Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hallo
Apa kabar semua👋
Selamat membaca🥰
Jangan lupa vote nya❤
🥀🥀🥀
Ketika hidup hanya di isi dengan kata mencari, mencari, dan mencari. Tetapi sebagian dari manusia tidak tau cara menemukan jalan menuju sesuatu yang akan mereka cari, sama hal nya seperti yang Yuki rasakan, perihal mencari tidak akan pernah ia temukan sedangkan dirinya masih saja terjebak di masa yang sudah terlewat.
Sebenarnya Yuki benar-benar merasa lelah dengan dirinya sendiri, tak jarang Yuki juga selalu menyalahkan dan membenci dirinya yang terlalu lemah menjadi orang yang ditinggalkan, bukankah ditinggal kan itu adalah hal yang biasa? Tapi kenapa Yuki selalu dan selalu kembali ke lorong gelap itu ketika ia berusaha mencari jalan keluar?
"Kak Ronal." Suara Yuki membuat Ronal terkejut dari fokusnya yang sedang memandangi perempuan yang ada di depannya, yang tidak lain adalah Yuki.
"Ehh iya kenapa Yuki?" Ronal mendadak menjadi merasa canggung, karena kepergok secara terang-terangan sedang menatap Yuki.
"Menurut kak Ronal bahagia itu beneran ada nggak si?" Ronal mengerutkan alis nya, sembari mengubah arah posisi duduknya menghadap ke depan. Dimana ia dan Yuki saat ini berada di atas rooftop gedung yang tidak jauh dari toko Ronal.
"Kenapa tanya gitu?"
"Soalnya Yuki bingung kak." Jawaban menggantung dari mulut Yuki membuat Ronal sedikit paham dengan maksud anak itu, anak itu mungkin sedang merasa bingung dengan hidup yang saat ini sedang ia jalani.
"Bahagia itu pasti ada kok, dan semua manusia itu pantas, juga punya hak untuk bahagia." Laki-laki berambut sedikit ikal itu tersenyum lebar setelah mengatakan kalimat barusan, merasa bangga terhadap dirinya bisa menyemangati perempuan yang ada di depannya.
"Apa kak Ronal bahagia?"
"Ya, sangat bahagia." Yakin Ronal.
"Itu karena hidup kak Ronal nggak sepi kaya Yuki kan?" Yuki selalu menilai jika hidup seseorang akan terasa bahagia jika memiliki banyak orang di sekitar nya.
"Bukan." Ronal menggeleng sembari tersenyum simpul, memandang Yuki sesaat hingga ia kembali mengalihkan pandangan nya ke arah lain.
"Saya memang sudah cukup bahagia selama ini, keluarga yang utuh dan usaha yang lancar." Hati Yuki terasa begitu nyeri ketika Ronal menyebutkan keluarga yang utuh.
"Tapi apa kamu tau?" Yuki menggeleng mendengar pertanyaan yang menggantung itu.
"Akhir-akhir ini saya menemukan kebahagiaan yang berbeda, bukan tentang keluarga dan usaha saya."
Ronal tersenyum sembari terus menatap wajah kebingungan Yuki, ia memang tidak berbohong dengan ucapan nya. Entah mengapa ia yang selalu di sibukan dengan pekerjaan dan keluarganya, kini sedikit teralihkan dengan sesuatu hal yang baru saja hadir di hidup nya.
"Apa itu kak?"
Ronal menggeleng dan tersenyum singkat, membuat seribu pertnyaan muncul di benak Yuki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Untuk Ayah [On Going]
General FictionJika dunia terlalu gelap untuk ayah, maka Yuki bersedia menjadi cahaya dan mata untuk ayah.