"Kita bertemu dengan kalimat hamdalah dan bersatu karena kata sah."
-Sharon Darendra-
.
.
.
Entah sudah berapa lama Sharon terpaku menatap pantulan tubuh tegap nan jangkungnya di depan cermin meja rias. Setelan pengantin pria khas Melayu serba putih gading itu semakin memancarkan aura ketampanannya berkali-kali lipat.Decakan kagum tiba-tiba memendar di belakangnya. Sang CEO berandal pun menoleh cepat. Ia tersenyum kikuk kemudian. "Mami? Mama?"
Dua orang wanita tersayangnya muncul di kamarnya yang berada di lantai dua kediaman megah Aditama, tempat tinggal sepupu sang ibunda yang dahulu juga pernah ditinggali Sharon selama tumbuh besar di Jakarta.
"Putra Mama tampan sekali," Hanna Ayra Aditama, ibunda si kembar Shaka dan Shafa, pun bersuara.
"Sharon selalu tampan, kok, Ma," balas lelaki itu seraya membenarkan posisi kopiah hitamnya.
Shela dan Hanna kompak terkekeh kecil sambil menggelengkan kepala. Seharusnya mereka paham senarsis apa seorang Sharon Darendra.
Shela, ibu kandung Sharon, tiba-tiba memicingkan netranya kala memperhatikan lamat-lamat penampilan putra keduanya itu. "Lho, piercing-nya sudah dibuka?"
Shela menyipitkan netra kala mengitari tubuh tegap putranya tersebut. Surai gondrong itu tampak dikuncir rapi di belakang.
Sharon pun meringis. "Iya, Mi. Biar kelihatan bagus waktu masuk album foto nanti. Nggak lucu kalau anak-anak Sharon nanti menyangka Mommy-nya dulu nikah sama preman," sahutnya.
Shela dan Hanna sampai tidak mampu menahan gelak tawanya. "Ada-ada saja kamu, tetapi ... bisa jadi juga, sih."
Kini, giliran Sharon yang tergelak renyah. Namun, secara tak terduga ia menangkap tetesan bulir bening yang menitik di pipi putih ibunya.
"Mami?" Sharon mencelos dan segera menyeka lembut wajah cantik tak dimakan usia milik ibundanya itu.
Shela langsung meremas tangan kekar sang putra yang masih tersampir pada kedua pipinya.
"Mami tidak menyangka jika hari ini putra Mami akan menikah dan menjadi kepala keluarga kecilnya. Mami sangat bangga dan bahagia, Sha. Kamu benar-benar bisa membuktikan kalau kamu itu sudah dewasa. Kamu lelaki yang bertanggung jawab. Mami percaya kalau kamu bisa menjadi suami yang baik untuk Aisha. Bukan hanya kamu yang beruntung mendapatkan sosok istri, seperti Aisha, tetapi Aisha pasti akan tahu jika dia mendapatkan lelaki yang baik sebagai imamnya. Pesan Mami hanya satu, Sha. Dalam rumah tangga itu yang sangat penting adalah saling percaya dan saling terbuka satu sama lain. Insyaallah ... jika hal itu bisa kamu dan Aisha terapkan maka rumah tangga kalian akan dilimpahi kebahagiaan selamanya. Aamiin ...."
Bibir Sharon pun sukses bergetar. "Iya, Mi. Sha pasti akan ingat baik-baik nasihat dari Mami. Terima kasih banyak udah melahirkan Sha ke dunia sampai akhirnya bisa Allah pertemukan dengan Aisha. Terima kasih, Mi. Dan untuk Mama Hanna, Sharon berterima kasih banyak karena sudah membesarkan Sharon dari bayi sampai dengan usia tujuh belas tahun. Terima kasih banyak, Ma."
Hanna pun tersenyum teduh. Ia langsung mengusap punggung gagah pangeran keduanya setelah Shaka itu dengan penuh afeksi lantas mengangguk pelan. "Semoga kebahagiaan senantiasa melimpahimu dan Nak Aisha."
***
"Saya terima nikah dan kawinnya Aisha Rania Syathir Alvaro binti Yusuf Raid Syathir Alvaro untuk saya dengan mahar satu set perhiasan berlian GIA 1.7 karat dan uang tunai sebesar 170 juta rupiah berikut tujuh lantai resort di Jakarta Selatan dibayar tunai."
![](https://img.wattpad.com/cover/367629162-288-k821097.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrak Hati CEO Berandal | ✔️ [END]
Novela JuvenilTakdir mempertemukan seorang mahasiswa berandal sekaligus CEO muda nan obsesif pemilik nama Sharon Darendra (21 tahun) dengan seorang dokter cantik bercadar bernama Aisha Rania Syathir Alvaro (25 tahun). Awalnya, Sharon kembali dari Singapore ke Ja...