Dalam keheningan gua yang sunyi, Lysandra dan Adrian merasa ketegangan di udara. Mereka tahu bahwa mereka harus membuat keputusan yang sulit tentang langkah selanjutnya. Apakah mereka akan melanjutkan perjalanan mereka menuju Istana Everglade atau mencari tempat persembunyian yang lebih aman?
Adrian memandang Lysandra dengan penuh kekhawatiran. "Lysandra, aku tidak yakin apakah kita aman jika kita melanjutkan perjalanan menuju istana. Lord Varen mungkin telah mengirim pasukan untuk mengawasi setiap jalan keluar."
Lysandra mengangguk, merenungkan kata-kata Adrian dengan serius. "Kau benar, Adrian. Kita harus mempertimbangkan setiap kemungkinan dengan hati-hati sebelum kita membuat keputusan."
Mereka berdua merenung sejenak, mencari solusi terbaik untuk situasi mereka yang sulit. Mereka tahu bahwa keputusan yang mereka ambil akan memiliki dampak besar bagi nasib kerajaan mereka.
Tiba-tiba, sebuah ide muncul di benak Lysandra. "Apa jika kita mencari bantuan dari pasukan pemberontak yang menentang Lord Varen? Mereka mungkin memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan pasukan Lord Varen."
Adrian mengangguk, melihat potensi dalam ide Lysandra. "Itu bisa menjadi solusi yang baik, tetapi kita harus hati-hati. Mereka mungkin tidak mau membantu kita tanpa imbalan yang setimpal."
Dengan tekad yang baru, mereka berdua membuat keputusan untuk mencari bantuan dari pasukan pemberontak. Mereka merencanakan perjalanan mereka dengan hati-hati, memilih rute yang paling aman dan mempersiapkan diri untuk menghadapi segala kemungkinan.
Saat mereka meninggalkan gua yang tersembunyi, mereka merasakan perasaan haru dan keberanian yang mengalir di dalam diri mereka. Meskipun mereka tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, mereka berdua yakin bahwa mereka akan mengatasi segala rintangan dengan bersatu.
Mereka berjalan melalui hutan yang sunyi, menyusuri jalan setapak yang terbentang di antara pepohonan yang rimbun. Cahaya rembulan menyinari langkah mereka, memberikan sedikit cahaya di antara bayang-bayang yang menakutkan.
Tiba-tiba, mereka mendengar suara langkah kaki yang mendekati. Mereka berdua berhenti dan bersembunyi di balik pepohonan yang rimbun, memperhatikan dengan hati-hati.
Namun, kali ini, bukan Lord Varen yang muncul, melainkan seorang wanita muda dengan pakaian yang sederhana dan wajah yang penuh dengan kedamaian.
Wanita itu mendekati mereka dengan langkah mantap, senyum lembut terukir di wajahnya. "Maafkan aku karena mengganggu kalian," katanya dengan suara yang hangat. "Namaku Elena, aku adalah pemimpin dari kelompok pemberontak yang menentang Lord Varen."
Lysandra dan Adrian saling pandang, terkejut dengan kemunculan Elena. Namun, mereka juga merasa lega bahwa mereka akhirnya menemukan sekutu yang mungkin bisa membantu mereka melawan Lord Varen.
Elena melanjutkan, "Kami telah mendengar tentang perjuangan kalian melawan Lord Varen, dan kami ingin membantu kalian dalam melawan tirani yang mengancam kedamaian kerajaan kita."
Lysandra dan Adrian merasa haru dan bersyukur. Mereka tahu bahwa dengan bantuan dari kelompok pemberontak, mereka memiliki kesempatan lebih besar untuk mengalahkan Lord Varen dan mengembalikan kedamaian ke kerajaan mereka.
Dengan hati penuh harapan, mereka bertiga duduk bersama di depan api unggun kecil, merencanakan strategi untuk mengalahkan Lord Varen dan pasukannya. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh dengan tantangan, tetapi mereka juga tahu bahwa bersama-sama, mereka bisa mengatasi segalanya.
Saat malam semakin larut, mereka berdua beristirahat sejenak, merasakan ketenangan yang telah lama mereka rindukan setelah melalui begitu banyak peristiwa yang mengguncang. Mereka tahu bahwa esok hari akan menjadi hari yang penuh dengan tantangan, tetapi mereka juga tahu bahwa bersama-sama, mereka akan melaluinya.
Di bawah rembulan yang bersinar terang, mereka merasa bahwa mereka telah menemukan harapan baru dalam perjuangan mereka. Mereka tahu bahwa bersama-sama, mereka bisa mengalahkan Lord Varen dan mengembalikan kedamaian ke kerajaan mereka.
Tbc.