Qiqi dan yiyi kembali aneh, dia datang hanya saat show theater, jika sudah maka dia akan langsung pergi tanpa berpamitan, tak ada yang tau mereka kenapa kecuali satu orang yaitu sanyi. Seperti malam ini setelah theater selesai qiqi dan yiyi bersiap untuk langsung pergi, zhou yang masih memakai saifuku karena jadwal timnya yang show dan yao yang memang sengaja datang, keduanya mendekat pada qiqi dan yiyi."Kenapa kalian menghindar lagi? " Tanya yao, qiqi yang sedang membungkuk pun langsung menegakkan badannya.
"Kita ada urusan, kalau sudah selesai baru kita beritahu" Jawab qiqi.
"Tapi kita maunya sekarang" Kata yao menahan tangan qiqi yang akan kembali sibuk.
"Kak yao kita gak ada waktu untuk jelasin" Sahut yiyi.
"Kenapa gak bisa? Sesusah itu buat kasih tau? " Tanya zhou menarik tangan yiyi.
"Kita gak mau melibatkan kalian berdua, ini masalah keluarga" Jawab yiyi.
"Guys cepet, uda,,,, " Teriakan sanyi saat datang tiba-tiba seketika terhenti melihat ada yao dan zhou disana, semua menoleh qiqi dan yiyi menatap gadis yang di dekat masing-masing. Dan karena teriakan sanyi juga shanshan yang di belakang datang mendekat.
"Kamu kok disini, katanya sibuk? " Tanya shanshan pada sanyi.
"I-itu, nanti aku jelasin" Jawab sanyi memberi kode pada qiqi dan yiyi agar segera pergi, keduanya pun mengangguk.
Sanyi qiqi dan yiyi pun pergi setelah berpamitan pada staff, mereka tak menghiraukan panggilan yao zhou dan shanshan.
Yao zhou dan shanshan berkumpul di taman apartemen hingga pukul 1 dini hari, tapi tiga orang yang mereka tunggu tak juga kunjung kembali. Pukul 2 yiyi qiqi dan sanyi sudah kembali, mereka terkejut karena zhou yao dan shanshan masih belum istirahat juga hingga petang hari.
"Kalian kenapa belum tidur? " Tanya sanyi gugup karena wajah mereka bertiga babak belur, tak ada jawaban semua di tarik untuk ikut masuk ke apartemen zhou dan yao.
Ketiganya didudukkan di sofa, mereka hanya diam dan saling menunduk, tak ada yang berani mengatakan apapun. Yao sendiri langsung kedapur lalu kembali dengan membawa baskom yang berisi air dingin dan 3 handuk kecil, yao zhou shanshan pun mengompres tiga orang yang membuat mereka khawatir, tak ada yang mengeluarkan kata-kata hingga akhirnya shanshan pun mengajak sanyi kembali ke apartemen yang ada di depan apartemen zhou dan yao. Sanyi baru tinggal di apartemen bersama shanshan pun setelah mereka baikan.
Yao menarik qiqi ke kamarnya, kini tinggal zhou dan yiyi di ruang tamu. Zhou pun berpindah tempat di samping yiyi, lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan, cukup lama lalu terdengar isak tangis zhou, yiyi yang dari tadi hanya menunduk pun akhirnya menoleh pada zhou. Dia menarik zhou dalam dekapannya zhou berontak tapi yiyi terus berusaha memeluknya, hingga akhirnya zhou pun tak berontak lagi, zhou meremas baju yiyi kuat.
"Kenapa kamu seperti ini? " Tanya zhou lirih tapi yiyi tak menjawab.
"Kamu kalau mau sakitin aku, sakiti aku aja, jangan nyakitin diri sendiri begini, aku gak suka" Tambah zhou memukul-mukul dada yiyi. Yiyi sendiri membiarkan zhou memukul-mukul dirinya."Maaf" Hanya kata itu yang keluar dari bibir yiyi.
Yiyi pun membawa zhou ke kamar zhou untuk tidur karena sudah sangat larut, beruntung tak ada kegiatan jadi mereka semua bisa istirahat. Zhou dan yiyi pun tidur, lengan yiyi sebagai alas kepala zhou, mereka pun tidur saling berpelukan.
*
Keesokan harinya, yiyi dan qiqi masih tidur di kamar yao dan zhou, sedangkan zhou dan yao sudah bangun dan sibuk di dapur membuat makanan untuk mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
senja
Short Storyseseorang yang mengagumi senja, hingga mempertemukan dengan seorang gadis yang membuatnya jatuh cinta