Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Hallo semua apa kabar?
Selamat membaca 🥰
Jangan lupa votenya❤
🥀🥀🥀
Bagas diam melamun di atas ranjang nya, seperti ini lah kegiatan Bagas sehari-hari, hanya diam dan melamun seperti orang tidak berguna yang sedang pasrah menunggu kematiannya.
Ia hanya bisa berdiam diri seperti orang bodoh sedangkan hidup harus tetap berlanjut. Putri bungsu nya bahkan sudah mulai beranjak dewasa."Yesi, aku harus bagaimana?"
"Semua yang Tuhan titipkan ke aku, satu-persatu mulai menghilang dan hancur." Bagas merasa sangat takut, jika ia akan menjadi orang gagal lagi.
"Aku sangat takut yes." Lirih Bagas.
"Aku hanya punya Yuki sekarang, aku takut tidak bisa menggandeng nya sampai akhir. Seperti aku tidak bisa menjagamu dan kedua putra kita."
Hal-hal buruk dan menyakit kan selalu terlintas dipikiran Bagas seusai kematian 3 anggota keluarga nya, bayang-bayang kehilangan untuk ke depannya selalu memenuhi isi kepala Bagas.
"Aku sangat merindukan kalian bertiga." Bagas rasanya hampir gila,ternyata sebesar ini dampak nya bagi seseorang yang ditinggalkan karena kematian.
"Aku bisa hidup tanpa mata bertahun-tahun, aku bisa hidup dengan kondisi lumpuh selama apa pun itu, tapi aku tidak bisa hidup tanpa mu dan kedua putra ku." Rasanya hati Bagas sudah tawar untuk sejauh ini, untuk menangis pun sudah tidak bisa.
"Kau tau yes, karena aku putri bungsu kita mengalami kehidupan yang sangat menyeramkan bagi anak remaja seusianya."
"Putri kesayangan ku itu benar-benar kehilangan jati dirinya sebagai remaja yang harusnya hidup bersenang-senang."
"Ayah Yuki pulang."
Bagas langsung merubah raut wajahnya ketika mendengar suara Yuki, ia tidak boleh terlihat sedih dan murung.
"Ehh nak udah pulang? Cepet kamu mandi dan ayo kita makan."
Dua orang di belakang Yuki masih terdiam belum mengeluarkan suara, ya setelah pulang kerja tadi Ronal memaksa Yuki untuk bertemu orang tuanya, masih dengan alasan sebagai bos ia harus tau latar belakang keluarga orang yang ikut bekerja dengan nya.
Sedangkan Diva yang mengetahui jika bos nya akan pergi ke rumah sahabatnya, ia jadi ikut-ikutan saja. Lagian selama ini juga Diva sama sekali belum pernah mengunjungi rumah Yuki.
Yang membuat Ronal dan Diva terdiam adalah ketika mereka menyadari hal yang aneh dari ayah Yuki, pria paruh baya yang ada di hadapan seperti tidak mengetahui kehadiran Ronal dan Diva, tatapanya sedari tadi juga terlihat kosong.
"Ayo kak ronal, Diva masuk silahkan duduk." Yuki mempersilahkan Ronal dan Diva untuk duduk.
"Loh kamu pulang sama siapa nak?" Tanya Bagas ketika mendengar Yuki mempersilahkan seseorang untuk duduk.
Diva dan Ronal saling bertukar pandang, ayah Yuki tidak tau jika Yuki pulang bersama dua orang lainya.
"Iya ayah, Yuki bawa bos dan temen kerja. Mereka mau berkenalan sama ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Untuk Ayah [On Going]
Ficción GeneralJika dunia terlalu gelap untuk ayah, maka Yuki bersedia menjadi cahaya dan mata untuk ayah.