Tandai typo!
______________Happy Reading💗
Bitha sangat mengingat jelas jika di kehidupannya dulu Savanya tidak direstui oleh Kakek, Nenek Saka karena kepribadiannya yang menurut mereka sangat naif. Jelas, karena orang berpengaruh dan berkelas seperti mereka tidak suka dengan kepribadian seperti Savanya. Mereka lebih suka dengan kepribadian seorang wanita yang cerdas, tangguh dan tidak mudah terinjak-injak oleh seseorang.
Yang sekarang Bitha masih penasaran adalah apa benar jika di kehidupannya dulu Saka sudah mencintai Savanya sehingga menerima gadis itu? Tapi diwaktu kematiannya, Bitha jelas masih bisa melihat ada rasa cinta untuknya di mata Saka, walaupun itu tertutup perasaan kekecewaan, apakah rasa kecewa itu yang membuat Saka memilih abai tak menolong dirinya diwaktu ambang kematian?
Sudahlah Bitha tak mau memikirkan itu lagi, yang terpenting saat ini Bitha tak akan mengulangi lagi kebodohannya, ia akan membalas cinta Saka walaupun pria itu sudah menjadi suami orang.
Katakanlah pelakor, tapi Bitha tak peduli karna nyatanya dirinya emang berniat merusak rumah tangga orang!!
Setelah makan malam berakhir Bitha diajak berbincang-bincang dengan Beatrix dan Belinda di ruang santai, adapun Savanya juga di antara mereka. Sedangkan Saka, Hendrik dan Arsenio berada di ruangan lain untuk berbicara mengenai bisnis.
"Bitha memang secerdas itu Ma, dia bahkan menguasai enam bahasa asing sedari smp," kata Belinda, karena Beatrix mengatakan jika kagum pada Bitha yang bisa berbicara bahasa Jerman dengan lancar, padahal jelas Bitha tidak ada keturunan dari Jerman. Kedua orang tuanya asli dari Indonesia.
Beatrix tersenyum mendengar itu, "Beruntung sakali nantinya pria yang bisa menikahimu gadis cantik!" ujar Beatrix tulus.
"Seharusnya Saka yang menikahi Bitha karena aku ingin sekali pamer pada teman-teman arisanku jika memiliki menantu yang sangat cantik dan pintar. Tapi Saka malah menikahi gadis yang tidak ada kelebihannya sama sekali," ujar Belinda melirik Savanya yang sedari tadi diam.
"Yang ada malu aku jika mengenalkannya pada teman-temanku," lanjutnya sinis.
Savanya memaki wanita itu didalam hati. Bisa-bisanya Belinda mengatakan hal seperti itu didepan Beatrix. Padahal Savanya pikir dirinya juga tak kalah cantik dari Bitha. Untuk kepintaran jelas Savanya mengakui Bitha itu terlalu pintar, karena gadis itu selalu mengikuti olimpiade bahkan sampai tingkat luar negeri dan selalu pulang membawa piala. Tapi dirinya juga pintar karena selalu mendapat peringkat ke dua di kelasnya, walaupun bukan pararel tapi itu termasuk pintar bukan? Untuk peringkat pertamanya jelas Bitha, tidak hanya di kelas tapi Bitha juga selalu peringkat pararel.
Beatrix melirik sekilas Savanya yang menundukkan kepalanya serta kedua tangannya yang meremas gaun yang dikenakan. Diam-diam Beatrix tersenyum miring, "Hey kau!" panggil Beatrix.
Savanya terlonjak kaget mendengar itu, ia langsung menatap Beatrix dangan tatapan lembutnya, "Iya Nek" balas Savanya.
"Jangan panggil saya Nenek, panggil Nyonya!" ketus Beatrix yang membuat Savanya tak terima.
"Tapi Bitha memanggil ne----"
"Karena dia sekarang sudah ku anggap seperti cucuku!" dengus Beatrix memotong ucapan Savanya.
Sial. Mengapa tidak ada yang memihak padaku! Pikir Savanya geram mendengar itu.
Bitha yang melihat wajah tak enak Savanya pun senang, ia suka melihat ketidakberdayaan gadis itu.
"Iya Nyonya," patuh Savanya dengan wajah dibuat sendu. Siapa tau Beatrix kasihan padanya.
"Kau menguasai berapa bahasa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TABITHA [END]
Fantasy[Part lengkap] Blur : Apa yang kamu lakukan jika mengulang waktu kembali? Tabitha Veronika Miller sosok gadis yang diberi kesempatan untuk mengulang waktu kembali, kematian tragis serta dendam yang membara membawa dirinya menjadi antagonis di kehidu...