Konflik antara Adrian, Lysandra, dan Raja Adalric semakin rumit dengan kehadiran Putri Isabella, yang sebenarnya adalah Elena, pemimpin kelompok pemberontak yang membantu mereka melawan Lord Varen. Keberadaan Elena sebagai calon pengantin Adrian telah menambah lapisan kompleksitas pada situasi yang sudah rumit.
Suatu hari, ketika Lysandra sedang berjalan-jalan di taman istana, dia secara tidak sengaja bertemu dengan Putri Isabella. Dia merasa terkejut melihat wajah Putri Isabella yang cantik, tetapi ada ketidaknyamanan yang tak terungkap di dalam dirinya.
"Maafkan saya, Putri Isabella," ucap Lysandra dengan sopan, "tetapi saya harus bertanya-tanya tentang perasaan Anda terhadap pernikahan yang akan datang dengan Pangeran Adrian."
Putri Isabella menatap Lysandra dengan senyum yang ramah, tetapi Lysandra bisa melihat kilatan ketidakpastian di matanya. "Saya sangat menghormati Pangeran Adrian dan merasa senang dengan pernikahan ini. Ini adalah kesempatan untuk memperkuat aliansi antara dua kerajaan."
Lysandra merasa ragu dengan jawaban Putri Isabella. Dia tahu bahwa Elena memiliki perasaan yang dalam untuk Adrian, tetapi dia tidak yakin apa yang harus dia lakukan dengan informasi tersebut. Dia merasa bahwa dia harus mempercayai Adrian untuk membuat keputusan terbaik bagi dirinya sendiri, tetapi hatinya tidak bisa menahan rasa cemburu dan kecemasan.
Sementara itu, Adrian juga merasa terjebak dalam situasi yang sulit. Meskipun dia tahu bahwa dia tidak bisa menikahi seseorang yang tidak dia cintai, dia juga merasa tertekan oleh keputusan ayahnya untuk menjodohkannya dengan Putri Isabella. Dia merasa bahwa dia harus menghormati keputusan ayahnya, tetapi hatinya tidak bisa mengabaikan perasaannya terhadap Lysandra.
Suatu malam, ketika Adrian bertemu dengan Raja Adalric untuk membahas pernikahan mereka yang akan datang, dia merasa tegang dan cemas. Dia tahu bahwa dia harus menemukan cara untuk mengungkapkan perasaannya kepada ayahnya, tetapi dia juga tahu bahwa itu tidak akan mudah.
"Ayah," ucap Adrian dengan suara yang gemetar, "saya harus berbicara padamu tentang pernikahan kami dengan Putri Isabella. Saya tidak yakin apakah saya bisa melaksanakannya, karena saya merasa bahwa hati saya sudah dimiliki oleh orang lain."
Raja Adalric menatap Adrian dengan ekspresi yang sulit dibaca. "Pangeran Adrian, pernikahanmu dengan Putri Isabella adalah untuk kepentingan kerajaan. Kamu harus mengorbankan perasaan pribadimu demi kepentingan yang lebih besar."
Adrian merasa putus asa mendengar jawaban ayahnya. Dia merasa bahwa dia tidak bisa mengabaikan perasaannya terhadap Lysandra, tetapi dia juga tidak bisa menentang keputusan ayahnya tanpa menghadapi konsekuensi yang serius.
Sementara itu, Lysandra merasa semakin terjebak dalam kebingungan dan ketidakpastian. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan perasaannya terhadap Adrian, terutama setelah mengetahui bahwa Elena adalah Putri Isabella yang sebenarnya.
Ketika mereka bertemu di taman istana pada suatu pagi, suasana hati mereka tegang dan terpisah. Mereka saling pandang, tetapi tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan perasaan mereka.
"Adrian," ucap Lysandra dengan lembut, "aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dalam situasi ini. Aku merasa terjebak antara perasaanku terhadapmu dan kenyataan bahwa kamu dijodohkan dengan Putri Isabella."
Adrian mengangguk, ekspresinya mencerminkan kebingungan dan ketidakpastian. "Aku juga merasa terjebak, Lysandra. Aku tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan konflik ini tanpa merusak hubungan dengan ayahku."
Mereka berdua merasa terjebak dalam kebingungan dan ketidakpastian, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan untuk menyelesaikan konflik ini dengan baik. Mereka tahu bahwa mereka harus menemukan cara untuk mengatasi perasaan mereka satu sama lain, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka harus menghadapi tantangan yang besar di depan mereka.
Tbc.