Welcome... Happy reading.
Sesampainya di parkiran Vanya pun turun.
"Vanya"
Vanya pun menoleh dan mendapati Vero yang berlari ke arahnya.
"Apa"
"Nggak tadi gw jemput ke rumah Lo ternyata udah berangkat duluan"
"Hehe, Lo si gak bilang sama gw kalo mau jemput"
Mereka terus mengobrol di parkiran, sampai suara motor Varen berhenti tidak jauh dari tempat mereka berdua.
"Lo bilang gw gak boleh jauhin Lo nyaa, tapi apa Lo malah sama Vero" gumam Varen
Varen melewati Vanya dan Vero tanpa melirik sedikitpun, sedangkan Vanya yang melihat Varen berubah pun hanya tersenyum getir.
"Kemarin Lo seolah-olah menunjukkan kalo Lo benar-benar cinta sama gw Ren, tapi sekarang sikap Lo menunjukkan kalo Lo menghindari gw" batin Vanya.
"Ver masuk yuk" ajak Vanya.
"Ayo, Lo udah sarapan belum?"
"Belum, tadi gw gak sempat sarapan takut kesiangan"
"Mau ke kantin dulu nggak nyaa?"
"Gak usah deh Ver, belum laper"
"Yaudah Lo ke kelas duluan aja"
"Lo mau kemana"
"Ada deh, udah sana pergi"
"yaudah gw pergi dulu ya"
"iyaa"
Sedangkan Varen sedang berkumpul di meja Faresh, bukan hanya Varen tapi ada Bhaskara, Aska, Sekala, Niscala, dan Atlas sedang membicarakan tentang latihan basket nanti sore.
"Ren nanti sore latihan ya" ucap Aska
"Hem"
"Hum,ham,hem², Lo kenapa sariawan" tanya Atlas
"Nggak"
"terus kenapa kaya yang sariawan dari tadi kita diskusi Lo cuma ham,Hem doang mau jadi Niscala ke dua Lo" tanya Bhaskara.
"Lo kenapa? bilang aja sama Atlas yang paling gwanteng paripurna tiada tara ini, kenapa hah" tanya Atlas
"Ganteng apanya ganteng orang gantengan gw" ujar Aska
"Alah muka Lo yang sebelas duabelas kaya monyet nggak ada ganteng-gantengnya" sarkas Atlas
"Muka Lo tuh yang kaya monyet" ujar Aska tak terima.
Niscala tiba-tiba memakai handset ke kupingnya.
"ekhem, apa sudah selesai berdebatnya?" tanya Niscala dengan suara beratnya.
"Hehe nggak ada yang debat ko cal, iya kan Aska" ujar Atlas yang langsung merangkul bahu Aska.
"idihhh si najis" ujar Aska yang langsung melepaskan rangkulan Atlas.
"Askanjing awas aja lo" geram Atlas.
Aska yang nggak ngerti apa-apa hanya acuh melihat Atlas yang menahan amarah.
Sedangkan Vanya sedari tadi terus memperhatikan Varen dan Sekala yang sedang mengobrol.
"Nyaa"
"Vanya"
"Vanya, Lo kenapa ngelamun aja dari tadi" tanya Naya.
"Hahh apa Nay"
"Lo kenapa sih dari tadi ngelamun aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
FARESH ADHIKARA ANTARIKSA
Teen FictionPencinta fiksi..... Hanya sebatas imajinasi gak lebih :-)