau memperbaikin persahabatan kita, tolong lo jangan malah memperkeruh lagi, gue yakin sama Sooya dia wanita yang cocok buat jadi istri gue, gue mohon lo bisa terima dan lo bisa dateng ke pernikahan gue nanti, permisi" Sean berdiri lalu menuju pintu keluar

"Sean!" panggil Jane membuat Sean terhenti jalannya "Seengganya lo selidikin dulu, kalo gue yang salah lo boleh benci gue tapi gue cuma engga mau lo disakitin orang, engga ada niat lain"

Sean yang mendengar Jane dari belakangnya tertohok sejenak menghentikan langkahnya namun sedetik kemudian dia melanjutkan langkahnya untuk keluar menuju mobilnya

Sean masuk mobil dan mulai melajukan mobilnya. Niatnya dia akan mengambil laptopnya dikantor namun dia memilih ke apartnya saja karena dia ingin memikirkan semuanya, ditambah perasaannya tidak enak sejak tadi dia selalu teringat Sooya

.

Sean melangkah menuju apartnya. Dia memang berniat menyendiri memikirkan semuanya "Mumpung Sooya udah berangkat I need my time, lagipula nanti kan gue mau kasih surprise buat my lovely wifey Sooya" gumam Sean

Sean perlahan membuka pintu apartnya. Ia sedikit mengernyit saat menemukan sebuah topi tergeletak didepan pintunya "Topi siapa ya? Ah kalo Sooya abis dari luar" tanpa pikir panjang Sean melangkah menuju kamarnya namun ia mendengar samar2 suara aneh dari kamarnya

ceklek~ Sean membuka pintu kamarnya dan sangat kaget mendapati Sooya dan Rio sedang bercumbu panas diatas ranjangnya

"SOOYA!!" teriak Sean penuh marah

Rio dan Sooya tersentak dan buru2 memperbaiki keadaan mereka yang sedikit berantakan. "KURANG AJAR!!" Sean menarik Rio lalu memukuli dengan brutal. Rio tidak diam, dia melawan memukul Sean hingga Sean tersungkur

"Apa lo?! Gue sama Sooya saling cinta, dia engga cinta sama lo!" Rio

"S-sooya?" Sean menatap Sooya nanar

"No-no Sean aku cinta sama kamu, kamu ingat kan kita mau nikah lho" Sooya mencoba meyakinkan Sooya

"Cinta?! LALU INI APA SOOYA?!" teriak Sean didepan wajah Sooya

"JANGAN KASAR YA" Rio mendorong bahu Sean

"Keluar kalian! Dan kita selesai Sooya!" Sean dengan nada dinginnya. "Sean please aku khilaf aku cinta sama kamu, kamu mau aku masakin? aku akan masakin kamu tiap hari, bahkan aku akan melepas Rio demi kamu" Sooya

"Apa2an si Soo?" Rio

"No Rio gue cinta sama Sean" Sooya

"PERGI KALIAN GUE ENGGA SUDI LIHAT KALIAN!" Sean

Dengan pasrah Rio dan Sooya keluar apart Sean. Sean hancur, sehancur-hancurnya. Wanita yang ia sangat2 cintai dengan tega mengkhianatinya

"Aaarrrgghhhhh" Sean meremas rambutnya frustasi lalu duduk lesehan bersandar pada sofanya "Hiks hiks k-kenapa tega Sooya, aku cinta kamu kenapa kamu tega!!!"

Setelah cukup lama menangis Sean memutuskan keluar. Dia berniat pergi ke club malam itu, melepas segala penatnya dengan mabuk

.

"A-ayoo minum lagi" Sean sudah mabuk berat disebuah club "Tambah lagi gue bilang"

"T-tuan maaf anda sudah terlalu mabuk" 

"Apa peduli lo hah?" racau Sean

"Security!!!"

Seketika security datang dan membawa Sean lalu melemparnya keluar club. Mereka tahu jika orang mabuk marah seperti itu pasti akan membuat keributan

"KURANG AJAR LO SEMUA!" racau Sean, dia berjalan sempoyongan entah kemana, dia hanya mengikuti instingnya saja sampai dia sampai didepan pintu kaca sebuah toko lalu jatuh tersungkur

.

Jane mendapat pesanan kue banyak sekali hingga ia harus stay ditokonya sampai larut malam. "Hhhh done lanjut besok tinggal hias hoooaaahhhhmmmm seketika gue kangen si Joy" gumam Jane

Jane memutuskan beres2 lalu keluar untuk pulang. Namun ia menemukan sesuatu yang tidak asing didepan pintu tokonya

"SEAN?!" 

Wrong ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang