1

604 32 0
                                    

Akan up hari senin dan jum'at

Selamat membaca.





Di sebuah danau terlihat 2 orang sahabat sedang duduk dengan memainkan gitar, mereka adalah yuan yiqi dan wang yi, Teman-teman mereka biasa memanggil mereka qiqi dan yiyi. Mereka sebenarnya saudara tiri, papa qiqi menikah dengan mama yiyi setelah mama qiqi meninggal 8 tahun lalu, orang tua yiyi sendiri sudah bercerai sejak yiyi berusia dia kecil.

Qiqi sendiri lebih tua setahun dari yiyi, tapi meski begitu yiyi tak pernah memanggilnya dengan embel-embel kak dan qiqi sendiri tak masalah dengan itu.

"Qiqi, kau lebih menyukai perempuan atau laki-laki? " Tanya Yiyi, qiqi yang sedang memainkan gitar itu pun seketika menoleh pada yiyi.

"What question is that?" Mendengar itu yiyi menggeleng.
"Jujurlah, kau ingin mengatakan apa? " Tanya qiqi, yiyi pun menghembuskan nafas kasar.

"2 hari lalu, disini di saat senja, hati ku bergetar hebat saat melihatnya duduk disana" Ucap yiyi menunjuk kursi panjang yang tak jauh dari mereka duduk.

"Apa itu alasan mu mengajak ku kemari? " Tanya qiqi dan yiyi mengangguk.
"Kau berharap bisa melihatnya lagi? " Lagi-lagi yiyi mengangguk, qiqi pun melihat ponselnya.
"Mungkin sebentar lagi, belum waktunya untuk senja tiba"
"Aku jadi penasaran siapa lelaki itu" Imbuhnya.

"Sayangnya dia bukan laki-laki" Sahut yiyi, mendengar itu qiqi tersenyum.

"Aku berharap, hati ku jatuh pada laki-laki" Ucap qiqi tiba-tiba.

"Why? "

"Karena aku terlalu susah menyukai laki-laki, aku lebih tertarik pada perempuan" Jawab qiqi.

"We are the same" Kata yiyi.
"Hanya disini, aku bisa menatap dia meski dari jauh tapi bisa sedikit menenangkan ku" Imbuh yiyi, qiqi mengusap wajahnya kasar.

"Udah-udah melow nya, kita bahas soal kuliah saja, besok kita sudah kuliah dan tinggal di apartemen dekat universitas" Kata qiqi.

"Aku ingin pulang pergi saja" Keluh yiyi.

"Jika pulang pergi akan memakan waktu 4 jam di jalan"

"Papa jauh banget nyariin tempat kuliahnya"

"Ngeluh aja hidup mu, jalani saja masih 19 tahun kamu ini" Sewot qiqi.

"Iya-iya tua" Ledek yiyi.

"Hei, kita beda setahun doang ya" Ucap qiqi mengapit leher Yiyi di ketiaknya karena tak Terima di bilang tua.

Saat asyik bercanda, Tiba-tiba yiyi terdiam sambil menatap seseorang yang baru saja duduk di bangku yang tadinya kosong itu, qiqi pun mengikuti arah pandang yiyi.

"Dia gadis itu? " Yiyi pun mengangguk, dengan tersenyum yiyi hanya berani menatap nya.

"Melihatnya membuat ku bahagia" Kata yiyi.

"Apa kau tak ingin berkenalan dengannya? " Tanya qiqi dan yiyi menggeleng.

"Takut dia risih dan menghilang" Jawab yiyi.

"Bukannya ini terakhir bisa ngeliat dia? Kan besok kita udah gak bisa kesini lagi"

"Makanya aku ingin puas-puasin liat dia" Jawab yiyi.

Qiqi pun kembali memainkan gitar miliknya, sedangkan yiyi memandang gadis yang sedang duduk sambil membaca buku seperti sebuah novel terlihat dari sampulnya. Pemandangan yang begitu indah menurut yiyi, karena gadis yang beberapa hari ini mengusik pikiran nya sedang duduk  memegang buku dengan senja sebagai backgroundnya, yiyi pun mengabadikan moment itu dengan memotretnya kemudian dia jadikan wallpaper penselnya.

senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang