Bab 6 - Iblis Tampan

414 7 0
                                    

"Nicholas Leister,"

Laura melirik tangan pria yang ada di sampingnya itu. Rasanya enggan untuk bersalaman dengan pria asing yang baru dia temui sebanyak tiga kali, terhitung dengan hari ini.

Pertama sebagai customer di toko tempat dia bekerja. Lalu yang kedua sebagai customer VIP club yang menyewa jasanya. Kemudian yang terakhir atau yang ketiga kalinya adalah hari ini.

Laura kembali melirik saat pria itu menarik tangannya karena Laura enggan berjabat tangan. Apalagi balik memperkenalkan diri pada pria tersebut.

"Apa kau masih mencurigaiku sebagai orang jahat?"

Laura mengalihkan wajahnya ke depan. "Turunkan aku di depan minimarket itu."

Nicholas atau yang sebenarnya biasa dipanggil John itu menurut dengan langsung memberhentikan mobilnya tepat di depan sebuah minimarket yang Laura tunjuk.

Ketika gadis itu hendak keluar tanpa berpamitan, Nicholas dengan cepat menahannya. Namun bukan menahan dengan melakukan kontak fisik, melainkan hanya melalui ucapan.

"Setidaknya, beritahu nama mu dahulu." ujar pria itu yang mana membuat Laura mengurungkan niatnya untuk keluar. Dia menatap malas ke arah Nicholas.

"Anggap saja imbalan karena aku sudah menyelamatkanmu dari para preman-preman itu." lanjut John dan Laura sedikit mendecih pelan.

"Tapi awalnya kau yang memaksaku untuk masuk, kan?"

Nicholas tersenyum tipis. "Imbalan tetaplah imbalan. Tidak ada yang gratis di dunia ini, Nona—"

"Laura." sela gadis itu, lalu kemudian langsung turun dari mobil tersebut tanpa mengatakan apa pun lagi.

Sebelum benar-benar menutup pintu mobil tersebut, Laura sempat bertemu tatap dengan mata John. Hanya seperkian detik, dan Laura langsung menutup pintunya dan berlalu pergi.

Sementara itu, sudut bibir John sontak tertarik ke atas, sembari memperhatikan langkah Laura yang mulai menjauh dari mobilnya.

John lantas melajukan mobilnya dan pergi dari sana. Matanya masih sesekali sibuk memperhatikan Laura yang lama kelamaan terlihat mengecil dari kaca spion mobil.

"Gadis yang manis." ujar John sembari menatap lurus ke depan. "Tapi sedikit galak."

Langkah pertama sudah John lalui dengan baik hari ini. Dia tidak akan terlalu menunjukkan jika ingin dekat dengan gadis itu. Sebab John yakin, jika Laura tipekal wanita yang tidak suka diganggu.

Selama di perjalanan, John benar-benar tidak bisa berhenti tersenyum. Baginya, Laura benar-benar wujud nyata Sofia yang seolah kembali hidup. Meskipun dari segi sikap dan tingkahnya yang berbeda, tapi dari tatapannya saja, John bisa merasakan jika itu seperti tatapan mata dari Sofia.

Membayangkan Laura adalah wujud nyata Sofia yang kembali hidup, membuat John merindukan wanita itu. Sofia adalah wanita yang berhasil merebut hatinya dengan kelembutan dan sopan santun dari perkataannya.

Memang aneh, seorang pria kejam dan penuh dosa sepertinya justru mendapatkan cinta dari seorang wanita yang bisa dibilang sangat sempurna seperti Sofia.

Dia sering disebut sebagai iblis tampan yang beruntung mendapatkan seluruh cinta dari Sofia sang Dewi kemurnian.

Banyak orang mungkin tidak akan percaya. Tapi kenyataannya memang seperti itu. Dia lemah dan tunduk pada orang dia cintai. Tapi sesuatu yang mengusik hatinya, bisa memunculkan percikan amarah yang bisa saja meledak secara tiba-tiba. Bukan berarti John tak pernah marah atau pun kasar pada Sofia. Justru... Ah, tidak. John bahkan tak bisa kembali mengingat kejadian yang buruk serta memilukan.

RANJANG PANAS MAFIA KEJAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang