Chap 17

14 2 3
                                    

🦋
🦋
🦋
🦋

Play Anaheim - Niki

Asha menatap meja di depannya, kemudian ia melihat Harvy yang ada di sampingnya. Harvy melihat Asha menatapnya langsung menatap balik.

"Lo udah siapin ini?" Asha menatap Harvy dengan tatapan bingung. Harvy mengangguk pelan, ia menarik kursi untuk Asha. Harvy tersenyum tipis dan menarik Asha untuk duduk.

Dinner Asha dan Harvy pun dimulai dengan tenang, namun Harvy terpaku dengan Asha. Entah kenapa ia selalu melihat bayangan Mona pada Asha, ia sampai berfikir bahwa Asha dan Mona memang semirip itu. Mungkin karena mereka berteman sedari kecil membuatnya terlihat kembar.

"Lo sering kesini?" Asha menatap Harvy yang berada di depannya, ia menyadari bahwa daritadi Harvy terus menatapnya.

"Ngga juga, gue cuma pernah kesini sama Mona" ucap Harvy sembari menghembuskan nafas. Sementara itu, Asha mendadak terdiam. Harvy pun melanjutkan makannya, namun melihat reaksi Asha ia langsung menggenggam tangan gadis tersebut.

"Kenapa ga lanjut makan?" Asha hanya menggeleng pelan.

"Lo gasuka makanannya? Mau gue ganti yang lain?"

"Gue ga laper Harvy" Asha menarik tangannya dari Harvy dan membuang muka ke arah lain.

"Lo kangen Mona?" ucapan Harvy tepat menuju sasaran, ia bisa melihat ekspresi Asha ketika ia berbicara tentang Mona.

"Gue juga kangen Mona" Asha langsung menatap Harvy ketika mendengar ucapan pria tersebut, ia bisa melihat tatapan Harvy penuh dengan kerinduan.

"Tapi gue gabisa terus terusan terpuruk sama keadaan ini" ucapnya dengan nada suara yang terdengar serius.

"Gue yang harusnya mati bukan Mona" ucap Asha dengan suara pelan.

"Itu takdir dan maaf gue sempet nyalahin lo" tatapan Harvy melunak menatap Asha, ia menggenggam tangan Asha yakin. Asha menatap mata Harvy, berusaha mencari kebohongan namun nihil. Ia melihat bahwa tatapan Harvy sama hancur dengannya.

"Gue cuma ngerasa bersalah sama semuanya" mata Asha berkaca kaca, ia gagal untuk menyembunyikan rasa hancurnya di depan Harvy. Malam itu, Harvy dan Asha saling bercerita satu sama lain tentang kesedihannya. Mereka saling menguatkan satu sama lain.

"Lo mau mulai semuanya dari awal?" Asha terdiam mendengar ucapan Harvy.

"Bantu gue lepasin Mona dan lo lupain rasa sakit lo bareng gue" ucap Harvy dengan nada yakin, Asha mengangguk pelan.

"Sekarang lo makan, gue gamau ka Ji marah karena lo ga makan" Harvy menatap Asha dengan tatapan ngeri membayangkan ekspresi Jinan, sementara itu Asha tertawa melihat muka Harvy. Asha melanjutkan makannya dengan tenang.

"Mona maaf kalo aku jahat tapi aku gabisa, aku harus lanjutin ini" batin Harvy sembari menatap Asha yang mulai menikmati makanannya lagi.

"Jangan ngeliatin gue terus" saat asik memandangi Asha, ia menyadari bahwa Harvy terus menatapnya yang membuat ia risih dan langsung menegurnya. Melihat ekspresi Asha pun membuat Harvy tertawa pelan.

Selesai makan malam, mereka pun langsung pergi untuk jalan jalan. Tepat jam 20.30 kini mereka telah sampai di depan rumah Asha. Asha menatap Harvy yang sedari tadi terus menatapnya.

"Besok pagi gue jemput yaa" ucap Harvy.

"Iya, lo hati hati pulangnya" Asha tersenyum kecil sebelum turun dari mobil Harvy, Harvy pun mengangguk. Asha langsung keluar dari mobil Harvy dan melihat pria tersebut pergi. Ia memasuki rumahnya dan terkejut melihat kakanya yang sudah menunggu sambil melipat tangan di dada.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang