Bagaikan laut hitam. Segerombolan orang-orang berbaju hitam terus berdatangan dan berdoa demi menghormati mendiang, meletakkan bunga di depan foto juga abunya. Tatapan mereka tentu saja menyiratkan rasa bela sungkawa dan kepedihan. Namun, yang di luar tak selalu sejalan dengan yang di dalam. Yang ditampakkan sering kali melenceng dari isi hati. Tak ada yang tahu kedatangan mereka semua, apakah benar-benar untuk turut berduka cita, atau justru ingin tertawa diam-diam melihat dua perusahaan besar itu saling memborbardir. Meskipun kepolisian yang mengusutnya masih bungkam, perselisihan Ebner dan Harold sudah menjadi buah bibir sejak dulu. Maka ketika gugatan Harold mengarah pada Ebner, tanpa perlu bukti, pemikiran itu akan langsung terarah pada Ebner.
Banyak yang bergelayut dan mendatangi Lio dengan mata yang sayu dan penuh ratapan. Beruntung, Emily memintanya untuk memakai kacamata hitam. Lio hanya mengangguk sebentar setiap kali ada orang yang mendatanginya. Emily pun memperingati, bahwa sebagian besar datang untuk mencari topik hangat yang dijadikan bahan bercandaan. Mereka tak benar-benar bersedih. Seseorang yang sungguh menangis hanyalah ketiga saudaranya. Karena 'tubuh' ayahnya sekalipun, sudah tak lagi memiliki rasa simpatik barang secuil.
Lio hanya terus memandang pada foto Alban yang dikelilingi dengan bunga serta lilin itu. Namun, fokusnya justru berpusat pada dada. Ada dua kepedihan yang terasa dalam dadanya, Emily dan rasa nyeri yang tiba-tiba saja lebih berdenyut. Lio melirik ke samping, di sana masih berdiri orang-orang kejaksaan.
Kapan aku bisa berbicara berdua dengan Emily jika keadaannya seperti ini terus? Orang-orang itu bahkan tak pernah mengalihkan pandangannya dariku, apa mereka beranggapan aku bisa kabur dengan kursi roda sialan ini? Lio menggerutu dalam hati, lantas kembali memperbaiki kacamatanya dan menatap lurus ke depan. Di belakangnya masih ada Emily. Lio sangat tidak sabar untuk mencuri kesempatan dengan perempuan itu, dia bahkan tidak yakin, mana yang lebih ditunggunya, mendengar jawaban cintanya dari Emily, ataukah segera berpulang pada tubuhnya.
Sejenak, Lio menatap sekeliling, orang-orang itu tetap datang bersama jasnya. Lio tak pernah menyaksikan upacara pemakaman orang-orang kaya. Pikirnya, jika anaknya 'Harold' saja sudah seperti ini, bagaimana jika tubuh Harold nanti ketika jiwanya sudah terlepas? Mungkinkah Ebner akan semakin berbahagia ketika tahu Harold mati nantinya? Ya ..., aku cuma berharap dia sudah mendapatkan hukumannya, batin Lio dengan seribu pikirannya yang membuatnya tak bisa benar-benar merasa bersedih. Isak tangis Alma bahkan tak menggoyahkan hatinya, mungkin akan beda cerita jika suara tangisan yang didengarnya adalah Emily.
Perempuan itu, dia sejak tadi berdiri di belakang Lio. Jika ditafsirkan lagi, sejatinya pemikiran mereka berada di jalur yang sama. Emily masih berusaha meyakinkan hatinya bahwa dia memang jatuh cinta, tetapi bukan pada Harold, melainkan Lio. Sejak tadi dia hanya terus bergumam dalam hati, menuturkan cara agar dia bisa mengatakannya pada laki-laki yang berada di hadapannya itu.
Begini, "tak ada gunanya berbohong, aku mengatakan ini jujur agar jiwamu segera terlepas. Aku memang memiliki perasaan yang sama padamu, pada jiwamu, bukan pada Harold", oke, Emily, hanya itu yang perlu kamu katakan nantinya. Toh, setelah itu Lio akan segera tak sadarkan diri dan terbangun di tubuhnya. Lalu ... akan melupakan semua memori Harold, kata Emily dalam hati.
Ada dua hal yang menjadikannya semakin resah. Cata mengungkapkannya pada Lio, juga rasa tak rela pada hatinya, mengingat setelah ini dia tak lagi bisa berada di dekat Lio. Tanpa sadar Emily mengembuskan helaan napas kasar.
Lio sontak berbalik dan memerhatikan wajah Emily sekilas. "Kau ... baik-baik saja? Atau kau kelelahan?"
Emily tercengang sejenak. "Tidak, aku tidak apa-apa. Upacaranya sebentar lagi akan selesai, kita harus kembali ke rumah sakit," balas Emily dengan intonasi pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration of Old Husbands [TERBIT]
FantasyJuara🥇 dalam Event Adu Jotos Batch 5 bersama HWC Publisher [Belum Revisi] Setelah meregang nyawa, jiwa Lio kembali terbangun di sosok pria tua bernama Harold dengan segala kekayaannya yang akan melangsungkan pernikahan dengan seorang gadis belia. L...