"Kamu adalah wanita pertama yang membuatku berani untuk menjalani kehidupan berumah tangga karena mengharap rida-Nya semata."
—Sharon Darendra—
.
.
.
"Sebentar, Nak Sharon. Apa lamaran ini tidak terburu-buru? Maksud kami, Nak Sharon belum melihat wajah Aisha." Alana berucap pelan di tengah keraguannya karena sang putri kesayangan tiba-tiba mendapat lamaran dari sosok lelaki yang ia tahu lebih muda dari Aisha-nya."Lagi pula, Aisha sudah kamu jodohkan dengan putra dari relasi bisnis saya. Zidan Sulthan Dirgansyah," tambah Yusuf yang serba salah saat ini.
"Ya, saya tahu tentang itu, Uncle. Aisha udah cerita semuanya, kok. Jadi, selama Zidan belum melamar Ay secara resmi, seperti yang saya lakukan malam ini maka nggak haram untuk saya melamar Ay. Saya nggak melamar di atas lamaran orang lain. Benar, 'kan?"
Mendengar rentetan kalimat sang putra, Rama meremang sendiri. Ia sebenarnya kebingungan. Baru subuh tadi Sharon menolak jika dijodohkan dengan putri Yusuf dengan alasan selisih umur dokter cantik bercadar itu.
Akan tetapi, kenapa malam ini ia syok sendiri mendengar kalimat lamaran yang begitu mantap dari putranya itu? Apa yang merasuki putranya itu hingga berputar haluan begitu cepat.
"Iya, benar. Nak Sharon tidak berdosa, tetapi Zidan itu—"
"Maaf, Dad. Aisha terpaksa memotong ucapan Daddy. Seharusnya Aisha nggak patut membuka aib Zidan di sini, tetapi jika Aisha tutupi maka hal mudarat akan menimpa Aisha sendiri. Sebenarnya ... sebenarnya Zidan itu—"
"Zidan baru bertemu saya semalam di Cruch Night Club Singapore. Saya udah cukup lelah menunggunya sampai tertidur di sofa. Ketika saya terbangun pun, Zidan belum turun juga dari lantai dua. Entah ada berapa wanita yang dia tiduri, saya nggak tahu. Yang jelas kedatangan saya ke sana untuk menagih hutang kepada Zidan yang selalu mangkir selama ini." Sharon memotong ucapan Aisha dan menghela napas berat.
Kemudian lelaki bersurai gondrong itu pun melanjutkan, "Dia bisa membayar banyak wanita malam, tetapi nggak bisa membayar hutang. Ketika saya tagih ke kamar yang dia booking, Zidan malah berkata akan membayarnya setelah menikahi putri Tuan Yusuf. Apa benar Uncle mau membayar hutang Zidan sebesar enam miliar rupiah kepada saya?"
Aisha dan Adam sudah menahan tawanya di seberang Sharon, sedangkan sang CEO berandal itu baru saja mengungkapkan fakta tentang Zidan dengan santainya.
Rama dan Yusuf saling bersitatap, bahkan Shela dan Alana pun sama halnya. Tidak menyangka dengan semua fakta yang dipaparkan oleh Sharon di depan mereka.
"Astaghfirullah ... Zidan. Bagaimana bisa saya kebobolan, seperti ini? Kenapa juga saya tidak tahu-menahu kalau putra Tuan Gaffi sebebas itu pergaulannya. Ya Allah, saya sangat bersyukur karena bisa tahu semua faktanya sebelum lamaran resmi dan pernikahan antara Aisha dan Zidan terjadi. Terima kasih, Nak Sharon," ujar Yusuf dengan hati mencelos. Merasa berdosa kepada putri semata wayangnya.
"Maafkan Daddy, Aisha. Maaf karena Daddy hampir menggiring kamu kepada masalah besar bersama Zidan," ucap Yusuf penuh penyesalan.
Aisha sukses bergetar dan memburam. Ia bangkit dari sofa dan langsung berlutut di hadapan ayahnya. "Aisha yang minta maaf, Dad. Aisha sebenarnya juga udah tahu dari awal tentang Zidan, tetapi Aisha nggak berani ngomong yang sebenarnya sama Daddy dan Mommy. Aisha takut mengecewakan karena bagaimanapun, Aisha udah berjanji akan menuruti permintaan Daddy jika diizinkan mengambil program kedokteran dulu. Tolong maafkan Aisha ...."
Alana sudah menutup mulutnya. Tak percaya jika perjodohan yang ia rencanakan bersama sang suami malah hampir menjerumuskan sang putri kesayangan.
Wanita itu pun meraih tangan Aisha dan menuntun duduk di sofa sebelahnya. Satu pelukan hangat nan erat pun ia berikan.
"Kami yang minta maaf, Nak. Sekarang untuk urusan jodoh kamo serahkan semuanya kepada kamu. Kami tidak akan memaksakan kehendak kami lagi. Bagaimana jawabanmu untuk lamaran Nak Sharon, Sayang? Apa kamu butuh waktu untuk beristikharah terlebih dahulu?" seru Alana seraya memberai pelukannya.
Yusuf sudah mengusap pucuk kepala putrinya penuh sayang dari arah belakang. Seakan-akan ia berkata, "Daddy serahkan semua keputusannya kepadamu, Nak."
Aisha malah menggeleng pelan. "Nggak, Mom, Dad. Sebenarnya ... Aisha dan Sharon sedang berta'aruf dan udah sangat siap untuk menikah. Jadi, Aisha udah punya jawabannya."
Kini, Aisha melirik malu-malu ke arah Sharon di seberangnya.
"Apa jawabannya Dokter Aisha?" Sharon tersenyum sangat tampan, padahal Aisha sudah tidak lagi menatapnya.
"Bismillahirrahmanirrahim, dengan mengharap rida Allah dan restu Daddy Momny, saya ... Aisha Rania Syathir Alvaro binti Yusuf Raid Syathir Alvaro, menerima kamu, Sharon Darendra bin Rama Darendra, sebagai imam saya. Semoga kita bisa meraih keridaan Allah bersama-sama di dalam mahligai rumah tangga kita nantinya. Aamiin ...."
Tatapan Sharon sukses dibuat bergetar oleh perempuan bercadar tersebut. "Aamiin ... Masyaallah, terima kasih banyak, Ay. Terima kasih karena sudah mau menerima saya yang banyak kekurangan ini."
Semua membaca hamdalah dan ikut mendoakan kebaikan untuk keduanya. Di tengah suasana haru itu pun Yusuf berkata kepada putrinya, "Buka cadarmu, Aisha. Biarkan Nak Sharon melihat wajahmu."
To be continued ....
![](https://img.wattpad.com/cover/367629162-288-k821097.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrak Hati CEO Berandal | ✔️ [END]
Novela JuvenilTakdir mempertemukan seorang mahasiswa berandal sekaligus CEO muda nan obsesif pemilik nama Sharon Darendra (21 tahun) dengan seorang dokter cantik bercadar bernama Aisha Rania Syathir Alvaro (25 tahun). Awalnya, Sharon kembali dari Singapore ke Ja...