🦋
🦋
🦋
🦋Asha melamun di halaman rumah Mona, langit yang begitu cerah beserta suasana hening yang menenangkan hatinya. Ia menatap ke arah langit dan bergumam menyebut nama Mona. Irene yang melihat dari dalam rumah menghampiri Asha dan bertanya.
"Sha kamu kenapa?" tanya Irene dan duduk di samping Asha.
"Cuma lagi mikirin Mona ma" Asha tersenyum tipis menatap Irene.
"Kamu mau ke rumah Mona?" Irene mengelus rambut Asha pelan, gadis di hadapannya pun mengangguk.
"Yaudah nanti kita kesana ya" Irene tersenyum, namun Asha menggeleng pelan dan memegang tangan Irene.
"Gapapa Asha sama Althar aja ya sekarang" Asha tersenyum tipis, Irene mengangguk mengiyakan permintaan Mona dengan syarat Asha harus pulang dengan keadaan baik baik aja.
Asha pun langsung menelfon Althar untuk mengantarnya ke rumah baru Mona.
"Halo Al, lo sibuk ga?" ucap Asha.
"Lagi main gitar Sha, kenapa hm?" nada suara Althar terdengar sangat lembut menjawab pertanyaan Asha.
"Temenin gue ke rumah baru Mona yaa, gue sekarang ada di rumahnya" Asha berucap dengan nada pelan.
"Yaudah gue jemput sekarang yaa" Althar mematikan telfonnya dan bersiap siap untuk menjemput Asha.
Di perjalanan menuju rumah baru Mona, Althar dan Asha membeli bunga. Mereka memilih bunga krisan sebagai tanda persahabatan mereka dengan Mona, Asha tersenyum melihat bunga di tangannya. Ia berusaha menguatkan dirinya untuk mengunjungi rumah sahabatnya. Sesampainya di rumah baru Mona, Asha melihat Harvy yang sedang berdiri di hadapan rumah Mona. Althar menatap Asha khawatir, ia takut bahwa gadisnya akan kembali drop.
Namun ketika ia mengajak Asha untuk pulang, gadis itu selalu menolak dan meyakinkan bahwa ia baik baik saja.
Asha menghampiri Harvy perlahan dan memanggil namanya pelan, perlahan Harvy membalikkan badannya. Namun, ia melihat Mona di hadapannya. Ia bergumam memanggil nama Mona, Asha perlahan maju mendekat ke Harvy ia melihat sorot rindu di mata Harvy. Ia menggenggam tangan Harvy dan tersenyum dan perlahan Harvy menggeleng lalu menghapus air matanya yang mendadak muncul karena mengingat bayangan Mona pada diri Asha.
"Hai Mona, apa kabar? Gue hari ini baru bisa dateng ke rumah baru lo" Asha mendekati makam Mona, ia berjongkok dan menatap foto sahabatnya dengan senyuman. Asha terus berusaha menetralkan nafasnya dan tersenyum, Harvy pun ikut berjongkok di samping Asha dan menggengam tangannya erat.
"Makasih karena udah nolong gue, maaf gue belum bisa jadi sahabat yang baik buat lo. Tapi gue bersyukur bisa punya sahabat kayak lo Na" Asha menghela nafas agar tidak menangis di hadapan Mona, Althar hendak menghapus air matanya namun ia kalah cepat dengan Harvy yang langsung mengusap mata Asha pelan.
"Bahagia terus disana ya Na, maaf gue baru bisa jenguk lo lagi karena gue ga sekuat itu Mona. Gue sayang lo" Asha berucap pelan dan menunduk untuk meluapkan tangisnya. Ia menaruh bunga tersebut di makan Mona, Harvy menarik Asha pelan ke dalam pelukannya dan mengelus rambut gadisnya membiarkan sampai Asha tenang.
Althar yang melihat pemandangan di depannya hanya bisa diam dan menahan rasa cemburunya, ia membuang muka agar tidak terus melihat sikap Harvy kepada Asha. Perlahan Asha melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya, Althar pun langsung mendekat ke arahnya.
"Lo masih mau ngobrol sama Mona?" tanya Althar, Asha hanya menggeleng pelan.
"Kamu aku anter pulang ya" Harvy tiba tiba menggenggam tangannya yang membuat Asha segera menatap Harvy, ia bingung mendengar Harvy menggunakan kata aku kamu. Asha ingin menolak ucapan Harvy namun Althar langsung memotong ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
Non-FictionAsha Shirenna gadis dengan keluarga dan sahabat yang sempurna, namun siapa sangka jika semuanya bisa berubah hanya karna sebuah masalah yang datang menghampirinya. Mengetahui fakta yang seharusnya tidak ia ketahui dan mendapat cacian seorang pembunuh