Bagian 2

445 40 0
                                    

"Jeno?!" Ucap seseorang itu dengan ekspresi terkejut.

Jeno hanya mengulas sedikit senyum, "Ada apa nyuruh datang ke sini?"

"Ada yang mau mama obrolin sama kamu, Jen." Balas wanita cantik itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kayanya mama udah bahagia sama keluarga baru mama." Jeno tersenyum sinis.

"Jangan ngomong gitu Jen, bagaimana pun mama tetep merasa ada yang-"

"Langsung ke intinya aja!" Potong Jeno.

"Masuklah dulu! Kita ngobrol di dalem." Tiffany melirik Karina yang hanya terdiam sedari tadi. "Ini pacar kamu ya Jen?"

"Aku cuma-"

Belum selesai Karina menjawab, Jeno langsung menyela. "Itu bukan urusan mama."

Tiffany tersenyum kecut melihat tingkah anak kandungnya yang ia tinggalkan 5 tahun lalu itu demi mengejar pria idamannya.

"Baiklah, ayo kita masuk!" Tiffany mempersilahkan masuk.

❤❤❤

Yeji turun dari bus, "Langitnya mendung banget pasti bentar lagi hujan." Ia mempercepat langkahnya agar segera sampai di rumah sebelum hujan turun.

Sebuah motor sport hitam mengikuti Yeji dari belakang, "Pulang bareng gue yuk?"

Yeji menoleh ke belakang, 'Aish! Cowok buaya ini lagi.'

"Kenapa melamun? Ayo!"

"Gak mau! Lagian rumah gue udah deket." Yeji mempercepat langkahnya.

Wuusshh!

Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, Yeji langsung berlari ke dekat pohon untuk berteduh. Yeonjun pun tak mau kalah, ia segera mengikuti Yeji dengan motornya itu.

"Kenapa lo ngikutin gue?" Yeji memasang wajah kesal.

"Kenapa? Gue juga mau berteduh di sini." Yeonjun memeletkan lidahnya.

"Terserah lo deh!" Yeji menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya karena udara mulai terasa sangat dingin.

"Dingin ya?" Yeonjun membuka jaket yang sedang ia kenakan, "Pake aja jaket gue!"

"Udahlah, berhenti bersikap kaya cowok di drama-drama. geli banget tau!"

Yeonjun terkekeh, "lo itu emang beda sama cewek lain. Dan gue suka."

Blush!

'Aaaa tenang Yeji! Dia emang gitu ke semua cewek.' Batin Yeji.

"Boleh gak kalo gue suka sama lo?" Yeonjun menatap Yeji.

Sebenarnya Yeji gugup ditatap seperti itu, tapi ia berusaha untuk terlihat tenang. "Gak boleh!"

"Tapi gue maksa." Yeonjun menyeringai.

"Bodo amat! Gue pulang duluan." Yeji menerobos hujan lebat, namun baru beberapa langkah ia berbalik dan menatap Yeonjun. "Gue gak suka cowok playboy!" Ia pun segera berlari meninggalkan Yeonjun yang terdiam karena ucapannya.

❤❤❤

Sudah hampir setengah jam Karina berada di taman belakang rumah Tiffany. Jeno dan mamanya itu sedang berbicara serius di dalam rumah, akhirnya Karina lebih memilih untuk menunggu di taman sambil melihat tanaman-tanaman Tiffany yang sangat indah.

"Kamu yakin bukan pacarnya Jeno?"

Karina langsung menoleh, ia terlihat kikuk saat tahu jika yang bertanya adalah Tiffany. "B-bukan tante, Karin temen di kampusnya Jeno."

'Aku calon menantumu tante hehe.' Lanjut Karina dalam hati.

"Tolong jaga Jeno, ya? Sering-seringlah ajak dia ke sini. Dia susah banget buat ketemu tante." Tiffany tersenyum hangat.

Karina sempat bingung, ada apa dengan keluarga Jeno?

Kenapa ibu dan anak terlihat canggung?

Ia ingin sekali tahu semuanya, namun Karina tau diri. Ia tidak berhak bertanya lebih jauh karena itu privasi keluarga Jeno.

Tapi yang bisa Karina simpulkan adalah orang tua Jeno sudah bercerai.

"Tante tenang aja, Karin bakal sering ngajak Jeno ketemu tante." Karina mengacungkan kedua jempolnya.

"Makasih ya cantik." Tiffany memeluk Karina.

"Udah sore, ayo pulang!" Jeno berjalan menghampiri kedua perempuan beda usia itu.

"Tante, Karin pulang dulu. Lain kali Karin bakal ikut Jeno main ke sini lagi." Karina membungkukkan badannya.

Tanpa pamit atau basa-basi, Jeno berjalan terlebih dahulu menuju garasi. Karina mempercepat langkahnya untuk menyusul Jeno.

Karina menahan lengan Jeno, "lo gak pamit dulu sama tante Tiffany?"

"Gak perlu!"

"Tap-"

"Jangan ikut campur urusan keluarga gue!" Bentak Jeno tanpa sadar.

Karina langsung menunduk, "Maaf."

Jeno menarik nafas dalam, ia merasa bersalah sudah membentak Karina yang tidak tau apa-apa. "Cepet naik ke motor! Kalau gak, gue tinggal di sini!"

Karina dengan cepat menaiki motor. "Jeno, gerimis~" Bisik Karina pelan karena takut laki-laki di depannya masih emosi.

Entah kenapa Jeno merasa gemas melihat tingkah Karina lewat kaca spion.

"Hm, lo gak mau minjemin jaket buat gue gitu?" Tanya Karina.

Jeno memutar bola matanya malas, "Harus?"

"Gak juga sih." Karina menggaruk kepalanya yang tak gatal itu.

Jeno segera menyalakan mesin motornya dan melaju dengan kecepatan normal.

Jeno segera menyalakan mesin motornya dan melaju dengan kecepatan normal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


A/n :

Udah ah segitu dulu, biar penasaran... Hihi

Kita pelan-pelan saja oke, nikmati setiap chapter *plak, apadeh ini.

Hope u like gaiseuuuu😘😘😘😘

Jenrina shipper, Yeonji shipper.. Put your hands up!🙋🙌

Dive Into You || Jenrina-Yeonji END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang