Part 9

2.6K 287 22
                                    

Kesepakatan dari kedua keluarga dari sidang dadakan beberapa hari lalu adalah dua minggu lagi akan di langsungkannya pernikahan Erine dan Olen.

Dimana untuk minggu pertama, Lio akan sibuk untuk mengurus kepindahan Erine dari sekolah dengan alasan kesehatan dan mendaftarkan gadis itu ke salah satu homeschooling di dekat tempat tinggalnya nanti.

Sedangkan Olen akan tetap melanjutkan sekolahnya di Netco High School dan berusaha untuk membuka usaha sebagai tanggung jawab pemuda itu sebagai kepala keluarga nantinya.

Dimana Olen akan membuka bisnis pakaian seperti Kaos dan Hoodie untuk pria dan wanita dengan menjadikan orangtua dan dua saudarinya sebagai brand ambassador.

Olen merasa jika popularitas orangtua serta saudarinya memang harus dipergunakan dengan baik agar bisa menghasilkan sesuatu yang maksimal.

Dan seperti dugaan awal, jika di minggu pertama akun Instagram bisnis pakaian itu dibuat, pemesanannya sudah mencapai seribu pieces.

Benar-benar luar biasa.

Rencananya setelah Olen dan Erine menikah nanti, mereka berdua akan tinggal sendiri, tak bersama dengan Lio dan Cynthia ataupun Onel dan Indah lagi.

Karena Olen percaya jika ini merupakan titik awal hidupnya sebagai kepala keluarga untuk Erine dan juga anak mereka nantinya.

Sehingga Olen tak ingin merepotkan kedua orangtuanya juga orangtuanya Erine dan dengan bermodalkan uang tabungan, mereka akan pindah ke salah satu apartemen studio sederhana yang ia cicil.

Apartemen yang akan mereka tinggali itu tidak mewah, namun bisa dipastikan jika ruangannya terasa nyaman untuk ditinggali berdua bersama Erine.

Ah tidak, bukan berdua tapi berdua setengah, bersama Joy.

**

"Len," ucap Erine sambil menyandarkan tubuhnya di sofa kamar.

Sementara Olen yang sedang sibuk di ruang tengah rumahnya untuk mengedit foto dan brosur yang akan diposting di berbagai sosial media bisnisnya itu refleks menatap Erine intens, kemudian bertanya, "kenapa, Rin?"

"Aku gak bisa masak," ucap Erine sembari menatap ke arah Olen dengan tatapan yang ingin menangis.

Olen mengernyit sambil menatap ke arah Erine dengan tatapan tak mengerti, "maksudnya?"

Erine menyandarkan punggungnya di Sofa, menatap Olen dengan tatapan memelas, suaranya bahkan sudah mulai bergetar, "nanti kamu sama Joy mau makan apa kalo aku gak bisa masak?" tanyanya lagi sambil mengusap matanya yang sudah berair.

Sementara Olen terbahak, namun sedetik kemudian meringis, karena luka bekas pukulan berkali-kali di wajahnya itu masih menimbulkan rasa nyeri, "kan ada yang namanya jasa antar makanan online, Erine."

Erine cemberut karena Olen tak memahami maksudnya, "tapi kita kan gak mungkin makanannya beli terus kak, kita harus hemat. Kata ibu aku, biaya anak itu banyak banget, mulai dari persalinan sampe dia sekolah nanti," jelasnya sambil mendekatkan wajah pada ponselnya.

Mendengar itu Olen langsung terdiam, berpikir sejenak. Benar juga yang disampaikan Erine, bahkan orangtuanya saja yang merupakan orang berada, terkadang masih suka mengeluh dengan pembayaran sekolah dia dan adiknya serta kuliah kakaknya yang cukup tinggi.

Lagipula, Olen tak ingin jika anaknya nanti mendapatkan pendidikan di tempat yang asal-asalan, pemuda bermata sayu itu ingin yang terbaik untuk anaknya kelak.

Benar, mulai saat ini Olen harus berhemat. Olen harus mulai menabung.

"Hm, gimana kalo kamu belajar masak sama ibu kamu dulu? Atau sama mamah aku juga boleh. Terus setelah kita nikah nanti, kamu bisa belajar masaknya dari Youtube. Kan ada tuh tutorial cara membuat masakan yang enak dan mudah," saran Olen yang dibalas anggukan antusias oleh Erine.

JOY [ORINE] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang