Chapter 16. Match The Giant Panties

1.7K 317 414
                                    

Yuhuuu...!
Nungguin kaaaan?  Nungguin dooong!
Aku post part selanjutnya asal kalian nggak malu-malu komennya. Aku maunya sih minim 300 komen gitu, komen apa aja kalau bisa sih jangan spam gajelas yaaa
Aku yakin banyak yang bisa dikomenin kok part ini ekekek
Selamat membaca!
Love sekabupaten!
Kin

 Aku maunya sih minim 300 komen gitu, komen apa aja kalau bisa sih jangan spam gajelas yaaa Aku yakin banyak yang bisa dikomenin kok part ini ekekekSelamat membaca!Love sekabupaten!Kin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chapter 16

Match The Giant Panties

Match The Giant Panties

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malu banget.

Daripada ke Keb, aku lebih malu ke Om Nugros. Keb sih udah biasa mempermalukanku, beda sama ayahnya. Aku masih punya kesempatan memberinya kesan yang baik. Oh... anak janda yang diboyong ke sana kemari buat kawin lagi sampai tiga kali masih mau menunjukkan sikap yang manis ke calon ayah ke-empatnya. Harapan itu kumusnahkan.

Aku tergopoh-gopoh naik ke lantai dua. Bagian depan gaun yang seharusnya jatuh di betis nyaris bikin aku terjerembab di anak-anak tangga gara-gara kebalik. Mukaku panas. Peluhku bercucuran. Keb bakal ngomel-ngomel. Dia udah wanti-wanti sebelumnya karena gaun ini delicate banget. Bahannya agak susah dikenakan.

Kupikir, sesusah-susahnya dipakai, bakal sesusah apa, sih?

"Apa dia nggak suka sama aku?" bisik Om Nugros cemas, aku masih bisa dengar. "Dia sengaja begitu karena mau memprotes pertemuan ini?"

"Enggak, Mas...," sangkal Mami.

"You shouldn't laugh that loud, Tati," sergah Fajar Nugros lagi ke mamiku tepat saat aku buka pintu kamar. Suaranya lembut, tapi tegas. Mereka melewati ujung tangga dan suara lelaki itu kembali terdengar. "It's not nice. Kalau dia nggak sengaja, itu pasti bikin dia malu banget. Keb... nanti jangan dibahas, ya?"

Keb nggak menyahut, mungkin karena dia sedang sibuk mengirim pesan.

Mamimu keterlaluan. Dia harusnya khawatirin kamu, bukannya ngetawain. Kenapa lama nggak turun-turun? Something wrong with the dress? Pakai gaun yang lainnya aja kalau yang itu susah. Cas... are you Okay?

Pesan susulan itu kuterima setelah kata makiannya kubaca doang dan sekarang sudah terhapus.

Gaun sudah kutanggalkan, tapi nggak buru-buru kupakai lagi. Trauma.

Unmatch The ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang