⁴ • Matahari

111 34 1
                                    

Note: Silakan vote dahulu sebelum membaca. Trimss🫶🏻

Special appreciate for Jake and Sunghoon, Enhypen.

• amoristhan •

Manusia dipenuhi banyak angan palsu. Sekalipun mereka sadar bahwa apa yang mereka harapkan adalah begitu mustahil, mereka dengan polosnya tetap percaya harapannya akan terwujud.

Sehingga mereka tidak sadar, apa yang mereka jalani saat keinginannya terwujud bukanlah hal nyata. Mereka terus tenggelam dalam kubangan khayalan. Menunggu sebuah lonceng pemberitahuan membangunkan mereka.

Sekali lagi, manusia sangat mudah menyimpulkan sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat dan dengar. Mereka percaya sesuatu sesuai dengan apa yang indera mereka rasakan.

Tetapi mereka lupa. Ada manusia lain yang tidak memiliki mata dan telinga. Ada manusia lain yang hidup dalam dunia gelap dan sunyi.

"Siluman!"
"Iblis!"
"Penyihir!"
"Anak sial!"
"Hantu!"

Setelah kejadian perang merah, Sunghoon dengan sabar membawa Jake di punggungnya setiap kali anak itu kehilangan kesadaran.

Mereka hidup berpindah-pindah tempat karena tempat tinggal mereka lama-kelamaan hancur dimakan bumi.

Sunghoon pikir, dia dan Jake akan membaik seiring berjalannya waktu. Hanya saja Sunghoon tidak tahu akhir dari 'waktu' yang dimaksudnya seperti apa.

Hutan dengan pohon-pohon rindang telah dipangkas rapi. Jalan setapak berganti dengan tanah hitam keras yang disebut aspal. Rumah gubuk kini terlihat sangat tinggi dengan dinding yang terbuat dari kaca dan besi. Orang-orang tidak lagi berkuda. Mereka mengendarai bongkahan besi bergerak. Kira-kira, itulah yang dipikirkan oleh Sunghoon.

Sunghoon tidak ingat sudah berapa lama ia hidup. Baginya, lingkungan sekitar sangat cepat berubah. Tetapi, mengapa ia tidak ikut berubah? Tubuhnya masih sama, dengan tinggi dan berat badan yang tidak bertambah. Seperti matahari yang di kelilingi planet-planet. Begitupula Jake.

Mereka melihat orang-orang menua. Mereka melihat para keluarga menangis sebab salah satu di antara tidak lagi bernyawa. Mereka melihat orang-orang dikuburkan. Mereka melihat jejak kematian.

Tetapi mengapa mereka tidak ikut merasakannya?

Jake tidak terlalu memikirkan hal itu. Tentu ia akan sedih melihat seseorang meninggal. Jake juga akan ikut meletakkan bunga sebagai tanda penghormatan. Hanya saja sesudahnya ia akan bangun dengan otak yang kosong.

Awalnya, ingatan Jake terhenti di kala matanya terakhir kali melihat punggung Sunghoon yang memegangi tangannya, sebelum akhirnya sebuah batu besar menghantam. Ia masih bisa tetap mengingat itu seperti mimpi buruk sepanjang hari setiap kali terbangun.

Tapi lama-kelamaan, ingatannya tentang hari itu mulai pudar. Yang ia ingat hanya taman bunga dan ratusan kupu-kupu.

Jadi, kesedihan dan rasa sakit di hari ini tidak akan diingat oleh Jake di hari esok. Ingatannya hanya bertahan satu hari.

Berbeda dengan Sunghoon yang harus susah payah berkali-kali terbangun tiap malam karena bermimpi buruk. Puluhan, ratusan, dan sekarang ribuan tahun telah dilewati olehnya tanpa bisa melupakan satu hal sedikitpun.

CARNATION || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang