Chapter 1. Main Lead or Stunt Double?

4.3K 489 131
                                    

Sorry, sorry, jangan ngamuk. Kemarin judulnya kayak kurang pas. Jadi kuganti.

Udah dimasukin library, syukur-syukur reading list?

Makasih, lho...

Please, jangan sungkan-sungkan buat vote, apalagi komentar.

Selamat membaca.
Kalau votes-nya ada 200, aku update chapter 2. Komen 100 aja lah.
Ramein, donggg...
Bisa ya?

Chapter 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chapter 1

Main Lead or Stunt Double?

Statistik pagi hari:

Berat Badan sebelum sarapan: 78KG

Tinggi Badan: 165CM

Tensi: Normal

Heart rate: Normal

Jatah kalori harian: 2000

Sarapan: 700 kalori (kelebihan ngolesin cheese spread, juga kelebihan roti karena masih lapar)

Berat badan setelah sarapan: Hampir 80 KG

Kesimpulan: timbangannya pasti rusak.

***

Cassidy dan Papinya?

Siapa yang mau mami nikahin? Cassidy? Atau papinya? Jadi Mami bukan mau kawin sama Teddy, cowok yang langsung kutendang dari sofa rumah mami bulan lalu? Atau Teddy ini papinya si Cassidy? Belum jelas.

Menurut mesin pencari yang kutelusuri, Cassidy bukan nama orang sini (demikian juga Chasity)

Itu nama yang biasa dipakai orang Irlandia buat anak laki-laki atau perempuan yang berambut keriting. Artinya, Cassidy kemungkinan nggak ada hubungan apa-apa sama Teddy.

Aku nanya ke Mami, di mana mami ketemu bule Eropa yang menamai anaknya Cassidy? Seingatku dia nggak pernah ke mana-mana.

Dia malah bingung, bule Eropa yang mana lagi?

Kalau aja dia seekor ayam, udah kucabutin bulu-bulunya.

Ternyata nggak beda sama mami, orang tua Cassidy ngasih nama anaknya tanpa alasan khusus. Biar cool doang. Aku cuma bisa geleng-geleng kepala. Entah apa masalah orang tua-orang tua generasi X di negara ini. Kenapa mereka kayaknya terobsesi ngasih nama aneh-aneh ke anak mereka?

And it rhymes with Chasity. Cassidy and Chasity. Siddie and Cassie. Iddy and Cassy.

Mungkin seharusnya kami berdua yang match di tinder, bukan lagi-lagi mamiku.

Ini bukan rasa cemburu. Ini jeritan hati seorang anak yang menuntut keadilan pada Yang Maha Kuasa. Aku nggak pernah minta macam-macam. Jodoh yang sempurna, atau perjalanan karir tanpa hambatan, aku tahu itu mustahil. Aku hanya minta mamiku menurunkan libido, atau berhenti berusaha memecahkan rekor Vicky Prasetyo.

Unmatch The ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang