Chap 12

13 3 1
                                    

🦋
🦋
🦋
🦋

Lagu ini special buat mama Irene dan Mona yaa.

Di kantin rumah sakit

Irene berusaha untuk menetralkan nafas dan menghapus air matanya, ia menatap Runa yang melihatnya bingung. Irene tersenyum pelan dan berkata.

"Kamu tau tentang pendonor itu?" tanya Irene pelan, Runa pun langsung menggeleng pelan.

"Kamu kenal sama pendonornya?" Irene langsung mengangguk.
"Siapa? Aku ingin berterima kasih sama keluarganya" Runa tersenyum dan memegang tangan Irene.

"Mona pendonornya Asha" ucap Irene dengan suara yang bergetar dan matanya yang berkaca kaca.

Runa yang mendengar itu terdiam kaku, ia merasa ada yang salah dengan yang ia dengar. Runa menatap irene dengan tatapan tidak percaya.

"I-itu gamungkin kan?" ucap Runa dan menggelengkan kepalanya berkali kali.

"Itu bener Runa, selama ini Mona sakit dan pas dia tau Asha butuh donor jantung dia minta izin buat jadi pendonornya"

Runa merasa jika ia hanya salah dengar, namun melihat tatapan Irene membuat ia tidak bisa menyangkal fakta bahwa pendonor anaknya adalah Mona. Runa langsung memeluk Irene dan meneteskan air matanya sembari menggumamkan kata maaf.

Setelah selesai berbicara berdua, mereka segera kembali ke ruangan operasi. Runa melihat suami dan anaknya yang menunggu di depan ruang operasi, ia segera menghampiri Jinan dan bertanya.

"Operasinya udah mulai ji?" tanya Runa.

"Udah ma, mama kenapa nangis?"

Jinan menatap Runa dengan tatapan bingung, Runa yang mendengar itu segera menghela nafas dan menatap Irene yang ada di belakangnya. Runa menggenggam tangan Jinan dan menatapnya lekat.

"Pendonor jantung adek..."

Runa berusaha untuk menetralkan nafas sebelum melanjutkan ucapannya, Jinan menatap mamanya itu khawatir.

"Mona" ucap Runa dengan nada pelan.

Jinan yang mendengar ucapan Runa langsung kaget, begitu pun dengan Juna ia yang sedari tadi menunggu di depan pintu langsung terdiam kaku dan menatap istrinya dengan tatapan kaget.

Jinan segera menatap Irene dan Runa bergantian lalu menggeleng pelan, perlahan matanya mulai berkaca kaca dan melepas genggaman tangan Runa.

"Ma itu bohong kan gamungkin Mona kan ma?!"

Jinan menatap Irene dengan tatapan hancur dan air mata yang terus mengalir, ia menggelengkan kepalanya terus menerus dan mencengkram rambutnya kencang. Irene yang melihat itu mendekat kepada Jinan dan langsung memeluknya.

"Maaf ma maafin Jinan harusnya ji donorin jantung Jinan buat adek"

Jinan memeluk Irene dan terisak, ia terus menggumamkan kata maaf. Irene mengelus punggung Jinan pelan, ia melepaskan pelukannya dan menatap Jinan lalu tersenyum kecil.

"Gapapa mama ikhlas kok, titip buat Asha sama Althar ya".

Irene memberi Jinan dua kertas titipan Mona yang sempat ia tulis sebelum mendonorkan jantungnya untuk Asha, Jinan pun mengangguk dan menyimpan surat tersebut.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang