Eps 11

211 29 7
                                    

"Mom dad aku mau bawa Sean ke dokter dulu ya" Jane

"ah Sean gimana? Masih gaenak ya badannya?" 

"Hehe iya mom masih pengar banget" Sean

"Nanti2 kalo ada masalah kesini temuin daddy ya curhat sama daddy jangan mabuk gini, kamu jadi sakit jadi rusak diri terus dia gimana? Dia senang2 aja kan, kamu yang rugi" ceramah daddy Kim

"Iya dad Sean bodoh banget, maafin Sean ya mom dad" Sean

"udah gapapa yang penting sekarang kamu ke dokter terus sembuh yah lalu kita lanjutin hidup, selama sakit kamu disini dulu kan?" 

"iya Sean kamu disini dulu ya biar keurus sama mommy sama Jane juga" mommy Kim sambil mengusap punggung Sean

"Apaan mom orang dia katanya mau pulang ke apart" Jane

"Kamu itu Sean kaya ke siapa aja, udah kamu disini aja. Memang rumah kita engga semewah apartement kamu itu tapi seengganya disini kamu ada yang urus" daddy Kim

"E-eh bukan gitu dad Sean cuma takut repotin lagi kadang ada kerjaan mendadak jadi Sean harus stay" Sean

"Kamu kan sakit masa masih harus kerja" mommy Kim

"Sesekali aja mom lagi engga berat ko cuma approval aja" Sean

Daddy dan mommy Kim menghela nafas. Sean sudah seperti anak sendiri jadi mereka cemas jika Sean sendiri diapart

"Ok kalo gitu tapi kamu ditemani Jane sampai kamu sembuh, biar keurus juga makan dan segalanya" daddy

"E-eh engga usah dad kalo kita macem2 gimana" Sean

"Kamu engga akan mau macem2 sama Jane karena daddy nomor 1 bunuh kamu" daddy Kim mendekat ke Sean lalu berbisik "Tapi kalo Jane nya mau sih yaudah"

"DADDY!!" mommy Kim/Jane berbarengan

.

Akhirnya Jane antar Sean ke dokter terus berniat pulang ke apart Sean

"Sean tunggu disini jangan kemana2 ya gue mau ke farmasi ambil obat" Jane

"Iya Jane" Sean

Jane jalan keruang farmasi buat ambil obat. Sean ditinggal di lobby karena kursinya nyaman buat dia yang lemes

"Ini atas nama Seanno Park" Jane

"Baik ditunggu ya"

Jane memilih duduk dikursi tunggu. "Bener dugaan gue, emang lo mau ini kan? Emang ini rencana lo kan buat misahin gue sama Sean, jadi Sean bisa jadi milik lo! Sahabat jadi cinta ha?!" tiba2 Jane mendengar perkataan seorang wanita yang dia kenal. Sontak Jane menoleh kebelakangnya

"Sooya?" Jane

Ternyata Sooya melihat Sean dan Jane dirumah sakit lalu dia mengikutinya. "Puas lo ngerebut calon suami gue?" Sooya

"Apa sih Soo, gue engga pernah misahin kalian Sean yang lihat sendiri lo selingkuh" Jane

"Jangan banyak ngomong lo, Sean kenapa? Dia sakit apa?" Sooya

"Soo lo harus tau, Sean demam itu akibat dia mabuk berat setelah putus sama lo" Jane

"Gue mau ketemu dia" Sooya

"Lo bisa temuin dia dikursi lobby, tapi inget lo engga boleh nyakitin dia atau gue sendiri yang akan jenggut rambut lo" Jane sarkas

Sooya mengabaikan Jane dan berlalu ke Sean. "Sayang kamu sakit apa? Gimana keadaan kamu? Apa yang sakit bilang sama aku, mau makan apa? Aku buatin ya" Sooya datang, duduk lalu mengelus wajah Sean

"Apa2an si lo?!" Sean menepis tangan Sooya

"Sayang aku khawatir lho sama kamu kita pulang ya aku akan urus kamu, masakin kamu yang enak, mau peluk? Aku peluk seharian pokoknya aku manjain kamu ya" Sooya

"Jane mana? Gue mau pulang sama Jane" Sean

"Aku pacar kamu sayang kenapa nyari yang lain sih" Sooya

"Bangun dari tidur lo Sooya" Sean lalu berlalu ke Jane. Ditengah lorong Sean bertemu dengan Jane

"Sean lo jangan banyak gerak, ayo pulang" Jane merengkuh Sean

"Lo kemana sih Jane hampir gue diculik tante2" Sean

"Lepasin Sean! Biar gue yang bawa pulang" Sooya melepaskan Jane dan Sean

"Apa2an sih lo gue mau pulang sama Jane!" Sean

"Sama aku sayang aku calon istri kamu lho, aku yang harus urus kamu" Sooya

Sean meraih tangan Sooya lalu menggenggamnya "Jane calon istri, gue akan menikah sama dia"

Sooya mengernyitkan dahinya dan heran menatap Sean dan Jane. "Mending lo pulang deh urus tuh pacar lo si Rio itu, Jane yang akan menjadi istri gue karena dia yang selalu ada buat gue, gue sayang sama dia" Sean

Plaakkkkk~

Tamparan keras Sooya mengenai pipi Jane. Jane sedikit tersungkur namun Sean menahannnya. "Kurang ajar lo!" Sean melayangkan tangannya hendak menampar balik Sooya namun Jane menahannya

"Sean lo engga boleh kasar sama cewek apalagi Sooya, dia pernah buat lo bahagia" Jane

Sean menghela nafas lalu mulai tenang. "Lo beruntung Jane nahan gue" Sean menangkup pundak Jane "Wifey ayo kita pulang"

Jane mendongak kaget mendengar perkataan Sean namun ia tetap mengikutin Sean pergi meninggalkan Sooya

.

Sean dan Jane sampai diapart. Jane mendudukkan Sean disofa lalu memberikan air putih

"Nih minum dulu abis ini gue buatin bubur, lo makan terus minum obat lanjut istirahat" Jane

"Makasih ya wifey" Sean cengir

"Hhh lo itu kalo mau akting bilang dulu biar gue bisa ladenin, jangan ngedadak kaya tadi" Jane

"Siapa yang akting" Sean meraih kedua tangan Jane "Gue serius Jane, ternyata gue cinta sama lo dan lo yang pantes buat jadi istri gue bahkan tiap sama Sooya dulu gue selalu inget lo, gue sayang banget sama lo, apa lo mau nikah sama gue?"

Jane kaget lalu melepaskan genggaman Sean "Sembuh dulu biar engga banyak ngigau" Jane hendak berdiri namun Sean menahannya hingga Jane terduduk kembali

"Gue mau tidur dulu ya, nanti aja makannya kita pesan biar lo engga cape" Sean berbaring disofa dengan kepala disandarkan pada paha Jane. Sean mengangkat kaus Jane lalu menempelkan keningnya pada perut Jane, skin to skin

Jane hanya mengelus kepala Sean "Ampun deh lo sebenernya pelecehan tau engga buka kaus gue nempel2 ke perut lagi"

"Hehe engga pelecehan lah orang ke istri sendiri" Sean masih diposisi sama dan memejamkan matanya

"Ngigau terus" kekeh Jane sambil terus mengelus kepala Sean dipahanya. "Kasian Sean sampe sakit dan ngigau gini" batin Jane


Wrong ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang