Dive Into You || Jenrina-Yeonji END✓

Bagian 11

Sudah 4 hari Yeji dirawat di rumah sakit. Hari ini dokter sudah mengizinkan Yeji untuk pulang karena kondisinya mulai membaik.

"Yeonjun..."

"Ya?" Yeonjun kembali fokus mengemas barang-barang Yeji ke dalam tas.

'Apa gue harus bilang makasih karena dia udah nemenin selama gue dirawat?' Batin Yeji.

Yeonjun mengibaskan tangannya di depan wajah Yeji yang terlihat melamun. "Hey! Are u okay?"

Yeji mengerjap, "kalo lo mau pulang, duluan aja! Karin bakal jemput gue kok."

"Gue bakal anter lo sampai rumah. Lo masih inget kemarin sebelum orang tua lo pergi dinas ke luar kota kan?"

"Iya, mereka nitipin gue ke lo. Tapi-"

Yeonjun langsung menyela, "udahlah! Lagian Karin ada kelas tambahan. Jadi dia baru bisa pulang nanti sore."

"Siapa bilang?"

"Karin tadi nelpon gue." Yeonjun mengulurkan tangannya, "Ayo!"

"Gue bisa jalan sendiri." Yeji turun dari ranjang.

Namun tiba-tiba...

Bruk!

"Aw!" Yeji terduduk di lantai.

Yeonjun segera berjongkok, "Jangan sok kuat! Kaki lo masih sakit."

"Kenapa marahin gue sih?"

"Karena gue peduli." Balas Yeonjun. Ia membantu Yeji berdiri perlahan.

Terlihat Yeji meringis, "Kaki gue sakit buat digerakkin."

"Lo mau gue gendong?"

"Ngomong apa sih lo?!" Yeji menepuk bahu Yeonjun.

Yeonjun terkekeh, "Tunggu bentar, gue mau ngambil kursi roda. Jangan pergi tanpa gue!" Yeonjun mengacak pelan rambut Yeji kemudian sedikit berlari saat keluar dari ruang rawat perempuan tersebut.

'Yeonjun...' Yeji memperhatikan punggung Yeonjun yang mulai menghilang di balik pintu.

❤❤❤

"Hey! Lagi apa nih Karin?"

Karina tersenyum ketika Giselle datang menghampirinya, "gue lagi baca buku. Hari ini ada jam tambahan." Karina mempoutkan bibirnya.

"Oh ya, semalem lo pulang sama Jeno?"

Karina mengangguk, "Iya, kenapa?"

Giselle menunduk, "Karin, sebelumnya gue mau minta maaf sama lo."

"Maaf? Emangnya lo ada salah apa?"

"Hmm...gak seharusnya gue ngomong gini sama lo, tapi lo harus tau Karin." Giselle mulai menatap serius Karina.

"Apa?" Karina mulai gelisah.

"Sebenernya, Jeno itu pacar gue."

Deg~

Karina membelalakkan matanya, ia benar-benar shock saat mendengar pernyataan Giselle meskipun Karina sempat curiga, "lo gak lagi bercanda?"

Giselle menggeleng dengan cepat, "Sebelum masuk kuliah kita udah pacaran, tapi pas itu gue harus sekolah balet di Jepang."

"Terus?" Rasanya kaki Karina sudah lemas.

"Gue terpaksa ninggalin Jeno tanpa pamit karena gue tau dia pasti bakal kecewa dan ngelarang pergi." Giselle menambahkan, "Dan sekarang gue kembali ke Seoul buat balikan sama dia."

"Jadi, sekarang status kalian gimana?" Karina berusaha sekuat tenaga menahan agar tidak menangis.

"Kita gak pernah putus, itu berarti dia masih jadi pacar gue. Tapi sayangnya dia udah berubah sekarang." Giselle menengadah sambil mengipasi matanya.