Chap 8

13 3 4
                                    

                                     🦋
                                     🦋
                                     🦋
                                     🦋

Sesampainya di taman, Asha hanya duduk dan melamun. Di tengah lamunannya, tiba tiba Mona datang bersama Harvy menghampirinya.

"Loh Sha lo juga disini?" Mona menyapa Asha dan langsung duduk sebelahnya, Asha hanya mengangguk pelan.

"Lo sama siapa? Kok sendiri" tanya Mona.
"Gue lagi iseng aja Na" Asha tersenyum menatap Mona.

"Sha, ka ji sebenernya kenapa sih sama gue?" Mona memegang tangan Asha dan menatapnya bingung.

"Gapapa ka ji cuma lagi ga stabil aja emosinya" Asha berusaha meyakinkan Mona bahwa Jinan baik baik saja.

"Na aku kesana dulu ya beliin kamu minum" Harvy mengusap kepala Mona pelan.

"Lo mau nitip Sha?" Mona mengangguk lalu menatap Asha, Asha menggeleng pelan dan tersenyum tipis.

"Kamu hati hati ya" ucap Mona menatap Harvy sebentar, Harvy mengangguk dan langsung pergi.

"Gue balik dulu ya Na udah sore" ucap Asha.
"Lah kok cepet banget?" ucap Mona bingung.

"Iya udah mau hujan juga, hati hati ya" Asha segera memakai earphone dan pergi, Mona hanya mengangguk melihat sahabat pergi. Beberapa menit kemudian, Harvy datang menghampiri Mona dan memberikannya minum. Mona tersenyum menerima minuman dari Harvy dan meminumnya.

Tiba tiba, Hujan turun dengan deras. Asha pun yang panik ketika hujan langsung berlari menyebrang untuk berteduh. Namun, siapa sangka ada sebuah mobil yang melaju dengan cepat. Mona yang melihat itu segera berteriak dan lari menghampiri Asha lalu memeluknya.

BRAKKK

Harvy yang melihat kejadian di depannya terdiam, ia merasa dunianya runtuh seketika. Ia menghampiri Mona dan Asha yang sudah bersimba darah, dengan tangan gemetar ia berusaha menelfon ambulance.

Mona yang masih dalam keadaan setengah sadar melihat Asha yang sudah tidak sadarkan diri, ia langsung menatap Harvy sembari tersenyum. Harvy memangku kepala Mona pelan dengan mata berkaca kaca.

"K-kara a-aku berhasil n-nolong A-Asha" Mona berucap pelan dan berusaha menahan rasa sakit. Harvy yang mendengar itu meneteskan air matanya.

"Kamu kenapa harus nekat Na" ucap Harvy dengan suara serak menahan tangis sambil mengelus pipi Mona.

"A-aku senang b-berhasil nolong s-sahabat a-aku meskipun dia juga l-luka" Mona berucap dengan pelan dan menatap Asha yang penuh dengan luka, perlahan Mona menutup matanya dan pingsan.

Sesampainya di rumah sakit, Asha dan Mona langsung di bawa ke ruang UGD untuk di tangani oleh dokter. Harvy berusaha menghubungi Irene untuk segera datang ke rumah sakit.

1 jam kemudian, Irene datang bersama Juna dan Runa beserta Jinan dalam keadaan hancur langsung menghampiri Harvy yang menunggu di depan ruang UGD.

"Keadaan mereka gimana?" tanya Jinan dengan perasaan khawatir dan mata yang siap menumpahkan tangisnya.

"Masih di dalem sama Mona" jawab Harvy dengan pelan, Runa yang mendengar itu langsung menangis.

"Maafin Jinan ma ji udah gagal jaga Asha" Jinan menghampiri Runa dan berbisik lirih memeluk Runa.

"Ji adek gimana ji" Runa terisak membalas pelukan Jinan, Jinan yang mendengar isakan Runa langsung meneteskan air matanya dan mengelus punggung Runa pelan.

Setelah mereka berhenti nangis, tidak lama dokter pun keluar dari ruang UGD dan segera menghampiri Juna.

"Gimana dok kondisinya?" tanya Juna dengan nada khawatir.

"Kondisi pasien dua duanya cukup lemah akibat benturan keras dan luka yang cukup parah pada pasien" jelas dokter, Runa dan Irene yang mendengar penjelasan dokter langsung lemas.

"Apa pasien masih bisa selamat dok?" tanya Jinan.

"Untuk saat ini kami masih bisa belum memastikan tapi semoga saja, saya permisi" dokter pergi meninggalkan ruang UGD.

Irene segera memeluk Runa dan Runa membalas pelukannya. Mereka berusaha untuk saling menguatkan satu sama lain mendengar kondisi anaknya.

"Dek tolong bertahan ya, kaka disini nunggu kamu sama yang lain" batin Jinan sambil menatap Asha dari pintu UGD. Irene menghampiri Harvy yang terlihat menunduk dan duduk di sebelahnya.

"Harvy kamu bisa cerita kejadiannya gimana?" tanya Irene menggenggam tangan Harvy.

Harvy mendengar itu langsung menatap irene dan mengangguk pelan. Ia menceritakan kejadian sebenarnya dari awal hingga selesai dengan perasaan sesak dan berusaha menahan tangisnya. Semua yang mendengar cerita Harvy langsung merasa terpukul dengan kejadian hari itu.

"Mona ayo bangun, tolong bertahan untuk aku" batin Harvy menatap kaca ruang UGD dengan tatapan sedih.
                                     
                                    🦋
                                    🦋
                                    🦋
                                    🦋

Hayo siapa yang kaget sama chapter kali ini?

Kira kira mending biarin Mona sm Asha meninggal atau biarin mereka selamat?

Oh iya, gimana reaksi Althar pas tau dua sahabatnya kecelakaan gimana?

Jangan lupa vote dan komen yaa.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang