Di dalam kamarnya yang tenang di istana yang terpencil di dalam hutan, Lysandra terbaring di atas ranjangnya yang lembut, merenung dalam keheningan yang menyelimuti malam. Hatinya dipenuhi dengan rasa cemas dan ketidakpastian, karena bulan-bulan telah berlalu tanpa kehadiran Adrian di sisinya.
Dalam kegelapan yang menyelimuti kamarnya, Lysandra merenung tentang masa depan yang tak pasti. Dia merasa sendirian dan terasing, terpisah dari cinta yang selalu memenuhi hidupnya sebelumnya.
Tetapi di tengah-tengah ketidakpastian itu, sebuah pikiran tiba-tiba muncul dalam pikirannya, seperti kilatan cahaya yang membelah kegelapan. Itu adalah mimpi, sebuah visi yang membawanya ke dalam dunia yang dipenuhi dengan misteri dan harapan.
Dalam mimpinya, Lysandra melihat dirinya berdiri di bawah cahaya bulan merah yang menyilaukan. Dia merasa getaran energi yang memenuhi udara di sekitarnya, merasakan kehadiran kekuatan yang tak terlihat di sekitarnya.
Kemudian, dalam kejernihan yang tak terbayangkan, sebuah suara lembut mulai memenuhi telinganya, mengungkapkan rahasia kuno yang selama ini tersembunyi.
"Anakku," bisikan suara itu, "kau adalah kunci dari nasibmu sendiri. Jika kau bisa melahirkan bayi laki-laki di malam bulan merah, kutukan yang telah menghantui keluargamu akan sirna untuk selamanya."
Lysandra terdiam, hatinya dipenuhi dengan keajaiban dan kebingungan. Dia tidak pernah mendengar tentang kemungkinan ini sebelumnya, tetapi sekarang, di dalam mimpinya, rasanya begitu nyata dan menjanjikan.
Namun, dengan harapan yang tumbuh di dalam dirinya, juga ada ketidakpastian yang menyelimuti pikirannya. Dia tahu bahwa bulan-bulan telah berlalu tanpa kehadiran Adrian di sisinya, dan dia tidak yakin apakah dia akan datang tepat waktu untuk melahirkan bayi mereka.
Dalam kebingungannya, Lysandra merenung tentang kemungkinan terburuk. Tetapi kemudian, dengan tekad yang menguat di dalam dirinya, dia bersumpah untuk mencapai tujuannya, bahkan jika itu berarti menghadapi tantangan yang luar biasa.
Di dalam keheningan malam, Lysandra berbicara dengan dirinya sendiri, menciptakan sebuah monolog yang penuh dengan keteguhan dan keberanian.
"Lysandra," katanya pada dirinya sendiri, "kau adalah wanita yang kuat dan berani. Meskipun jalan di depanmu penuh dengan rintangan dan ketidakpastian, kau harus tetap tegar dan bertahan. Kau akan melakukan segalanya yang mungkin untuk melindungi bayi ini dan mengakhiri kutukan yang telah menghantui keluargamu selama generasi."
Dalam keheningan malam, Lysandra terus merenungkan makna dari mimpi yang menghantuinya. Setiap detik, setiap nafasnya terasa dipenuhi oleh getaran kehidupan yang baru.
Namun, di balik harapan yang tumbuh di dalamnya, tetap ada keraguan yang mengganggu pikirannya. Dia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa bulan-bulan telah berlalu tanpa kehadiran Adrian di sisinya. Pertanyaan-pertanyaan merayap di dalam pikirannya: Apakah Adrian akan kembali tepat waktu? Apakah dia akan bersedia membantunya mencapai tujuan yang baru ditemukan ini?
Dalam kegelisahannya, Lysandra berbicara dengan dirinya sendiri, mencoba mencari jawaban dari kebimbangannya yang merajalela.
"Adrian," gumamnya pada dirinya sendiri, "jika kamu mendengar panggilan hatiku, aku berharap kau akan datang. Tidak ada yang lebih kuinginkan selain hadirmu di sampingku, di saat-saat yang penuh dengan ketidakpastian dan harapan ini."
Namun, meskipun keraguan dan kecemasannya merayap di dalam pikirannya, Lysandra juga merasakan kekuatan yang tumbuh di dalam dirinya. Dia merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri, sebuah kekuatan yang memandunya melalui kegelapan dan kesulitan.
Dengan tekad yang menguat di dalam dirinya, Lysandra bersumpah untuk mengikuti jalan yang telah terbentang di depannya, bahkan jika itu berarti melangkah sendirian. Dia tahu bahwa di dalam keheningan malam, dia tidak pernah benar-benar sendirian; ada kekuatan yang tak terlihat yang selalu menuntunnya, membimbing langkahnya melalui kegelapan.
Dengan langkah-langkah yang mantap, Lysandra merangkak keluar dari tempat tidurnya yang nyaman, siap untuk menghadapi apa pun yang akan datang. Di dalam hatinya, api harapan terus berkobar, memandunya melalui malam yang gelap menuju cahaya yang memancar di cakrawala.
Dan di tengah-tengah keheningan malam, dia berdoa agar Adrian mendengar panggilannya, agar mereka bisa bersama-sama menghadapi masa depan yang tidak pasti namun penuh dengan harapan.
Tbc.