Eps 12

237 31 4
                                    

1 minggu berlalu. Sean udah sembuh dan sehat lagi sejak 3 hari lalu tapi engga mau ditinggal sama Jane, alhasil Jane masih di apart Sean

Sore ini Jane lagi beresin barang2nya karena rencana mau pulang. "Mau pulang Jane? Emang tega ninggalin gue~" Sean bergelayut manja dikaki Jane yang nerusin kegiatannya beres2

"Gila lo ya masa kita mau terus2an seatap" Jane

"Makanya lo jadi istri gue aja biar kita seatap terus" Sean

"Sean lo udah sembuh, ngigaunya udahan juga dong" Jane

Sean berdiri mantap lalu memegang kedua pundak Jane dan membawa Jane untuk menatapnya "Jane gue serius, gue sayang sama lo dan gue juga mau jagain lo terus" pandangan Sean sayu menatap kedua mata Jane "Gue akan ngulang perkataan gue, cowok diluar sana belum tentu baik Jane. Ok gue juga engga baik tapi seengganya lo udah tau gue dari dulu, gue mau jagain lo terus, gue engga mau lo disakitin kaya gue disakitin Sooya"  

Jane menatap Sean. Dia mencari kebohongan dimata Sean namun Jane tidak menemukannya. "S-sean becanda lo engga lucu" 

"Jane..." Sean bersimpuh didepan Jane layaknya orang yang lagi menyatakan cinta "Kim Ruby Jane apa lo mau menikah sama gue dan membangun keluarga bersama gue? Seanno Park"

Jane tertunduk. Perasaannya bercampur aduk antara senang, kaget dan juga bingung. Sisi lain dia sangat yakin pada Sean karena dia sangat tau Sean, disisi lain... "Kita sahabatan, apa boleh nikah?" Jane

"Kita bukan adik kakak Jane, apa salahnya" Sean

Jane menghela nafas dan akhirnya "Gue mau Sean, gue mau nikah sama lo dan bangun keluarga sama lo"

Sean berdiri dan menggenggam tangan Jane "Lo serius Jane?"

Jane mengangguk mantap. "Makasih Jane makasih, gue seneng banget! Gue janji akan jagain lo terus dan engga akan nyakitin lo"

"Tapi ada syaratnya Sean" Jane

"Apa Jane? Apa syaratnya? Gue akan lakuin apapun itu" Sean

"Lo harus bilang sama mommy daddy gue dan mommy daddy lo, kita harus dapet izin mereka" Jane

"It's easy sayang" Sean lalu memeluk Jane "Makasih yah lo yang terbaik" Sean bertatapan dengan Jane, keduannya mengikis jarak hingga dekat dan...

.

.

.

.

.

"Ssstttt" Jane menempelkan tangannya dibibir Sean "lo belom dapet izin dari orangtua kita, maen nyosor aja"

Sean hanya tertawa geli lalu memeluk Jane

.

Hari berganti hari berganti minggu. Sean sudah mendapat izin dari orangtua Jane untuk menikahinya begitupun orangtua Sean sangat senang mendengar kabar bahagia anaknya

Tak butuh waktu lama, 2 bulan lagi pernikahan Sean dan Jane akan digelar perihal Sean yang engga mau lama2. Jadi sahabat aja Sean engga mau jauh2 dari Jane apalagi jadi calon suami

"Hai Sean pasti mau jemput Jane ya" 

"Iya dad mau fitting baju" Sean

"Dia masih dikamar tunggu ya"

Sean duduk diruang tamu. "Eh Sean nunggu Jane ya, sambil nunggu nih mommy buat cake kamu coba ya"

"Makasih mom"

Tak lama Jane turun menghampiri Sean lalu merebut piring cake yang lagi dipegang Sean. "Apaan sih gue mau cake mommy"

"Gue suapin! Biasanya juga gitu" Jane

"hehe ok ok"

.

"Ok dad mom kita pergi dulu ya" Sean pamit pada orangtua Jane. Namun saat membuka pintu rumah Jane ada seorang wanita yang familiar berdiri didepannya

"Sooya?" Sean

"Sean!" Sooya menangis memeluk Sean

"Lepasin Sooya apaan sih" Sean

"Sean! Aku hamil! Anak kita!" Sooya

"Engga mungkin! Kita engga pernah ngapa2in walaupun sering bersama! Dia bohong Jane kita engga pernah ngapa2in" Sean. Sean-Sooya memang engga pernah ngapa2in walaupun sering bareng di apart. Perihal Sean yang cuma engga mau jauh bukan mau merusak

"Emang engga pernah ngapa2in, dalam keadaan sadar!" Sooya membuat semuanya kaget "Sean aku tanya, seberapa sering kamu mabuk?! Apa setelah mabuk kamu sadar?!"

"Tiap mabuk gue ditolong Jane!" Sean

"Lo percaya?" Sooya menatap Jane yang meneteskan airmata

"APA2AN INI SEAN?!" daddy

"Dad dia bohong, kita engga pernah melakukan itu! Itu bukan anak aku, mungkin anak dia dengan selingkuhannya" Sean

plaaakkkk~

Tamparan daddy Kim mendarat dipipi Sean. "Brengsek kamu, sudah merusak wanita malah sekarang mau membuangnya, bagaimana nasib Jane nanti!!" marah daddy "Jane! Masuk!"

Keluarga Kim memilih masuk rumah meninggalkan Sean yang meraung didepan pintu. "Udahlah Sean, sekarang mending sapa anak kita" Sooya menarik tangan Sean dan membawanya untuk mengelus perutnya

"Lepasin!" Sean dan berlalu pergi

Sooya hanya tersenyum melihat kepergian Sean. Tanpa disadari ada Rio yang melihat kelakuan Sooya dari jauh "Apa bisa lo hargain gue? Kenapa masih ngejar2 Sean yang jelas ada gue yang sayang sama lo" batin Rio

Wrong ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang