"Kita tidak perlu tahu bagaimana cara takdir Tuhan bekerja. Tugas kita hanyalah ikhlas menerima dan berdamai dengannya. Itulah puncak bahagia."
—Sharon dan Aisha—
.
.
.
Inilah takdir Zidan. Hancur bersama dendamnya sendiri.
Tidak akan cukup bagi Haekal menumpahkan sakit hatinya. Di mana sekarang ia naik ke atas Zidan dan kembali melayangkan tinju berulang kali hingga tak ada kesempatan bagi Zidan untuk melawan.
Shaka langsung memapah Sharon yang sekarang berada di ujung kesadaran dan membawanya keluar ruangan. Adiknya itu butuh bantuan secepatnya.
"Ini untuk setiap rasa sakit yang istri saya rasakan setiap detiknya, Keparat!" Haekal tidak ada kata puas menghajar Zidan yang sudah hampir hilang kesadaran di tangannya.
"Arghhh!" Haekal berteriak meluapkan semua kesedihan dan kesakitannya saat mengingat Shafa.
Ia mencengkeram kerah baju bruder yang dikenakan Zidan hingga kepala Zidan terangkat ke atas. Dan dengan rahang yang sudah kembali mengeras, Haekal memajukan kepalanya dengan kuat hingga terantuk tepat pada hidung mancung Zidan.
Detik itu juga Zidan terkapar dengan dada Haekal yang naik turun menahan sisi gelap dari dirinya yang ingin sekali melenyapkan Zidan untuk selamanya.
"Haekal!"
Reyyan—ayah kandung si kembar Shaka dan Shafa—berlari masuk ke dalam kamar rawat itu dengan Juno—ayah kandung Zidan—di belakangnya.
"Cukup, Haekal. Sudah cukup pelajaran yang diterima Zidan. Biarkan pihak berwajib yang akan menghukumnya," seru Reyyan.
Pundak Haekal tiba-tiba berguncang. Ia belum bisa melepaskan Zidan. "Shafa menderita karena orang ini, Pak." Suara Haekal bergetar dan terdengar parau di depan mertua sekaligus bosnya itu.
Detik itu juga Reyyan tahu jika Haekal tengah menangis tanpa suara.
Reyyan menepuk pundak gagah menantunya. "Sabar, Haekal. Ingat, masih ada balasan setimpal dari Allah nantinya untuk Zidan. Sudah cukup hukuman dari kita. Jangan mengotori tanganmu lagi. Ayo, lepaskan Zidan," bujuk Reyyan dengan mata berkaca-kaca.
Reyyan tahu apa yang dirasakan menantu sekaligus orang kepercayaannya itu sekarang.
Haekal akhirnya melepas cengkeramannya dan bangkit dari atas tubuh Zidan yang sudah terkulai tidak sadarkan diri.
Juno langsung berjongkok di sisi putranya. Matanya memerah. "Kamu harus menuai apa yang kamu tanam, Nak," ucapnya dengan hati teriris. Merasa gagal menjadi orang tua.
"Pak, tolong bawa dia," titah Reyyan pada beberapa anggota polisi bersenjata lengkap yang baru tiba di sana.
***
Sharon membuka matanya perlahan. Yang pertama ia lihat adalah seorang dokter bercadar dengan kedua netranya yang sembab.
"Ay," panggil Sharon dengan suara lemah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrak Hati CEO Berandal | ✔️ [END]
Fiksi RemajaTakdir mempertemukan seorang mahasiswa berandal sekaligus CEO muda nan obsesif pemilik nama Sharon Darendra (21 tahun) dengan seorang dokter cantik bercadar bernama Aisha Rania Syathir Alvaro (25 tahun). Awalnya, Sharon kembali dari Singapore ke Ja...