♠️12. Mimpi

14 2 0
                                    

°°°°••°°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°


°°°°

“Kamu kok gemuk banget seh kayak babi?”

“Lenganmu itu lho banyak lemaknya.”

“Idungmu kok pesek seh?”

Gadis berambut hitam tebal dengan poni tipis itu segera membuka matanya.

Ia melihat teman-teman semasa SDnya dulu.

Mereka menertawainya dengan tatapan jijik.

Seolah ia adalah seseorang paling menjijikkan disini.

“Hari ini kelompok buat olahraganya berpasangan ya. Cowok sama cewek.” Sang guru olahraga berucap.

Gadis itu hanya menunduk. Ia tahu tak ada seorang pun yang akan memilihnya.

“Tio, kamu belum ada pasangan? Sama Anna aja ya,” ujar sang guru olahraga.

“Ga mau Mr, saya manusia, dia babi. Ga cocok.”

Mata gadis itu tampak berkaca-kaca ia hanya dapat menunduk dalam diam.

Selang beberapa waktu itu mendongak dan mendapati begitu banyak makan terdapat di meja.

Ia menatap ke sekelilingnya. Ini merupakan acara keluarga. Ia harus makan walau hanya sedikit.

Beberapa suapan ia paksa masuk. Meskipun ia tahu ia akan semakin menggemuk bila makan lebih banyak lagi.

Segera ia bangkit berdiri dan berlari ke arah toilet. Ia memuntahkan seisi perutnya.

Matanya yang sedari tadi berkaca-kaca pun tak kuat menahan tangisnya.

“Aku bukan babi.” Sebuah kalimat terlontar dari mulutnya diselingi oleh isak tangisnya. Namun beberapa saat setelahnya ia mengusap air matanya.

“Oala cuman mimpi,” pikirnya.

Anna sering mengalami sesuatu yang dinamakan lucid dream.

Biasanya ia baru akan menyadari bahwa ia sedang bermimpi di pertengahan alur mimpinya.

Sepertinya kali ini juga sama.

Namun aneh, seharusnya mimpinya akan tetap berlanjut sesuai alur hanya saja dia bisa mengendalikan jalan ceritanya.

Tetapi begitu ia menyadari bahwa ini hanya sebuah mimpi tempat-tempat di sekitarnya kini menjadi gelap dan tiba-tiba sebuah lentera berada di tangan kanan miliknya.

Ia lalu berjalan menyusuri kegelapan yang ada.

Tak banyak yang dapat ia lihat.

Sekelilingnya begitu gelap. Ia merasa cukup takut saat ini.

Padahal sebelumnya ia dan kedua temannya sedang bertahan di dunia lain dari serangan bayangan-bayangan.

Bisa jadi itu juga hanya sebuah mimpi mengingat cerita perjalanan mereka tiba-tiba terhenti begitu sebuah cahaya terang menyinari ketiganya.

The ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang