Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hallo semua
Apa kabar?
Selamat membaca😍
Jangan lupa vote nya❤
🥀🥀🥀
Kata orang buah dari kesabaran dan ke ikhlasan adalah mendapatkan hidup tenang dan bahagia, Kata-kata itu terus terlintas di otak Yuki. Apakah selama ini Yuki kurang bersabar dan kurang merasa ikhlas, sehingga merasa sangat jauh dari rasa bahagia.Bahagia, satu hal yang dulu selalu Yuki dapatkan kini menjadi rasa yang begitu asing dihidupnya setelah insiden di hari itu. Tiga wajah yang sangat rindu sayangi kini terasa begitu jauh dan menyakitkan apabila Yuki mengingat nya.
Yuki terus membawa langkah kakinya, hingga ia tiba di sebuah tempat di mana banyak Manusia-manusia yang terkubur di dalam nya. Setelah jam pulang kerja, Yuki memutuskan untuk mengunjungi makam ibu dan kedua kakaknya. Yuki merasa akhir-akhir ini ia menjadi sombong terhadap ibu dan kakaknya, jarang datang ke makam itu dengan alasan sibuk mencari pekerjaan untuk bertahan hidup.
"Assalamu'alaikum, ibu, kak Fauzan dan kak Fauzi." Yuki menyebutkan semua tidak mau ada yang terlupakan, ia mendudukan dirinya di antara makam ibu dan kakak pertama nya. Merasa bersalah saat melihat ke tiga malam itu banyak di tumbuhi rumput liar. Yuki terkekeh dalam hati, ah ia merasa tidak berguna umtuk ibu dan kakaknya, bahkan tempat terakhir untuk mereka bertiga Yuki lalai menjaga nya.
"Ibu maafin Yuki." Yuki berkata lirih, tangannya dengan lincah mencabut satu-persatu rumput liar yang membuat makam ibunya terlihat tidak terawat.
"Yuki hari ini capek banget, bukan.. Buka cuma hari ini, tapi setiap hari Yuki merasa capek."
Air matanya jatuh begitu saja, sesak yang sudah tidak bisa di tahan membuat isak tangis Yuki terdengar. Mungkin jika kedua kakaknya melihat Yuki menangis, pasti ia akan di jahili habis-habisan.
"Yuki nggak gagal kan kak?" Pandangan beralih ke makam kedua kakaknya, tanganya juga tidak lupa mencabuti rumput liar itu.
"Ayah sekarang nggak bisa lihat dunia ini lagi kak, Yuki harus gimana? Yuki harus apa?" Yuki memeluk lutut nya menyembunyikan tangisnya.
"Kakak nggak mau pulang? Kakak nggak kasian sama Yuki?" Pertanyaan demi pertanyaan Yuki lontarkan walaupun itu tidak akan mendapatkan jawaban.
"Yuki nggak bisa ikhlas kak, karena Yuki nggak sekuat itu." Apa itu akan memberatkan jalan ibu dan kedua kakaknya menuju ke tempat yang indah.
Manusia tidak akan bisa ikhlas jika itu menyangkut soal kematian, seperti Yuki kejadian tiba-tiba itu sangat membuat nya tidak ikhlas hingga saat ini. Hari ini Yuki masih bersama mereka dan di hari itu juga Yuki kehilangan mereka.
"Tidak ada satupun saudara yang mau membantu Yuki dan ayah, mereka sangat jahat." Yuki mengadu semua yang ia alami. Bahwa ia dan ayahnya selalu di perlakukan tidak baik oleh mereka.
"Apa surga itu sangat indah kak?"
"Buktinya kalian memilih meninggalkan Yuki dan ayah." Yuki mengusap air matanya untuk yang kesekian kali.
"Ibu sama kakak pasti bangga sama Yuki, karena sekarang Yuki udah bisa cari uang sendiri. Udah nggak ngerepotin ayah lagi."
"Janji ya suatu saat kita harus berkumpul lagi, dan bahagia bersama kaya dulu." Terakhir Yuki menyiram kan air di ketiga makam orang-orang tersayang nya. Kepalanya mendongak menatap langit yang terlihat gelap karena mendung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Untuk Ayah [On Going]
قصص عامةJika dunia terlalu gelap untuk ayah, maka Yuki bersedia menjadi cahaya dan mata untuk ayah.