Di dalam gelapnya malam, ketika bayangan-bayangan menyelinap di sepanjang lorong istana, Putri Isabella melangkah dengan hati-hati, menyelinap menuju kamar Lysandra dan Adrian. Dia merencanakan untuk menggunakan sihir kuno yang dimilikinya untuk menciptakan kekacauan di dalam istana, mengacaukan kehidupan mereka sebagaimana kehidupannya telah diacaukan.
Namun, ketika dia mencapai pintu kamar mereka, dia merasakan sesuatu yang ganjil. Kekuatan sihir yang tak dikenal mengelilingi tempat itu, memberinya peringatan bahwa dia tidak sendirian. Dengan hati-hati, dia memutuskan untuk tetap maju, meyakinkan dirinya bahwa dia adalah yang lebih kuat.
Namun, sebelum dia bisa menyelesaikan mantra sihirnya, Lysandra muncul di ambang pintu, diikuti oleh Adrian yang tegar di belakangnya. "Jadi ini rencanamu, Isabella?" tanya Lysandra dengan suara yang tenang namun penuh dengan keberanian.
Putri Isabella terkejut melihat Lysandra dan Adrian di sana, menyadari bahwa rencananya telah terungkap. "Kamu tidak bisa menghalangi aku!" serunya, mencoba menempa maju dengan sihirnya.
Namun, dengan kekuatan sihir yang telah dikembalikan, Lysandra dengan mudah menghentikan mantra Putri Isabella. "Kamu sudah kalah, Isabella," ucapnya dengan suara yang penuh dengan keberanian, "kebaikan akan selalu mengalahkan kejahatan."
Adrian menatap Putri Isabella dengan tatapan yang penuh dengan penyesalan. "Kamu telah melakukan kesalahan besar, Isabella," katanya dengan suara yang rendah, "tapi mungkin masih ada kesempatan untuk memperbaikinya."
Putri Isabella merasa terjatuh, menyadari bahwa dia telah gagal dalam upayanya untuk membalas dendam. Dengan hati yang hancur dan langkah-langkah yang terhenti, dia menyerah pada kekalahan dan membiarkan dirinya ditangkap oleh pasukan istana.
Di hadapan pengadilan yang dipimpin oleh Raja Adalric, Putri Isabella didakwa atas tindakannya yang gelap dan jahat terhadap keluarga kerajaan. Dengan wajah yang dipenuhi dengan kekecewaan dan penyesalan, dia duduk dengan angkuh di kursi terdakwa, menunggu keputusan takdirnya.
Raja Adalric, duduk di atas singgasana dengan sikap yang tegas namun penuh dengan belas kasihan, menatap Putri Isabella dengan tajam. "Putri Isabella," ucapnya dengan suara yang berat, "kamu telah melanggar hukum kerajaan dan mengancam perdamaian keluarga kami. Tidak ada tempat bagi kejahatan di dalam kerajaan kami."
Putri Isabella menatap Raja dengan tatapan yang tak berkedip, tetapi dalam hatinya dia tahu bahwa dia telah kalah. "Saya menerima hukuman yang akan Anda berikan," jawabnya dengan suara yang dingin, tetapi penuh dengan penyesalan.
Raja Adalric mengangguk, meneguhkan keputusannya. "Atas tindakanmu yang gelap, kamu akan diasingkan ke dalam hutan yang terpencil, di mana kamu harus hidup sendiri, tanpa dukungan atau bantuan dari siapapun."
Putri Isabella menelan ludah, menyadari bahwa dia harus menghadapi akibat dari tindakannya. "Saya akan menerima hukuman saya dengan lapang dada," ucapnya dengan suara yang lemah, "saya tahu bahwa saya telah melakukan kesalahan yang tidak termaafkan."
Dengan penghakiman yang ditegakkan dan keadilan yang terpenuhi, Putri Isabella diangkut ke dalam hutan yang terpencil, di mana dia harus menghadapi masa depannya sendirian.
****
Di tengah-tengah keheningan malam, ketika bulan penuh menerangi langit dengan cahayanya yang tenang, Adrian dan Lysandra berdiri di atas balkon istana, bersatu dalam cinta mereka yang mendalam. Mereka merasakan kehadiran satu sama lain dengan kehangatan yang mengalir di antara mereka, mengingat perjalanan panjang yang telah mereka lalui bersama.
"Lysandra," bisik Adrian dengan suara yang lembut, matanya penuh dengan kekaguman dan cinta, "kamu telah membawa cahaya ke dalam hidupku. Aku tidak pernah bisa berterima kasih cukup untuk semua yang kamu berikan padaku."
Lysandra tersenyum lembut, merasa cinta dan kebahagiaan memenuhi hatinya. "Dan kamu, Adrian," ucapnya dengan suara yang penuh dengan kelembutan, "telah menjadi sumber kekuatan dan keberanian bagiku. Aku bersyukur memiliki kamu di sampingku."
Mereka saling memandang dengan tatapan yang penuh dengan kerinduan dan harapan, menyadari bahwa mereka telah menemukan rumah mereka satu sama lain di dalam pelukan cinta mereka. Dalam keheningan malam yang sunyi, mereka merasakan kekuatan cinta yang tak tergoyahkan, memandu mereka melalui setiap rintangan dan cobaan yang telah mereka hadapi.
Tiba-tiba, tanpa kata-kata yang perlu diucapkan, Adrian menarik Lysandra ke dalam dekapannya dengan lembut, membiarkan cinta mereka memenuhi ruang antara mereka. Mereka saling memeluk dengan erat, merasakan detak jantung satu sama lain yang berdenyut seirama, menandakan bahwa mereka adalah satu kesatuan yang utuh.
Dan di bawah cahaya bulan yang penuh, di atas balkon istana yang megah, Adrian dan Lysandra menciptakan momen yang penuh dengan kehangatan dan cinta. Dalam pelukan satu sama lain, mereka tahu bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka, bahwa cinta mereka akan terus bersinar terang, bahkan di tengah kegelapan yang paling dalam sekalipun.
Dalam ciuman hangat yang penuh dengan kelembutan dan kelembutan, Adrian dan Lysandra merayakan kemenangan mereka atas segala rintangan, dan bersatu dalam kebahagiaan yang abadi. Dan di dalam keheningan malam yang sunyi, mereka bersumpah untuk selalu bersama-sama, untuk selamanya menjadi satu dalam cinta yang tak tergoyahkan.
-TAMAT-