Eps 7

174 22 1
                                    

Brukkk

Irene melemparkan kunci mobil diatas meja "Sesuai janji gue, lo berhasil macarin CEO P.E bahkan dia sampai bucin banget sama lo"

"Haha apa gue bilang, gue akan buat dia bucin sama gue" Sooya

"Tapi lo sayang engga sama dia?" Seulgi

"hmm engga tau sih, jujur gue dibelakang  Sean punya hubungan sama Rio dia fotografer gue" Sooya

"What?! Gila lo Soo" Irene

"Gue nyaman sama Rio dia tipe gue banget" Sooya

"Yaudah lo putusin Sean" Seulgi

"Gue engga mau juga, gue engga mau lepas dari Sean gue... sayang sama dia" Sooya

"Lo engga boleh egois Soo, pilih salah satu" Irene

.

Jane akhir2 ini sering menyelidiki Sooya secara diam2. Bagaimanapun dia engga mau sahabatnya tersakiti. "Gue engga akan biarin Sooya nyakitin lo Sean" gumam Jane dari jauh

Hingga saat ini Jane mengambil cuti dari kantornya dengan alasan ada urusan keluarga namun sebenarnya ia ke gedung Vogue ingin menyelidiki Sooya

"Gue engga akan biarin Sooya nyakitin lo Sean" gumam Jane dari jauh lengkap dengan pakaian tertutup sebagai penyamarannya

"Gue engga akan biarin Sooya nyakitin lo Sean" gumam Jane dari jauh lengkap dengan pakaian tertutup sebagai penyamarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sooya turun dari mobil Sean. Dia melambaikan tangannya lalu masuk ke gedung Vogue. Jane mengikutinya dari kejauhan

"Akhirnya kamu datang juga, aku kangen" Rio merangkul Sooya 

"Aku juga kangen kamu, kita breakfast dulu yuk" Sooya

Rio dan Sooya pun pergi ke cafe Vogue untuk sarapan. Mereka duduk dimeja berhadapan

Jane ikut duduk dari kejauhan. Memantau mereka dan terkadang sedikit menutupi wajahnya dengan buku menu

"Ini cobain kamu pasti suka" Rio menyuapi sepotong cake untuk Sooya

"Hmm enak banget sayang, tapi udah jangan banyak2 nanti aku gendut" Sooya

Rio mengusap pinggir bibir Sooya. "Kamu blepotan"

"Ish jangan dibersiin pake tangan~" Sooya dengan nada manja

Rio tersenyum lalu mencium pinggir bibir Sooya membersihkan sisa cake-nya

"Kamu nakal ya sekarang" Rio

"Kebawa kamu" Sooya

Jane merekam semua adegan itu. Dia ingin perlu bukti untuk bilang sama Sean

.

"Joy sajangnim ada?" Jane

"Lo emang gila kerja ya, lo kan lagi cuti ko kekantor?" Joy

"Udah jangan banyak tanya, Mr. Park ada diruangan engga?" Jane

"Ada, lagi free juga" Joy

toktoktok

"Masuk!"

Jane membuka pintu lalu masuk. Sean mengerutkan keningnya melhat Jane

"Kamu kan sedang cuti ko kekantor?" Sean

"Karena gue lagi cuti jadi gue engga akan bersikap sebagai sekretaris lo, gue akan bersikap sebagai sahabat lo" Jane "Sean Sooya khianatin lo, dia selingkuh di belakang lo"

brraaakkkkk~ Sean menggebrak mejanya dengan kasar lalu berdiri

"JAGA MULUT LO JANE!" Sean berteriak

"Gue ada bukti" Jane mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan video Rio dan Sooya yang bermesraan

Dengan penuh amarah Sean melihat video itu namun dia merebut handphone Jane lalu membantingnya ke tembok hingga hancur

"Lo apa2an sih Sean?! Gue cuma engga mau lo disakitin sama orang lain" Jane

"Gue tau Jane lo pasti marah karena persahabatan kita renggang tapi lo engga perlu sampe jelek2in Sooya kaya gini!" Sean

"Jelek2in? Itu real Sean gue lihat sendiri" Jane

"Engga mungkin! Sooya cinta banget sama gue itu video pasti buatan lo! Gue engga nyangka lo bisa sejahat itu, lo bilang apa tadi? Sahabat? Harusnya sahabat itu support bukan mau ngerusak kebahagiaan gue kaya gini" Sean

Jane menghela nafas kesal "ok kalo lo engga percaya tapi lo bisa selidikin sendiri" Jane lalu mendekat kearah Sean "asal lo tau Sean engga ada untungnya buat gue ngerusak hubungan kalian gue cuma engga mau lo disakitin, gimanapun sikap lo sama gue, gue engga peduli gue tetep anggap lo sahabat gue" Jane berbalik menuju pintu keluar namun ia kembali berbalik kearah Sean yang masih diam berdiri

"1 lagi, gue resign dari PE Entertainment. Semoga perusahaan lo terus maju dan lo terus bahagia, sorry kalo gue udah menyinggung lo, permisi Mr. Park" Jane kearah pintu lalu keluar dengan rasa kecewa, kecewa karena sahabatnya menuduhnya sejahat itu

Sean hanya diam memandang kepergian Jane. Ada rasa bimbang dihatinya, pada siapa dia harus percaya. "Apa ini juga akhir dari persahabatan kita Jane?" gumam Sean lirih

.

Dua insan berciuman mesra didalam mobil diparkiran basement. Rasanya seperti mereka tidak akan bertemu lagi, keduanya enggan berhenti

Namun kegiatan itu harus berhenti ketika oksigen sudah semakin menipis.

Sooya mendorong bahu Rio pelan "udah ya"

"aku masih kangen" Rio

"besok kan ketemu lagi" Sooya

"ok deh" Rio

.

Sooya masuk apart Sean. Apart sudah cukup gelap karena memang sudah tengah malam. Namun ada lampu kecil diruang tengah masih menyala

"sayang ko belum tidur?" Sooya duduk disamping Sean lalu peluk dia

"aku nunggu kamu, kenapa handphone kamu mati? Kamu juga engga di gedung Vogue" Sean

Jelas saja, Sooya tidak mau moment intimnya bersama Rio terganggu

"handphone aku lowbatt sayang dan memang tadi ada kerjaan diluar" Sooya

"kamu engga lagi selingkuhin aku kan?" Sean

Sooya mendongak menatap Sean "kamu ko nuduh aku kaya gitu"

"aku cuma tanya" Sean

Sooya melepas pelukannya dan berjalan menuju jendela besar dengan ngambek "aku gasuka dituduh kaya gitu"

Sean menghela nafas lalu memeluk Sooya dari belakang "mian, aku percaya sama kamu"

"sekali lagi kamu tuduh aku gitu mending kita putus aja, buat apa jalin hubungan kalo engga ada rasa percaya!" Sooya

"iya aku salah, maafin aku ya" Sean memeluk Sooya dari belakang lalu mengusap perut ratanya

"masa iya Jane bohongin gue, tapi engga mungkin juga Sooya bohong buktinya dia langsung engga suka gitu, aarrhghhh gue harus gimana" batin Sean

Wrong ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang