"Rin, ayo masuk!" Ajak Kimmy sambil menggandeng erat jemari Erine untuk mengajaknya masuk ke sebuah gedung mewah.
Erine masih menatap teman satu ekskulnya itu dengan ragu, "beneran boleh masuk nih kita?" Tanyanya yang dibalas anggukan oleh Kimmy.
"Boleh, orang kak Jeanne sendiri kok yang bilang kalo kita bisa masuk, tinggal liatin undangannya aja," jawab Kimmy sambil menarik jemari Erine lagi, agar mempercepat langkahnya.
Masih dengan perasaan ragu dan takut, Erine mulai melangkahkan kakinya ke arah gedung mewah tersebut.
Kimmy berbicara sebentar dengan satpam yang menjaga tempat itu, baru setelahnya mereka berdua dipersilahkan untuk masuk.
Baru saja melangkahkan kaki ke dalam gedung mewah itu, perasaan sesal mulai menjalar di hati Erine.
Apalagi saat ia melihat banyak remaja seusianya sedang berjoget liar dengan diiringi suara musik yang memekakkan telinga.
Belum lagi asap rokok yang ada dimana-mana dan berhasil membuat Erine batuk barkali-kali.
Benar-benar kacau.
Erine tak suka suasananya, asap rokok yang dihirupnya, orang yang menari sesukanya dan musik yang memekakkan telinganya.
Erine ingin kabur sekarang juga, tapi Kimmy menahan tangannya, menyuruh gadis cantik itu untuk tetap tinggal.
"Kim, aku balik aja deh ya," teriak Erine, karena meyakini suaranya tak akan terdengar meskipun jaraknya dengan Kimmy sangat dekat.
Kimmy menggeleng kencang, "jangan dong, baru juga sampe," ucapnya sambil menahan tangan Erine lebih erat lagi, "kapan lagi Rin kita dibolehin ke sini, padahal umurnya belum legal."
"Ya karena kita belum legal makanya kita pulang aja sekarang," balas Erine lagi, namun Kimmy masih kekeuh untuk tidak pergi dari tempat itu.
"Belum juga mulai acaranya Rin, udah main pulang aja, gak enaklah sama kak Jeanne," ucap Kimmy yang berhasil membuat Erine mengangguk pasrah.
Beberapa menit kemudian birthday party Jeanne Victoria, seniornya di ekskul Seni baru saja di mulai.
Orang yang semula berpencar, sekarang mulai mengelilingi Jeanne yang sudah berdiri di tengah-tengah dengan birthday cakenya.
Jeanne tampak cantik dengan dress panjang tanpa lengan berwarna hitam yang memiliki belahan hingga menampilkan pahanya.
Lima belas menit berlalu, acara pembuka sudah selesai tepat setelah Jeanne berkata, "makasih buat yang udah dateng, sekarang silahkan nikmati acaranya yaa."
Dan setelahnya, semua orang yang tadi berkumpul, sekarang sudah kembali berpencar, termasuk Erine yang mulai menyadari jika Kimmy hilang dari pandangannya.
Matanya bergerak asal, mencari Kimmy di semua tempat yang sekiranya bisa ia lihat, namun nihil, Kimmy tak ada.
Erine sudah hampir menangis, namun tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya pelan, ia kira Kimmy, tapi ternyata bukan.
Itu Jeanne.
Mencoba untuk tersenyum pada Jeanne meskipun hatinya panik sekali, Kimmy tak lagi bersamanya.
Bagaimana caranya dia keluar dari tempat ini, kalau Kimmy tak ada.
"Nyari siapa Rin?" Tanya Jeanne sambil mendekatkan wajahnya ke arah Erine.
"Kimmy kak," jawab Erine dengan suaranya yang mulai tercekat karena rasa takut dan khawatir.
Jeanne mengangguk singkat, kemudian berbicara, "paling Kimmy lagi di dance floor, udah lu ikut gue aja ke sana yuk," ajaknya sambil menarik tangan Erine.
KAMU SEDANG MEMBACA
JOY [ORINE] | END
FanfictionMasih sangat dini untuk Olen dan Erine menjalani pernikahan yang hanya didasari oleh tanggung jawab dari perlakuan tak sengaja yang membuat sebuah nyawa hadir di tengah-tengah mereka.