Chapter 10: Match One: Mami-Mami Rasa Cabe-Cabean

1.8K 324 278
                                    

Added note: chapter 11, ntar habis isya, ya. Udah vote komen part ini beluuum???

****
Update-nya agak lama, soalnya komennya nggak serame part sebelumnya hihi...

Part ini kalau lebih semangat komennya, gas update lebih cepet juga.

Ramein vote dan komennya, yaaa!

Ini panjaaang, tapi janji, ya... jangan hujat Mami Cassie!!! LOL

 jangan hujat Mami Cassie!!! LOL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 10

Match One

Mami-Mami Rasa Cabe-Cabean

Mami-Mami Rasa Cabe-Cabean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Cassieee! Yuhuuu... ini Mamiii!"

Keb memelotot.

Itu suara nyaring mami. Kedengarannya memang sangat dekat, tapi seperti kaca spion mobil, suara mami memang selalu terdengar jauh lebih dekat di telinga dibanding yang sebenarnya. Dia mungkin masih di depan gerbang, atau baru selesai ngobrol sama induk semang. Meski begitu, jiwaku tetap terguncang. Aku nggak tahu gimana jadinya kalau mami sampai melihat Keb di sini. Rencana kami bisa gagal total.

Kalau saat ini aku dan Keb nggak lagi tarik ulur, mana mungkin aku sanggup mempertahankan ekspresi datar di muka. Keb nggak boleh melihat kepedulianku, nanti dia tahu bukan cuma dia yang terserang panik mendengar suara high heels mami.

"Sembunyiin aku, Cassie," Keb mendesak, lenganku dirematnya.

"Aduuuh, sakiiit," cicitku pura-pura. "Janji dulu...!"

"Eeerrrghhh!" erangnya jengkel. Bukannya dilepas, sekarang dia malah nyubit kenceng banget sampai lemak di lenganku berkedut merah-merah.

"Kalau dia lihat bekas cubitan tanganmu, nanti dia tahu lho aku nyembunyiin cowok di rumah. Dia nggak akan tinggal diam. Semua ruangan pasti bakal digeledah. Janji dulu!"

"Okay. Aku janji! Cepetaaan!"

"Sabar," kataku, berdiri. Keb mengganduli lenganku. "Semalem habis ujan, tanahnya agak becek. Dengar? Suara tak-tok sepatunya sudah berhenti. Buat ke sini dari rumah induk semang, ada tanah yang belum diplester. Mamiku pasti pakai hak tinggi, dia nggak bisa jalan cepat-cepat. Ayo, ikut aku!"

Unmatch The ParentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang