TABITHA[32]

51.6K 3.4K 376
                                    

Tandai typo!
_______________

Disisi Dyrrot yang kini sedang dalam perjalanan menuju markasnya, ia mengendarai mobilnya dengan santai. Sampai kini bibirnya tiba-tiba menyeringai penuh makna lantaran baru saja ia melihat sebuah dua mobil yang melewati mobilnya dengan kecepatan penuh. Kejar-kejaran heh? pikir Dyrrot senang.

Menarik jika di lewatkan begitu saja.

Kini Dyrrot langsung menambah kecepatan mobilnya guna agar bisa melihat dengan jelas aksi kedua mobil didepannya itu yang sedang kejar-kejaran.

Sampai pada tibanya Dyrrot melihat kepala seorang salah satu pengendera yang mengejar mobil satunya itu keluar dari kaca jendela mobil. Terlihat rambut panjang hitam yang berkibar diterpa angin, mata Dyrrot fokus menatap objek di depannya itu.

Sampai rasa terpaku pada sosok itu tiba-tiba muncul kala dengan cepat ia melihat tangan putih kecil perempuan pengendara itu dengan lincah dan tepat dapat membidik ban mobil incaran kejaran perempuan itu.

Ctakk

Dor

Shit

Sempurna pikir Dyrrot dengan mata yang masih terpaku. Dapat ia lihat mobil yang baru saja perempuan itu bidik bannya langsung oleng, dan tidak ada pilihan lain lagi mobil tersebut pun langsung mengerem dadakan.

********

Bitha tersenyum puas kala melihat mobil dokter Lilly sudah berhenti, ia langsung saja turut memberhentikan mobilnya dan segera turun menemui dokter wanita itu.

"Dokter Lilly!" panggil Bitha mengetuk kaca mobilnya Dokter Lilly.

Didalam mobil, Dokter Lilly yang mendengar itu langsung ketakutan. Ia jelas khawatir untuk berhadapan dengan Bitha, apalagi Dokter Lilly mengetahui jika perempuan itu sangat dekat dengan Tuan Devano. Pemikiran negatif kini langsung berputar cepat di otak dokter wanita itu.

"Dokter buka! Atau saya memecahkan kaca mobil anda!" kata Bitha mengancam.

Mendengar itu, mau tidak mau pun dokter Lilly langsung membuka pintu mobilnya. Karena tidak mungkin juga ia berada di dalam mobilnya sampai Bitha pergi, dan itupun sangat mustahil jika Bitha pergi karena dokter Lilly paham watak gadis itu.

"Ampun nona, maafkan saya hiks! Tolong jangan libatkan saya dalam kematian tuan Devano!" kata Dokter Lilly, yang langsung sujud didepan Bitha.

Bitha yang mendengar itupun jelas bingung, terlihat jelas kini gadis tersebut terdiam. Pikirannya langsung memproses ucapan yang baru saja di lontarkan Dokter wanita itu.

Dam

Mata Bitha langsung menyorot dingin, ia kini paham jika ternyata kematian paman Devano itu ada dalangnya, bukan hanya karena memang meninggal dengan penyakit jantungan semata.

"Saya waktu itu benar-benar terpaksa, maafkan saya Nona. Maafkan saya yang sudah buta akan keadilan nyawa seseorang!" kata Dokter Lilly lagi. Air matanya meluncur deras akibat rasa penyesalannya selama ini.

Ia dihantui rasa ketakutan dan penyesalan selama dua bulan ini. Dan itu cukup membuat Dokter Lilly merasa stres. Tapi untuk membongkar dan mengatakan semuanya pun dia takut, lantaran takutnya nanti dirinya ikut terseret ke hukum.

"Maafkan saya hiks!"

Bitha menghela nafas pelan, tangannya kini terulur untuk membantu dokter Lilly berdiri, "Jangan seperti ini. Karena saya tidak suka, seakan sedang disembah!" cetus Bitha datar, tapi masih terdengar lembut.

Dokter Lilly pun bergerak untuk berdiri, ia menatap Bitha dengan wajah gugupnya.

"Ada yang ingin dokter jelaskan pada saya?" tanya Bitha. Sedangkan Dokter Lilly pun langsung mengangguk.

TABITHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang