Tuan, Aku Bukanlah Apa-apa

159 4 0
                                    

Tiga jam perjalanan
Sopir dan kernet yang asyik dangdutan
Orang-orang sibuk dengan gawai mereka
Aku memilih menyender pada jendela

Dari kejauhan
Aku menatap kagum pada kerlip lampu
Yang menghiasi bangunan-bangunan
Yang menghiasi setiap sudut jalanan

Kupikir jalanan akan ramai dengan kendaraan saja
Tapi banyak manusia yang masih berkeliaran
Tak sedikit pelanggan yang duduk di restoran-restoran
Depan minimarket dengan ingar bingar para remaja

Di sebuah jalan besar kami berhenti
Sang sopir turun untuk menyeruput kopi
Sambil menunggu penumpang baru naik lagi
Aku juga melangkah untuk sepotong roti

Kutatap khalayak yang tak juga tidur malam itu
Banyak kehangatan dan jerih yang membuatku iri dan malu
Para tukang ojek yang ikut mengantre di tenda lamongan
Keluarga kecil yang sengaja keluar untuk membeli gorengan

Paruh waktu yang kuanggap sunyi
Ternyata jauh dari kata sepi
Di dinginnya hari tak membuat gentar untuk mengais rezeki
Aku malu pada diri yang bukanlah apa-apa ini

Tegal, 5 Mei 2024

Sajak PuisikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang