Dalam keheningan yang menyelimuti ruangan, Adrian duduk di tepi ranjang, wajahnya terlihat pucat dan pikirannya penuh dengan kebingungan dan pertentangan. Dia tahu dia tidak bisa menghindari kewajibannya sebagai suami, meskipun hatinya berteriak menolak untuk melangkah maju.
Putri Isabella, yang berdiri di ujung ranjang dengan ekspresi campuran antara kekhawatiran dan kegugupan, meraih tangan Adrian dengan lembut. "Adrian, aku tahu bahwa situasi ini sulit bagimu, tetapi kita harus menghadapinya bersama-sama."
Adrian menatap Putri Isabella dengan mata yang kosong, pikirannya terasa kosong dan hampa. Dia tahu dia harus bertindak, tetapi bagian terdalam dari dirinya menolak untuk melangkah maju.
Dengan gemetar, dia meraih tangan Putri Isabella dan mencoba menyatukan dirinya dengan keadaan saat ini. Namun, saat bibir mereka bertemu dalam ciuman yang tidak bermakna, hati Adrian terasa hampa dan terputus dari dirinya sendiri.
Di dalam hatinya, dia hanya bisa memikirkan Lysandra, wanita yang sebenarnya dia cintai. Setiap sentuhan dengan Putri Isabella menyakitinya lebih dalam, mengingatkannya pada keputusannya yang sulit dan kesakitan yang dia hadapi.
Sementara itu, di tempat yang terpencil di dalam hutan, Lysandra duduk sendirian di kamarnya, hatinya dipenuhi oleh kesedihan dan kesepian. Dia merasa terasing dari dunia luar, tidak bisa menyembunyikan perasaan kehilangannya yang mendalam.
"Dia seharusnya di sini bersamaku," gumamnya dengan suara gemetar. "Dia adalah cinta sejatiku, dan sekarang dia dipaksa menikahi orang lain."
Dalam kesendirian yang menyelimuti dirinya, Lysandra terus merenungkan nasibnya yang tak terduga. Dia merasa terjebak dalam situasi yang sulit, di antara cinta yang sejati dan kewajiban yang mengikatnya.
Kembali di istana, Adrian terus berjuang dengan pertarungan batin yang dalam. Meskipun dia mencoba untuk menyatukan dirinya dengan situasinya, bagian terdalam dari dirinya menolak untuk menerima keadaan yang baru.
Saat dia melanjutkan kewajibannya sebagai suami, setiap sentuhan dengan Putri Isabella hanya membuatnya semakin terpukul dan terluka. Dia tahu bahwa dia harus menemukan cara untuk mengatasi konflik ini dengan baik, tetapi dia juga yakin bahwa dia harus menghadapi tantangan yang besar di depannya.
Sementara itu, Lysandra terus merenungkan masa depannya yang tidak pasti. Dia tahu bahwa dia harus mencari cara untuk membebaskan dirinya dari situasi yang membingungkan ini, tetapi dia juga yakin bahwa dia harus menemukan kekuatan dalam dirinya sendiri untuk melangkah maju.
Ketika malam menjelang, kedua hati yang terpisah oleh keadaan yang tidak terduga itu terus berjuang dengan pertarungan batin mereka masing-masing.
Tbc.