Suatu malam, Lysandra memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar istana, mencari kedamaian di bawah cahaya bulan yang tenang. Namun, ketika dia melewati lorong yang sepi, suara yang tidak biasa menarik perhatiannya. Dia melihat sebuah siluet gelap di kejauhan, dan rasa ingin tahu membuatnya mendekat.
Ketika dia mendekat, dia melihat Adrian dan Putri Isabella tengah berdiri berdua, terlihat seperti mereka sedang terlibat dalam percakapan yang serius. Hatinya berdebar keras saat dia memperhatikan interaksi mereka, namun sesuatu yang aneh terjadi di dalam hatinya.
"Dia sedang apa dengan Putri Isabella di tengah malam seperti ini?" batin Lysandra, merasa hatinya terasa sakit oleh perasaan cemburu yang tiba-tiba muncul.
Dia memilih untuk tetap bersembunyi di balik tembok, menyaksikan dengan cemas setiap gerakan Adrian dan Putri Isabella. Namun, tanpa diketahui Lysandra, apa yang dia lihat hanyalah sebagian kecil dari gambaran yang sebenarnya.
"Putri Isabella, aku harus bicara padamu," ucap Adrian dengan suara tegang, ekspresinya mencerminkan ketidaknyamanan yang jelas.
Putri Isabella menatap Adrian dengan ekspresi yang tidak menentu. "Apa yang ingin kamu bicarakan, Pangeran Adrian?"
Adrian menarik nafas dalam-dalam sebelum dia melanjutkan. "Aku merasa bahwa kita tidak bisa melanjutkan seperti ini. Hubungan kita tidak bisa berlanjut, Putri Isabella. Aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri."
Putri Isabella terdiam sejenak, ekspresinya mencerminkan kekecewaan dan ketidakpercayaan. "Apa maksudmu, Pangeran Adrian? Apakah kamu mencoba mengakhiri hubungan kita?"
Adrian menggeleng dengan lembut. "Aku tidak tahu apa yang harus kita lakukan, tetapi aku tahu bahwa kita tidak bisa berpura-pura lagi. Aku harus berbicara dengan ayahku tentang situasi ini."
Sementara itu, Lysandra terdiam di balik tembok, hatinya dipenuhi dengan kebingungan dan kecemasan. Dia tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi di antara Adrian dan Putri Isabella, tetapi dia merasa bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi.
Ketika Adrian dan Putri Isabella berpisah, Lysandra memilih untuk berlari menjauh dari tempat itu, hatinya terasa hancur oleh perasaan cemburu dan kekhawatiran. Dia tidak bisa memahami mengapa Adrian begitu dekat dengan Putri Isabella, dan rasa sakitnya semakin dalam ketika dia membayangkan kemungkinan terburuk.
Sementara itu, Adrian merasa tertekan oleh situasi yang rumit ini. Dia tahu bahwa dia harus berbicara dengan ayahnya tentang keputusannya untuk mengakhiri hubungannya dengan Putri Isabella, tetapi dia juga merasa khawatir tentang bagaimana hal itu akan memengaruhi hubungannya dengan Lysandra.
Ketika dia bertemu dengan Lysandra di istana, dia bisa melihat kecemasan yang menghantui wajahnya. "Lysandra, ada sesuatu yang harus kita bicarakan," katanya dengan suara yang terdengar penuh dengan ketidakpastian.
Lysandra menatap Adrian dengan tatapan yang penuh dengan kebingungan. "Apa yang terjadi, Adrian? Kenapa kamu terlihat begitu tegang?"
Adrian menggenggam tangan Lysandra dengan lembut. "Lysandra, aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya, tetapi aku harus berbicara dengan ayahku tentang Putri Isabella. Aku tidak bisa lagi berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja antara kami."
Lysandra merasa hatinya hancur mendengar kata-kata Adrian. Dia merasa bahwa dia harus mencari cara untuk mendukungnya dalam situasi yang sulit ini, tetapi dia juga merasa tertekan oleh rasa cemburunya terhadap Putri Isabella.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Bonds
خيال (فانتازيا)Jiwa yang terikat oleh takdir dan kutukan misterius.