Part 12

2.1K 267 24
                                    

Pagi ini Olen terbangun lebih dulu daripada Erine sehingga pemuda manis itu bisa lebih bebas menatap wajah polos sang istri yang masih terlelap dari dekat.

Hampir tiga bulan menjadi suami dari gadis cantik itu, membuat Olen perlahan-lahan mulai mengetahui kebiasaan-kebiasaan Erine saat ingin tidur.

Dimana istri cantiknya itu harus memeluk guling agar bisa terlelap, namun sejak beberapa hari setelah pernikahan mereka, Erine mulai menjadikan badan Olen sebagai 'guling'nya, hingga saat ini.

Alasan utamanya jelas, karena Olen bisa membalas pelukan Erine dan membuat tubuhnya semakin hangat, sementara guling, tidak.

Juga setiap malam, Erine akan dengan senang hati menjadikan lengan sang suami sebagai bantalan gadis itu. Jadi, setiap malam mereka tidur tanpa ada celah sedikitpun. Saling mendekap, saling menghangatkan dan saling mengisi satu sama lain.

Saat ini kandungan Erine sudah memasuki trimester kedua, dimana Joy sudah berusia 18 minggu, menurut penuturan dokter minggu lalu, saat mereka kontrol.

Katanya, Joy sudah mulai bisa mendengar suara-suara di luar perut, karena telinganya mulai terbentuk secara sempurna.

Saat mendengar informasi tersebut dari dokter, Erine dan Olen merasa sangat bahagia, karena artinya mereka sudah bisa berkomunikasi dengan Joy, meskipun hanya satu arah.

Maka dari itu, sejak mereka pulang dari rumah sakit ke apartemen, Olen sering kali mengajak Joy berbincang, mengenai hal apapun.

Mulai dari memperkenalkan dirinya sebagai ayah hingga mendengarkan Joy beberapa playlist musik kesukaannya.

Bahkan setiap pulang sekolah, rutinitas Olen bertambah yakni tidur di pangkuan Erine dengan wajah yang berhadapan langsung dengan perut gadis itu dan mulai berbincang mengenai harinya.

Bahkan terkadang, Erine merasa iri dengan sang anak yang tampak begitu disayang oleh Olen bahkan sebelum dia lahir ke dunia ini.

Ya, Olen sudah menjadikan anak mereka sebagai pusat dunianya.

Contohnya pagi ini, Olen yang masih memperhatikan wajah polos istrinya mulai terkekeh geli, kemudian menurunkan pandangannya ke arah perut Erine yang mulai terlihat membesar daripada sebelumnya.

Dengan segera pemuda manis itu membuka piyama Erine di bagian perut kemudian mulai mengecup perut dan mengusapnya pelan, "pagi anak aba," sapanya sambil tersenyum lebar.

Iya, Olen sudah mempersiapkan panggilan untuk dirinya sendiri yakni Aba dan Erine akan dipanggil Ibu oleh Joy.

Lucu kan? Aba dan Ibu.

"Ini hari Minggu, aba lebih dulu bangunnya daripada ibu kamu," ucapnya sambil terus mengusap perut Erine dengan sayang, "hari ini karena aba libur sekolah, kita mau pergi kemana ya? Joy mau jalan-jalan gak hari ini?"

Setelah bertanya, Olen mendekatkan telinganya pada perut Erine seperti biasa, seolah sang anak sedang membisikkan sesuatu padanya, berupa jawaban.

Biasanya Olen akan mengangguk, berpura-pura seolah sang anak menjawab pertanyaannya, kemudian terkekeh geli.

Namun pagi ini, Olen benar-benar mendapatkan jawaban dari sang anak, berupa tendangan pelan yang membuat pemuda itu langsung terduduk dan menjauhkan dirinya.

"Nak?!" Kaget Olen kemudian dengan segera ia membangunkan Erine, "sayang, sayang bangun yang."

Erine melenguh pelan saat merasakan tangannya ditepuk beberapa kali, "kenapa mas?" Tanyanya dengan suara khas bangun tidur.

Oh iya, sejak beberapa hari setelah pernikahan mereka, Erine memutuskan untuk memanggil Olen dengan sebutan 'mas' meskipun sebenarnya lebih tua Erine beberapa bulan.

JOY [ORINE] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang