3. Persyaratan dan Cara

182 23 3
                                    

Kamar pengantin. Di sinilah malam ini Lio berada, hanya berdua dengan sosok yang sudah menjadi istrinya, lebih tepatnya istri Harold sebab dalam perjanjian suci yang dilantunkan pagi tadi tetap menggunakan nama Harold, bukan namanya. Lio merebahkan tubuhnya di atas kasur yang sudah dihiasi kelopak mawar merah, tetapi justru yang menyeruak lebih kuat adalah lavendel. Laki-laki itu berusaha mencari posisi yang nyaman, peduli setan dengan seprai yang mulai kusut serta kelopak yang mulai berjatuhan ke tepi ranjang. Lio merasa begitu lelah, tubuhnya yang tak begitu sehat ini berperang dengan upacara pernikahan sepanjang hari.

"Aku sangat lelah!" rintihnya dengan napas yang keluar tak beratur. Jiwanya masih memiliki banyak kekuatan, tetapi tubuhnya tak bisa menampung.

Gaun putih Emily sudah terlepas darinya entah kapan, Lio tak memperhatikan itu, dia menggantinya dengan dress sebatas lutut berwarna merah delima tanpa lengan. Hanya ada seutas tali tipis yang bergelantung. Sanggulnya pun sudah berganti gerai, semerbak wangi lavendel yang tadi lebih kuat itu rupanya dari parfum yang menempel di leher jenjang Emily.

Mata Lio yang tadinya terpejam perlahan terbuka, iris mata Harold yang kelabu mendadak terbelalak melihat Emily berada tepat di sampingnya, amat dekat, hampir tak berjarak. Ketika melihat rahang tegas pria di hadapannya semakin mengeras dengan gigi yang bergemelatuk, Emily malah semakin mencondongkan diri. Bibir ranumnya membentuk senyum tipis yang begitu menggoda. Senyum itu bahkan lebih mirip ... seringai, setidaknya itu yang ada di pikiran Lio.

"Ka-kau mau apa?" tanya Lio terbata. Dia berusaha bangkit dari posisinya dan bergerak mundur hingga punggungnya membentur badan ranjang yang berwarna abu kemilau itu.

"Apa lagi? Menjadi istri yang sesungguhnya untukmu, Tuan. Lalu setelah itu, setelah aku memenuhi persyaratan kita—aku menyerahkan diri, hidup, dan duniaku untukmu—kau akan memberikan kehidupan pada duniaku yang lain. Ayo, segera lakukan, Tuan Harold! Aku sungguh tak punya banyak waktu!" Tatanan kata Emily terdengar amat menggebu-gebu. Dia bahkan sudah maju lagi dan kembali memangkas jarak.

Pupil mata Lio semakin melebar dengan degup jantung yang lagi-lagi berdetak tak keruan. Dia ingin menghindar dari apa yang mengintip di balik dres merah itu, tetapi pandangannya keras kepala. Menyadari dadanya mulai berdenyut sakit setelah degup jantung yang tak normal, Lio mencoba menenangkan diri dengan memalingkan wajah dan mengembuskan napasnya dengan teratur. Sial, menatap Emil membuat jantungku berdetak lebih cepat, tapi rasanya jantung yang berdebar itu adalah milikku, bukan milik Harold. Bagaimana mungkin? Ah, lebih parah lagi tubuh ini sudah benar-benar tua! Berdegup kencang sedikit saja dan dadaku lagi-lagi terasa sakit! pikirnya sembari mengerjap berkali-kali.

"Persyaratan apa yang kau maksud?" Lio bertanya tanpa menatap Emily.

"Tentu saja persyaratan saat kau memintaku menikah denganmu. Tolong, jangan mengulur waktu. Cepat miliki diriku dan berikan apa yang kau janjikan padaku!"

Apa yang dia maksud?  sentak Lio dalam hati. Dia sungguh tidak paham, kepalanya sudah terasa berat karena dipenuhi dengan begitu banyak pikiran. Bodoh amat sama perjanjian Emil dengan si tua peyot ini, aku harus menemui penyihir itu secepatnya!

"Hei, ayolah!" Emily kembali mengeram. Ada sisi lain dari sosok gadis itu yang mulai disadari Lio. Sorot mata Emily seolah memperlihatkan ketakutan, ketakutan akan kehilangan. Dia sedang memperjuangkan sesuatu. Sejak awal pun Lio sudah menebak pasti ada hal besar yang dijanjikan Harold pada Emily sampai-sampai gadis cantik itu ingin dipersunting. Namun, Lio punya masalah yang lebih besar terkait hidupnya sendiri, dia memutuskan untuk tak mengambil pusing perkataan Emily.

"Aku sungguh tak paham dengan yang kau bicarakan, Emil. Aku sudah bilang kalau aku ini bukan Harold, aku bukan suamimu. Sekali lagi aku peringatkan, jangan menyentuh apa pun dariku. Aku harus pergi." Lio mulai beranjak lewat sisi lain ranjang.

Transmigration of Old Husbands [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang