TABITHA[42]

32.8K 2.5K 195
                                    

Tandai typo!
_____________

Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, tapi sepasang manusia kini masih berada di tepi pantai, duduk hanya beralaskan tikar kecil. Tak perduli walaupun angin laut dapat membuat mereka sakit.

Saka dan Bitha yang tadi rencananya hanya untuk sekedar pergi makan malam di luar pun kini setelahnya mereka langsung menuju pantai. Tapi tepatnya ini hanya keinginan Bitha, karena Saka sebelumnya sudah melarang gadis itu, takut Bitha nanti akan sakit jika terkena angin malam. Tapi mau tak mau Saka hanya bisa pasrah karena permintaan gadisnya yang sangat keras kepala itu.

Tangan Saka bergerak memperbaiki beberapa anak rambut Bitha yang menutupi wajah cantik gadis itu, "Lima menit lagi pulang, oke!"

Bitha yang tadinya masih menatap ombak pun sontak langsung menatap tak terima ke arah Saka, "Kita baru sepuluh menit disini loh, Kak!" sahutnya kesal.

Pria itu menatap lembut pada Bitha, "Angin malam gak baik buat kamu, Sayang."

Bitha menghela nafas pelan, ia lantas menundukkan kepalanya, "Aku cuma ingin melepas penatku selama ini, aku lelah Kak!" lirih Bitha.

Gadis itu sontak mendongak menatap Saka, "Dan aku juga mau ngucapin terimakasih ke Kakak, karena selama ini Kakak ada buat aku dan membantu aku. Mungkin aku tidak bisa melewati semua ini jika tanpa adanya Kak Saka di samping aku," lanjut Bitha tersenyum tulus.

Mendengar itu, Saka pun menangkup wajah mungil Bitha, " Hey, What are you talking about, aku sama sekali tidak perlu mendapat ucapan terimakasih itu dari kamu," ujar Saka yang membuat Bitha bingung.

Pria itupun terkekeh pelan melihat wajah bingung gadisnya, "Listen to me, selalu ada buat kamu, dijadikan orang pertama kali yang kamu cari saat dalam masalah atau keadaan tidak baikmu, itu sudah menjadi sebuah hal yang wajib dalam kamus hidupku. Apapun itu untukmu aku akan selalu mengusahakannya walaupun bahkan harus menentang dunia sekalipun."

"Anything for you," ulang Saka tegas, menatap manik indah gadis itu.

Air mata Bitha langsung luruh mendengar pernyataan Saka, dengan cepat gadis itu langsung memeluk tubuh Saka dengan erat yang jelas dibalas tak kalah erat oleh pria itu.

"Maaf dan terimakasih untuk semuanya kak," ujar gadis itu dengan lirih.

Saka tak membalas ucapan Bitha, tangannya kini hanya sibuk mengelus punggung ringkih yang kini bergetar karena menangis. Demi apapun sebenarnya Saka tak kuat mendengar isakan gadis kecilnya itu.

"Aku mencintaimu," lanjut Bitha.

Tubuh pria itupun sontak menegang mendengar kalimat itu, ia dengan cepat langsung melepaskan pelukan tersebut.

Pipinya memanas, bahkan kini telinga pria itu sudah memerah, "ta-tadi kamu bilang apa?" gugupnya mencoba untuk memastikan. Saka takut ini hanya sebuah mimpi.

Mendengar Bitha mengatakan cinta padanya itu adalah hal yang sangat ditunggu Saka, walaupun menurut Saka terkesan mustahil. Tapi tadi ia dengan jelas mendengar pernyataan cinta dari gadis itu.

Bitha sontak terkekeh pelan kala melihat ekspresi wajah pria itu.

Gadis tersebut lantas mengusap air matanya pelan, kemudian bangkit dari duduknya.

"Kak Saka tuli," ujarnya kemudian berjalan menyusuri pantai malam hari ini.

Saka yang melihat Bitha beranjak pun juga langsung berdiri dan menyusul gadis itu.

"TA TA TATA SAYANG~ TUNGGU!" teriak pria itu, berlari kecil mengejar Bitha.

"TATA, AYO ULANGI UCAPAN KAMU YANG TADI!" teriak Saka lagi kala melihat Bitha yang malah tertawa sembari berlari darinya.

TABITHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang