⁹ • Pudar

82 24 4
                                    

Note: - Cerita ini akan selesai di chapter 10 dan kemungkinan akan ada chapter bonus. Kira-kira mau berapa bonus chapter? Komen ya!
- Jangan lupa vote semua chapter ya! Love you readers ku❣️

Special appreciate for Jake and Sunghoon, Enhypen.

• amoristhan •

Jake kebingungan dengan orang yang berada di hadapannya, orang yang matanya terlihat kabur karena ditutupi selaput putih. Kedua tangan orang itu bergerak-gerak di telapak tangannya, mencoba berkomunikasi.

Orang yang memperkenalkan dirinya sebagai Sunghoon itu bertanya apakah dunia sedang gelap gulita.

Jake sebenarnya takut ketika mengetahui bahwa dirinya sedang berada hanya berdua dengan orang aneh yang tidak bisa bicara dan melihat. Orang itu terlihat acak-acakan, menyedihkan, memilukan, dan sungguh kasihan.

Tapi Jake memberanikan dirinya untuk membiarkan orang itu meraih tangannya dan menuliskan huruf-huruf semu dengan jari telunjuk. Tubuh orang aneh di hadapannya sangat kurus dan pucat. Jake kira ia baru saja diculik oleh hantu.

Laki-laki pucat dengan alis tebal itu kemudian menangis setelah diberitahu bahwa ada selaput putih yang menutupi bola matanya. Tangisannya terdengar pilu sekaligus perih. Jake tidak mengenalnya, tetapi entah mengapa ia seperti ikut merasa sakit.

Bagai rasa sakit dari luka lama yang tidak kunjung sembuh.

Jake yang prihatin kemudian menarik tubuh lemah laki-laki pucat itu ke pelukannya. Jake menepuk-nepuk pundak orang itu dan menenggelamkan kepalanya di leher orang itu. Si orang aneh tidak membalas pelukannya. Ia hanya terus menangis keras dan memukuli kepala.

Sunghoon merasakan hangat tubuh Jake yang memeluknya erat. Kedua tangan sahabat yang tidak lagi bisa ia lihat wajahnya itu melingkar di sekeliling pinggangnya yang mengecil karena sudah lama tidak makan nasi.

Setelah beberapa menit, tangisan Sunghoon mulai mereda. Ia kembali menarik telapak tangan Jake dan menyuruhnya mengambil selembar kertas dan pena.

Orang yang begitu dikenalnya sebagai Jake si anak bunga itu dengan sigap memenuhi permintaannya. Setelah lengkap semua barang-barang yang diminta oleh Sunghoon, ia kembali menulis huruf-huruf semu.

"Kau memintaku untuk menuliskan kata-katamu di kertas ini?" Tanya Jake memastikan.

Sunghoon mengangguk. Tanpa pikir panjang, Jake segera duduk menghadap selembar kertas yang ukurannya cukup besar itu dan menggenggam pena di tangan kanannya. Jake tidak tahu sejak kapan ia bisa menggunakan alat tulis.

Sunghoon mulai menggerakkan jari-jemarinya di telapak tangan kiri Jake, sedangkan tangan Jake yang lain menyalin kalimat-kalimat semu yang tertulis di tangan kirinya.

Sekitar setengah jam sudah berlalu. Kertas besar yang awalnya polos itu kini telah dipenuhi kalimat-kalimat Sunghoon yang dituliskan oleh Jake. Jake tidak terlalu memerhatikan apa yang ia tulis, padahal tulisan itu adalah tentang dirinya. Jake mengira bahwa Sunghoon meminta pertolongannya untuk menuliskan surat kepada seseorang, bukan untuk dirinya.

"Baiklah. Tulisan ini sudah selesai. Mau diletakkan di mana?"

Tolong lipat menjadi empat kali lipatan dan letakkan di dekat tempat kau bangun tadi.

"Kenapa diletakkan di sana? Ini bukan surat yang ingin kau kirimkan?"

Iya. Nanti ada yang akan mengambilnya.

Jake tidak lagi bertanya dan menurut. Diletakkannya surat empat lipatan itu di dekat kasur tempatnya bangun pertama kali.

Lebih tepatnya, tempat dirinya bangun berkali-kali.

CARNATION || ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang