Bab 9 - Aksi Pendekatan

385 8 0
                                    

Baru saja Laura keluar dari minimarket tempatnya bekerja untuk kembali pulang, dia sudah dikejutkan dengan kehadiran Nicholas Leister yang berada di dalam mobil.

Karena jendela kaca mobil itu terbuka, membuat Laura bisa melihat dengan jelas jika pria itu tengah menatapnya, lalu dari tatapannya tersebut seolah meminta Laura untuk mendekat.

Laura pun mendekat dan pria itu memberikan kode agar wanita itu masuk ke dalam.

Awalnya Laura mendesah pelan karena pria itu tidak jelas. Tapi akhirnya dia memilih untuk masuk karena penasaran juga mengapa pria itu selalu saja muncul di hadapannya. Seolah hidup Laura kini dipenuhi dengan pria itu.

Mungkinkah benar-benar dia dibuntuti oleh pria yang sebenarnya adalah pelanggan barunya di pekerjaannya yang lain?

Ah, Laura tak mempedulikan kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi padanya. Dia lebih mengutamakan rasa penasarannya dahulu saat ini. Karena itulah, dia kini duduk di samping pria itu.

"Ada berapa banyak mobil yang kau punya?" tanya Laura sembari menoleh ke arah John yang mulai menyalakan mesin mobil.

"Seingatku, saat itu kau tak menggunakan mobil yang ini. Iya, kan?" lanjut Laura memastikan jika ingatannya sangat baik. Bahkan mengenai mobil pria itu juga.

John melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Dia menoleh sekilas sebelum menjawab pertanyaan gadis itu.

"Kau memang benar. Aku bosan dengan mobil yang kemarin. Jadi, aku memakai mobil yang ini."

Laura sontak mendecih pelan mendengar jawaban dari pria itu yang terkesan sombong. Apalagi ekspresi wajahnya saat ini yang tengah tersenyum menyebalkan bagi Laura.

Dia sama sekali tidak meragukan seorang pria seperti Nicholas Leister. Dari tampangnya, cara berpakaiannya yang sangat rapi, lalu bau parfumnya yang sangat memabukkan, dan cara bicaranya saja sudah bisa dipastikan jika pria itu memang orang kaya. Atau mungkin seorang konglomerat?

"Apa kau anak dari seorang konglomerat? Aku lihat-lihat, dari atas sampai bawah bahkan semua barang yang kau gunakan terlalu mahal. Atau bisa dibilang harganya di luar nalar? Kau bisa mengganti mobil sesuai mood, benar?"

John sontak mengangguk dan Laura menyipitkan kedua matanya. Menatap John tanpa lepas, meskipun pria itu tak balik menatapnya.

"Jadi benar?"

"Apanya? Mobil?" tanya John kembali memastikan. "Jika itu, memang benar. Aku suka mengganti mobil sesuai mood."

"Bukan itu,"

John menoleh sekilas, lalu kembali menatap lurus ke depan. "Lalu apa yang kau maksud jika bukan itu?"

"Kau benar-benar anak konglomerat?" tanya Laura mengulang pertanyaan sebelumnya. "Tapi, konglomerat mana? Kau sepertinya bukan asli orang Spanyol."

"Kau sendiri? Kau juga tampaknya bukan orang asli sini."

"Aku bertanya padamu, Tuan Leister. Jangan balik bertanya jika belum menjawab ku." balas Laura dan pria itu hanya mengedikkan bahunya.

Laura sontak mendecih, "benar-benar percuma bicara dengan orang sepertimu."

John kembali menoleh sekilas, dan bertepatan dengan Laura yang menoleh juga ke arahnya. Tapi kemudian John yang lebih dulu memutus pandangan.

"Belok kanan." seru Laura dan John langsung menurut sesuai dengan perkataan gadis itu.

Sebenarnya, John sudah tau di mana Laura tinggal. Di gedung apartemen apa, lantai berapa dan unit yang mana dia tau semuanya.

Hanya saja, dia harus berpura-pura tak mengetahui apa pun agar Laura tidak curiga. Selain itu, ini adalah misinya untuk melakukan pendekatan dengan Laura. Ya, Laura si gadis cantik yang mirip dengan mendiang kekasihnya.

RANJANG PANAS MAFIA KEJAM ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang